Seiring dengan runtuhnya Kesultanan Utsmani dan lahirnya Republik Sekuler Turki di bawah kepemimpinan Mustafa Kemal Atarturk, status dari bangunan dengan kubah yang ikonik ini pun dua kali berubah.
Mulai dari ditutup untuk umum dari tahun 1931 hingga 1935, hingga kemudian diubah statusnya, beberapa menyebutnya 'disekulerkan', menjadi museum.
Setelah ini, Hagia Sofia kemudian beralih status menjadi warisan dunia sebagai harmoni peradaban dunia.
Ya, bagi para pejalan destinasi kerap menorehkan memori khusus dalam benak. Hagia Sophia telah menggoreskan kesan yang teramat mendalam.

bagian dalam dari Hagia Sophia, salah satu destinasi andalan Turki. Sejak 1935 hingga kini, Pemerintah Turki menjadikan Hagia Sophia sebagai museum.
Kubah megahnya menjadi tonggak sejarah arsitektur dunia, bangunan ini terus menunjukkan keanggunan dan kesuciannya pada masa yang telah ia lewati.
Di dalam satu kubah inilah kita dapat merasakan dan mempelajari dua kebudayaan yang melekat pada bangsa Turki hari ini, budaya yang di turun temurunkan sejak era Ottoman dan juga Byzantium.
Ornamen gereja pada satu sisinya, dan ornamen lain yang berbentuk kaligrafi kental bernapaskan Islam.
Namun, kini status Hagia Sophia kembali berubah.
Pengadilan Turki membatalkan sebuah keputusan pemerintah tahun 1934 yang mengubah Hagia Sophia di Istanbul menjadi museum pada Jumat (10/7/2020).
Keputusan ini akan membuka jalan bagi konversi pembangunan kembali ke masjid meskipun ada peringatan internasional terhadap tindakan tersebut.