Follow Us

Ingin Terlihat Beda, Penampilan Jokowi dengan Baju Adat di Sidang Tahunan MPR Jadi Sorotan, Ahli: Kok Menakutkan...

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Jumat, 14 Agustus 2020 | 18:25
Presiden Joko Widodo memilih menggunakan pakaian adat Sabu, Nusa Tenggara Timur, pada sidang tahunan yang digelar di tengah pandemi Covid-19 kali ini.
ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY

Presiden Joko Widodo memilih menggunakan pakaian adat Sabu, Nusa Tenggara Timur, pada sidang tahunan yang digelar di tengah pandemi Covid-19 kali ini.

Selain itu, perlu ditelusuri lebih lanjut pula apakah struktur busananya sudah sesuai pakem atau tidak, apakah boleh ada penambahan elemen lain, dan lain sebagainya.

"Apalagi kalau ditelusuri lebih jauh, ini pidato kenegaraannya mengenai apa? Kenapa suku itu yang dipilih?

Adakah keterkaitan antara hitam dengan emas? Dengan motif flora yang lebih menonjol?

Dengan penataan seperti itu, yang dominan adalah silang di dada yang didiagonalkan? Itu perlu penelusuran lebih jauh," kata Suciati.

Baca Juga: Teruskan Tradisi Unik dalam Pemberian Nama Cucu Jokowi, Begini Arti Panembahan Al Nahyan Nasution, Berasal dari 3 Bahasa Ini

Sesuai pakem adat Mengapa penggunaan busana adat idealnya mengikuti pakem?

Suciati menjelaskan, ada sebuah sistem penandaan yang mengandung makna, mulai dari pemilihan tekstur kain, warna, motif, model, hingga padu padan kelengkapan dan warna.

Selain itu, busana adat tersebut juga digunakan oleh pimpinan tertinggi negara dalam sebuah acara kenegaraan.

"Kecuali kalau pakaiannya untuk kita-kita saja. Kalau untuk negarawan pada akhirnya itu memberikan signified dan signifier (petanda dan penanda) yang berbeda, karena busananya dipakai oleh tokoh," ungkapnya.

Untuk itulah, penelusuran lebih jauh mengenai pakem busana adat Suku Sabu perlu dilakukan.

Baca Juga: Mau Terima Bansos Rp 600 Ribu Tiap Bulan? Ternyata Karyawan Swasta Harus Terdaftar di Sini

"Kalau memang pakemnya, apapun kesannya, mau menakutkan, menceriakan, kalau memang pakemnya begitu, ya sebagai masyarakat kita hanya bisa menangkap kesan saja."

Editor : Fotokita

Latest