Fotokita.net - Warga di Pekanbaru, Riau dan Palangka Raya, Kalimantan Tengah, menyebut kabut asap yang mengepung sekitar rumah mereka hari-hari ini hampir menyerupai kondisi terparah dampak kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan empat tahun silam atau pada 2015.
Senada dengan Lilis, warga Pekanbaru, Ilham juga mengatakan begitu. Menurutnya buruknya udara menyerupai kondisi empat tahun silam; udara menguning dan bau asap pekat.
"Aroma (asap) sudah tajam tercium. Tajam banget. Sama kayak tahun 2015," ujarnya geram seperti dikutip dari BBC News Indonesia.
Ilham juga menutup ventilasi udara rumahnya dengan plastik, agar asap tak masuk ke rumah. Untungnya ia punya alat pembersih udara dan AC, dengan begitu setidaknya bernapas lebih leluasa. Tapi istrinya kena iritasi kulit.
"Jadi istriku, nggak pernah kena iritasi sama asap selama ini. Tapi di kulit mukanya merah-merah dan bentol juga mengelupas. Saat dibawa ke IGD, ternyata penyebabnya iritasi asap," jelas Ilham.

Seorang petugas yang memakai kaus Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) duduk seusai memadamkan api di Kampar, Riau, Senin (09/09).
Rumah pasangan suami istri Ngadirun (34) dan Ita Septiana (27) di Dusun III Desa Talang Bulu, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan sejak tiga hari terakhir terpapar kabut asap kebakaran hutan dan lahan.
Kabut asap diduga membuat kondisi Elsa Pitaloka, bayi mereka yang berusia 4 bulan sakit-sakitan. Elsa mengalami pilek, batuk, dan perut kembung.
Pada Minggu (15/9/2019) pagi, Elsa terpaksa dilarikan oleh ibunya ke rumah bidan setempat karena kondisi kesehatannya terus menurun dan mengalami sesak napas.