Fotokita.net- Belakangan ini warganet sedang sibuk mengkritisi unggahan foto yang menunjukkan sebuah kendaraan mewah diparkir di depan rumah dengan memanfaatkan jalan umum.
Bukan cuma itu, terlihat rumah mewah tersebut juga memberikan atap khusus layaknya sebuah halte di depan rumahnya.
Berdasarkan penelusuran, rumah dan mobil tersebut ternyata adalah milik seorang penyanyi dangdut, Clara Gopa.
Rumah tersebut berada di Jalan Paniai, Kelurahan Sawojajar, Kota Malang.
Namun belum lama ini, kanopi rumah milik personel Duo Semangka itu kini telah dibongkar.
Hal ini dibenarkan oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, Kota Malang.
Baru saja usai jadi perbincangan di media sosial, kejadian serupa kembali terjadi.
Melansir dari unggahan akun Instagram @makassar_iinfo, Kamis (7/11/2019), memperlihatkan sebuah rumah dengan mobil terparkir di depannya.
Sama halnya dengan kasus sebelumnya, nampak pemilik rumah juga memberikan atap khusus seperti sebuah halte untuk meneduhkan mobilnya.
Bahkan, mobil yang terparkir di depan rumah tersebut hampir menghabiskan setengah dari jalan umum.
Hingga mungkin hanya satu sepeda motor saja yang cukup melintas di jalan tersebut.
Seperti diketahui, banyak sekali orang yang memiliki mobil tapi tak memiliki garasi.
Karena hal inilah banyak diantara orang-orang ini yang malah memarkirkannya di depan rumah yang tentu saja menganggu para pengguna jalan lainnya.
Sayangnya, hingga saat ini masih belum diketahui dimana lokasi kejadian tersebut.
Postingan ini pun mendapat berbagai komentar dari netizen.
"Cari penyakit..." ujar akun @yudi_saputra87.
"Jangan beli mobil kalau g punya garasi donk aduuh...." tulis akun @dindaaapuspita.
"astaga jalannya saja sudah sempit malah parkit disitu" komentar @dewimandasir.
"Waduh menuh menuhin jalan" ujar @elshinehijab.
Dilansir Kompas.com, menurut Pengamat Sosial yang juga seorang pengajar di Universitas Indonesia dan Universitas Trisakti yang bernama Rissalwan Habdy Lubis mengatakan, di tengah masyarakat Indonesia memiliki mobil seakan menjadi sebuah gengsi.
“Saya kira kepemilikan mobil saat ini memang lebih kepada gengsi dan upaya menunjukkan status sosial-ekonomi tertentu daripada fungsi dan utilitasnya,” ujar Habdy saat dihubungi Kompas.com, melalui pesan tertulis, Selasa (8/10/2019).
Ia juga mengungkapkan bahwa tuntutan gaya hidup itu kerap kali membuat mereka tak berkaca dengan kondisi yang dimilikinya.
Hal ini termasuk dalam memutuskan membeku mobil tapi tidak mempersiapkan garasi.
Habdy mengatakan bahwa dalam konteks masyarakat yang tinggal di kota mobil pribadi sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan.
Alasannya adalah lokasi tempat tinggal di tengah kota seharusnya relatif terjangkauoleh fasilitas kendaraan umum.
“Berbeda dengan para penglaju yang mungkin memang perlu untuk mengemudi mobil sendiri karena alasan jarak dan kenyamanan perjalanan,” ujar Habdy. (Rahma Imanina Hasfi/Suar.ID)