Follow Us

Demo di Jakarta Berujung Rusuh, Mahasiswa, Anggota Dewan dan Polisi Pamekasan Malah Lakukan Ini. Kondisi Pun Jadi Adem

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Senin, 30 September 2019 | 17:55
Seorang mahasiswa yang ikut aksi unjuk rasa, membersihkan sisa-sisa pot bunga yang berserakan di jalan setelah terjadi kericuhan dalam aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Pamekasan, Jumat (27/9/2019)
(KOMPAS.COM/TAUFIQURRAHMAN)

Seorang mahasiswa yang ikut aksi unjuk rasa, membersihkan sisa-sisa pot bunga yang berserakan di jalan setelah terjadi kericuhan dalam aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Pamekasan, Jumat (27/9/2019)

Fotokita.net - Demo lanjutan menentang sejumlah revisi undang-undang berlangsung ricuh di kawasan Slipi, Jakarta. Di sejumlah daerah, demo lanjutan juga digelar. Salah satunya, mahasiswa Pamekasan, Pulau Madura, Jawa Timur.

Aksi lanjutan dari beberapa demo sebelumnya ini tetap menyuarakan tentang penolakan mereka terhadap sejumlah pasal dalam RKUHP. Selain itu, mahasiswa menyerukan pembatalan Undang-Undang tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Mahasiswa dari berbagai fakultas di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura, Pamekasan, Jawa Timur, kembali turun ke jalan, Senin (30/9/2019). Mahasiswa datang ke Kantor DPRD Pamekasan sambil membentangkan spanduk bertuliskan aksi damai.

Baca Juga: Demo Pelajar Berseragam Kembali Rusuh, Mengapa Kekacauan Itu Selalu Terjadi di Sore Hari?

Ubaidillah yang merupakan koordinator aksi mengatakan, demo yang digelar hari ini tetap mengusung tema penolakan terhadap sejumlah RUU yang tidak pro rakyat.

Mahasiswa sambil lesehan saat berunjuk rasa ke kantor DPRD Pamekasan, Senin (30/9/2019) menyikapi sejumlah RUU yang kontroversi. Unjuk rasa berupa diskusi dan foto-foto antara mahasiswa dengan anggota dewan dan polisi.
KOMPAS.COM/TAUFIQURRAHMAN

Mahasiswa sambil lesehan saat berunjuk rasa ke kantor DPRD Pamekasan, Senin (30/9/2019) menyikapi sejumlah RUU yang kontroversi. Unjuk rasa berupa diskusi dan foto-foto antara mahasiswa dengan anggota dewan dan polisi.

Revisi UU KPK dan beberapa pasal dalam RKUHP dinilai tidak sejalan dengan semangat reformasi yang sudah disuarakan oleh mahasiswa sejak 1998 silam.

"Kami datang dengan cara damai, tak perlu ada kericuhan dan ketegangan. Tapi kami mahasiswa IAIN Madura, tetap kritis menolak produk hukum yang kontroversi dan tidak humanis," ujar Ubaidillah.

Kedatangan para mahasiswa disambut oleh sejumlah anggota Dewan yang sudah berbaris rapi di depan pintu masuk Kantor DPRD Pamekasan. Mereka berasal dari beberapa partai politik.

Baca Juga: Jadi Cukong Pembangunan Masa Soekarno, Pengusaha Kaya Raya Asal Aceh Ini Berakhir Tragis Saat Soeharto Berkuasa. Inilah Cerita Penyebab Kejatuhannya...

Pukul 16.38 WIB situasi palmerah pecah, massa mulai melempari aparat dengan botol plastik berisi air juga dengan batu kerikir pinggir rel. Polisi membalas dengan coba memberi peringatan lewat tembakan gas air mata.
KOMPAS.com/BONFILIO MAHENDRA WAHANAPUTRA LADJAR

Pukul 16.38 WIB situasi palmerah pecah, massa mulai melempari aparat dengan botol plastik berisi air juga dengan batu kerikir pinggir rel. Polisi membalas dengan coba memberi peringatan lewat tembakan gas air mata.

Ismail, anggota DPRD asal Partai Demokrat langsung berdialog dengan mahasiswa. Bahkan, untuk mencegah ketegangan, politisi muda ini mengajak seluruh mahasiswa, anggota DPRD dan polisi yang mengamankan aksi, untuk duduk lesehan di aspal.

Menurut Ismail, apa yang disuarakan oleh mahasiswa juga disuarakan oleh anggota DPRD. "Kita lesehan saja sambil diskusi, agar logika kita dahulukan bukan emosi," ujar Ismail.

Menurut Ismail, pada intinya anggota DPRD menerima dan mendukung apa yang disampaikan mahasiswa.

Baca Juga: Wajah Fahri Hamzah Hilang dalam Daftar Anggota DPR RI 2019 - 2024, 4 Fakta yang Perlu Kita Ketahui dari Aktivis 1998 Ini

"UU KPK sepakat kita tolak dan sambil menunggu Presiden mengeluarkan Perppu," ujar Ismail.

Jurus duduk lesehan terbilang ampuh meredam emosi mahasiswa. Meskipun dalam diskusi sengit dan saling adu argumentasi antara mahasiswa dan anggota Dewan, aksi unjuk rasa berakhir dengan damai. Bahkan, mahasiswa memilih saling berfoto dengan anggota Dewan dan aparat keamanan yang mengamankan aksi.

"Terima kasih sudah datang baik-baik dan pulang dengan cara baik-baik pula," ujar Ismail. (Taufiqurrahman/Kompas.com)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest