Follow Us

Mantan Keuangan Ini Prediksi Ekonomi Bakal Segera Masuk ke Titik Nadir, Tapi Dua Paranormal Itu Malah Ramal Indonesia Akan Berjaya Setelah Wabah Berakhir

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Kamis, 16 April 2020 | 20:04
Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien suspect Covid-19 di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat, Kamis 26032020.
Kompas Garry Lotulung

Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien suspect Covid-19 di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat, Kamis 26032020.

Ini disebabkan aktivitas konsumsi sebagai penyumbang PDB terbanyak dalam tren melemah, begitu pula dengan investasi, khususnya investasi portofolio.

Baca Juga: Kabar Baik, Jumlah Pasien Sembuh dari Covid-19 Kembali Melonjak. Tapi, Mbak You Malah Ingatkan Kita Buat Siapkan Tungku Kayu Bakar...

Dokter ini terus tangani pasien postif covid-19 meskipun sedang hamil tua
Kolase Facebook dan The Leaders Online

Dokter ini terus tangani pasien postif covid-19 meskipun sedang hamil tua

Apalagi, periode tersebut merupakan momentum high season yakni adanya Ramadan dan Idul Fitri di mana konsumsi rumah tangga paling tinggi di periode tersebut.

“Kemarin baru mulai Maret jadi dua bulan pertama belum, triwulan II-2020 Indonesia baru akan masuk ke resesi,” kata Chatib Basri dalam dialog yang digelar secara online, Rabu (15/4) melansir dari Kontan.

Hal ini ditandai dengan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) lantaran banyak perusahaan yang tidak bisa membayar kredit perbankan beserta bunganya, sehingga efisiensi tenaga kerja menjadi jalan terakhir yang mau tidak mau dilakukan.

Chatib Basri menyampaikan perekonomian akan terus berada dalam situasi sulit selama vaksin corona virus disease 2019 (Covid-19) belum ditemukan.

Baca Juga: Kabar Baik Datang dari Surabaya, Jumlah Pasien Sembuh Covid-19 Lebih Banyak daripada Angka Kematiannya. Ternyata Begini Penyebabnya

Begitu pula, ketika anti virus sudah ada, aktivitas bisnis butuh waktu untuk recovery dari dampak pandemi.

“Butuh enam bulan sampai satu tahun untuk konsolidasi dari tahap normal ketika vaksinnya ketemu,” ujarnya.

Kendati begitu, Chatib Basri menyampaikan situasi ekonomi saat ini berbeda dengan krisis di tahun 1998.

Krisis sekitar 12 tahun lalu itu diakibatkan oleh situasi ekonomi domestik yang rapuh serta korupsi yang merajalela.

Editor : Fotokita

Baca Lainnya

Latest