Fotokita.net-Kepala RSPAD Gatot Soebroto Mayor Jenderal TNI Dr dr Terawan Agus Putranto SpRad (K) RI telah resmi diumumkan sebagai Menteri Kesehatan Kabinet Kerja Jilid 2 oleh Presiden Joko Widodo pada Rabu (23/10/2019) pagi.
Nama dokter Terawan sendiri sempat menjadi perbincangan hangat pada April 2018 saat dirinya diberhentikan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terkait metode 'cuci otak' yang dikembangkannya.
Terapi "cuci otak" dengan Digital Substracion Angiography (DSA) diklaim bisa menghilangkan penyumbatan di otak yang menjadi penyebab stroke.
Baca Juga: Segera Diumumkan Jokowi, Inilah Daftar Lengkap Calon Menteri Kabinet Kerja yang Baru
Namun, metode "cuci otak" yang dikenalkan Terawan menuai pro kontra karenadinilai belum melalui uji klinik dan belum terbukti secara ilmiah dapat mencegah atau mengobati stroke.
Memang seperti apa metode "cuci otak" yang dimaksud? Mari kita simak ulasan lengkapnya dalam artikel "Tune-Up" Otak Agar Tak Strokeyang ditulis oleh Mayong S. Laksono di majalahIntisari edisi Januari 2013 berikut ini.

Mayor Jenderal (Mayjen) TNI dr Terawan Agus Putranto
Penanganan stroke dengan metode intervensi neuroradiologi yang dikembangkan oleh dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad. (K) RI dan tim di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, belum sepenuhnya diakui kalangan kedokteran Tanah Air.
Tapi melihat tingginya angka keberhasilannya dalam menanggulangi stroke, bahkan pulih total selama masih dalam batas waktu kesembuhan, seorang rekan menjalaninya untuk pencegahan, sebelum stroke menyerang. Berikut ini kisahnya.
Kesempatan itu datang selewat saya menginjak usia 51 tahun. Kondisi fisik saya relatif baik. Kecuali saat bayi, saya tidak pernah dirawat di rumah sakit.

Dokter Terawan