Follow Us

Sempat Bantah Mati-matian Penelitian Ilmuwan, WHO Akhirnya Akui Adanya Penyebaran Virus Corona Covid-19 Lewat Udara, Lantas Apa Dampaknya?

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Kamis, 09 Juli 2020 | 08:29
Ilustrasi virus corona di udara
Duux

Ilustrasi virus corona di udara

Hal ini terutama terjadi di ruangan dengan ventilasi buruk, konsekuensi penularan besar.

Baca Juga: Pariwisata Indonesia Terpuruk Gegara Covid-19, Tempat Wisata Kondang Ini Malah Terima Penghargaan Dunia, Begini Kronologinya

WHO telah lama berpendapat bahwa SARS-CoV-2 hanya disebarkan lewat droplet atau percikan pernapasan yang keluar saat seseorang batuk atau bersin.

Namun dalam surat terbuka untuk WHO, ratusan ilmuwan ini memaparkan sejumlah bukti yang menunjukkan bahwa partikel yang lebih kecil dan ada di udara dapat menginfeksi manusia.

Para peneliti berencana menerbitkan surat terbuka mereka dalam jurnal ilmiah minggu depan.

Baca Juga: Bak Pahlawan Sejati, Begini Detik-detik Suami Peluk Istri yang Hamil 7 Bulan Saat Ditodong Senjata Api Oleh Begal, Akhirnya Terpaksa Pulang Jalan Kaki

Menggunakan masker adalah salah satu protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona.
pexels.com

Menggunakan masker adalah salah satu protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona.

Bahkan dalam pembaruan virus corona SARS-CoV-2 yang dirilis 29 Juni, WHO mengatakan bahwa penularan virus melalui udara hanya mungkin terjadi dalam prosedur medis yang menghasilkan aerosol atau tetesan yang lebih kecil dari 5 mikron.

Satu mikron sama dengan sepersejuta meter. Sementara pedoman pengendalian infeksi dari WHO, sejak sebelum dan selama pandemi ini, mencuci tangan dengan sabun merupakan strategi pendegahan utama Covid-19.

Baca Juga: Baru Beberapa Hari Nikmati Malam Pertama, Pasangan Mempelai dengan Mas Kawin Sandal Jepit dan Air Putih Malah Apes Dapat Nyinyir Diejek Cari Sensasi

Benedetta Allegranzi, pimpinan teknis WHO untuk pengendalian infeksi mengatakan bahwa bukti virus menyebar melalui udara tidak meyakinkan.

"Dalam beberapa bulan terakhir, kami telah menyatakan beberapa kali bahwa kami menganggap transmisi melalui udara itu mungkin. Tapi, hal ini tidak didukung oleh bukti kuat dan jelas. Ada perdebatan kuat tentang hal ini," kata Allegranzi seperti diwartakan New York Times, Sabtu (4/6/2020).

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Latest