Follow Us

Terlalu Rumit untuk Diungkapkan, Peristiwa Berdarah G30S Tetap Akan Jadi Misteri Negeri Ini. Ada 5 Skenario Tentang Siapa Dalang Peristiwa Itu

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Selasa, 01 Oktober 2019 | 07:51
Mantan Prajurit Cakrabirawa pasca tragedi G30S/PKI
Istimewa/Tribun Kaltim via Surya.co.id

Mantan Prajurit Cakrabirawa pasca tragedi G30S/PKI

Struktur kepengurusan partai mulai dari Comite Central (CC) sampai dengan Comite Daerah Besar (CDB) tak mengetahui sama sekali adanya rencana itu.

“Karena dia (Roosa) menggunakan sumber-sumber yang sangat kuat. Misalnya, keterangan pengakuan Iskandar Subekti, orang yang menulis pengumuman-pengumuman G30S di (Pangkalan) Halim.

Dia juga menggunakan keterangan pengakuan Brigjen Supardjo. Artinya orang-orang yang betul-betul terlibat secara meyakinkan dalam kejadian tanggal 30 September 1965 sampai paginya itu,” kata Asvi.

VERSI 2: Konflik Internal Angkatan Darat

Ahmad Yani dan Abdul Haris Nasution.

Sejarawan Cornell University, Benedict ROG Anderson dan Ruth McVey, mengemukakan dalam A Preliminary Analysis of the October 1 1965, Coup in Indonesia atau dikenal sebagai Cornell Paper (1971), bahwa peristiwa G30S merupakan puncak konflik internal Angkatan Darat.

Dalam Army and Politics in Indonesia (1978), sejarawan Harold Crouch mengatakan, menjelang tahun 1965, Staf Umum Angkatan Darat (SUAD) pecah menjadi dua faksi.

Kedua faksi ini sama-sama anti-PKI, tetapi berbeda sikap dalam menghadapi Presiden Soekarno.

Baca Juga: Terungkap, Warga Pendatang Ternyata Diselamatkan Oleh Orang Asli Papua dengan Cara Ini Sewaktu Kerusuhan Wamena Pecah

Kelompok pertama, “faksi tengah” yang loyal terhadap Presiden Sukarno, dipimpin Letjen TNI Ahmad Yani, hanya menentang kebijakan Soekarno tentang persatuan nasional karena PKI termasuk di dalamnya.

Kelompok kedua, “faksi kanan” bersikap menentang kebijakan Ahmad Yani yang bernafaskan Soekarnoisme.

Dalam faksi ini ada Jenderal TNI AH Nasution dan Mayjen TNI Soeharto.

Editor : Fotokita

Baca Lainnya

Latest