Dalam skripsi itu juga diungkapkan bahwa Dian berpendapat masjid adalah representasi rumah Tuhan, sehingga membangun masjid yang indah dan megah adalah sebuah bentuk ibadah.
Masjid yang megah dan indah, menurut Dian, juga dapat mengantarkan perasaan, menggetarkan jiwa, menggenapkan niat untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, sedangkan keindahan masjid mampu mengingatkan manusia akan kebesaran Tuhan.
Untuk menghadirkan masjid yang mampu menjadi simbol keagungan Islam, maka Dian beranggapan arsitektur masjid tersebut harus mencirikan arsitektur Islam yang kuat.
Dalam hal ini ia mengacu pada daerah asal kelahiran Islam, yakni Timur Tengah. Itulah rujukan desain Masjid Kubah Emas.
Arsitektur masjid di Timur Tengah memiliki ciri khas kubah, minaret, halaman depan, serta penggunaan detail atau hiasan dekoratif berbentuk geometris.
Ciri khas Masjid Kubah Emas tampak dari lima kubah yang dilapisi emas. Pemasangan emas dilakukan dengan tiga teknik.
Pertama dengan serbuk emas yang terpasang di mahkota pilar, gold plating terdapat pada lampu gantung, pagar mezanin, ornamen kaligrafri kalimat tasbih, dan pucuk langit langit kubah, sedang kubah utama dan kubah menara menggunakan teknik gold mozaik solid.

Interior Masjid Kubah Emas
Masjid Kubah Emas sendiri berlokasi di Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo, Depok, Jawa Barat. Pemilihan Depok sebagai lokasi ini dengan alasan Dian gemar bercocok tanam dan ingin lingkungan masjid asri.
Kemudian Dian juga tinggal di kawasan itu, karena dinilai Depok mudah diakses jika harus ke Jakarta, dan lahan pembangunan Masjid harus besar dan Depok yang dipilih.
Dian berharap Masjid Kubah Emas menjadi kawasan terpadu yang memfasilitasi kebutuhan umat Islam akan sarana ibadah, dakwah, pendidikan, dan sosial yang menyatu dalam kawasan Islamic Center Dian Al Mahri.