"Itu bukan semua milik anak saya, dia hanya pengembala saja. Dan pemiliknya saudara Mikael Tambunan," ujar Jupita Habeahan, orangtua korban. Untuk kerugian, katanya, ditaksir sekitar Rp 300 juta. Pihak pemilik juga sudah mengikhlaskannya.
"Kalau kerbau yang mati itu masih bisa dicari gantinya dan dipelihara lagi. Tapi kalau anak saya ini tak akan kembali lagi," pungkasnya sedih.
Seperti dikabarkan sebelumnya, seorang gembala tewas mengenaskan bersama dengan 19 ekor kerbau yang dijaganya.
Sang gembala tewas setelah tersambar petir di Dusun II, Desa Urutan, Kecamatan Andam Dewi, Tapanuli Tengah, Senin (19/8/2019).
Petir menyambar ketika hujan turun sejak petang.
Kapolres Tapteng AKBP Sukamat mengatakan, korban bernama Sintor Habeyahan (23), seorang penggembala.
Kejadian terjadi pada pukul 19.00 WIB.
Korban saat itu sedang menghidupkan perapian untuk mengusir nyamuk di kandang kerbau, tepatnya di samping rumah korban.
Tiba-tiba datang petir menyambarnya. Seketika, korban dan 19 kerbau tewas di tempat.