Follow Us

Laut Berombak Kuat di Batas Filipina Bukan Jadi Penghalang. Foto-foto Ini Buktikan Warga Teras Depan Turut Bergembira!

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Selasa, 13 Agustus 2019 | 18:45
Foto dirilis Senin (12/8/2019), menunjukkan ABK kapal MT Kencana 5 bersiap menurunkan jangkar saat kapal bersandar di pelabuhan Beo, Kepulauan Talaud. Meski hadir dengan perjuangan tak mudah, keberadaan BBM Satu Harga di Talaud membawa angin segar untuk perubahan dan menciptakan asa untuk memutar ro
ANTARA FOTO

Foto dirilis Senin (12/8/2019), menunjukkan ABK kapal MT Kencana 5 bersiap menurunkan jangkar saat kapal bersandar di pelabuhan Beo, Kepulauan Talaud. Meski hadir dengan perjuangan tak mudah, keberadaan BBM Satu Harga di Talaud membawa angin segar untuk perubahan dan menciptakan asa untuk memutar ro

Fotokita.net - Dahulu, saat Kabupaten Kepulauan Talaud masih terisolir, akses masyarakat untuk mendapatkan BBM pun sangatlah terbatas. Harga di tingkat pengecer berkisar antara Rp 8 ribu hingga Rp 10 ribu per liter.

Namun, jika terjadi gelombang tinggi di laut yang menyebabkan tersendatnya pasokan maka harga bisa melambung hingga Rp 25 ribu.

Saat itu roda pembangunan dan ekonomi masyarakat pun masih berjalan tersendat. Namun cerita berubah saat SPBU pertama hadir di Talaud tahun 2017 lalu.

Baca Juga: Hutan dan Gunung Ditembus Demi BBM Satu Harga di Kalimantan Utara

Foto dirilis Senin (12/8/2019), menunjukkan ABK kapal MT Kencana 5 mempersiapkan peralatan untuk bongkar BBM yang disalurkan ke lembaga penyalur SPBU Kompak Melonguane, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Meski hadir dengan perjuangan tak mudah, keberadaan BBM Satu Harga di Talaud membawa angin segar
ANTARA FOTO

Foto dirilis Senin (12/8/2019), menunjukkan ABK kapal MT Kencana 5 mempersiapkan peralatan untuk bongkar BBM yang disalurkan ke lembaga penyalur SPBU Kompak Melonguane, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Meski hadir dengan perjuangan tak mudah, keberadaan BBM Satu Harga di Talaud membawa angin segar

Program BBM Satu Harga Pertamina hadir membawa angin segar untuk perubahan. Rantai asa untuk memutar roda ekonomi kabupaten itu pun mulai tersambung dan bersahutan. Keberadaan BBM di Kepulauan Talaud tak hadir dengan perjuangan mudah.

BBM dipasok dari Terminal Bahan Bakar Minyak Bitung, Sulawesi Utara. Minyak itu dibawa melalui jalur laut dengan menggunakan kapal tanker untuk didistribusikan menuju sejumlah SPBU dengan jarak tempuh antara 12 hingga 48 jam tergantung cuaca.

Baca Juga: Sulitnya Distribusi BBM di Papua, Foto-foto ini Beri Kisahnya

Foto dirilis Senin (12/8/2019), menunjukkan ABK kapal MT Kencana 5 mengoperasikan kapalnya untuk pendistribusian BBM di Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Meski hadir dengan perjuangan tak mudah, keberadaan BBM Satu Harga di Talaud membawa angin segar untuk perubahan dan menciptakan asa untuk memutar
ANTARA FOTO

Foto dirilis Senin (12/8/2019), menunjukkan ABK kapal MT Kencana 5 mengoperasikan kapalnya untuk pendistribusian BBM di Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Meski hadir dengan perjuangan tak mudah, keberadaan BBM Satu Harga di Talaud membawa angin segar untuk perubahan dan menciptakan asa untuk memutar

Saat cuaca bagus, pendistribusian pun berlangsung lancar. Namun jika cuaca tak mendukung pengiriman pasokan BBM itu pun tersendat.

Suara sepeda motor terdengar mendekat saat sore yang cerah pada waktu itu. Dari kejauhan tampak seorang pengemudi becak motor (bentor) dengan sejumlah penumpang berwajah sumringah melewati jalan menurun di kawasan perkantoran Kabupaten Kepulauan Talaud.

Source : Kompas.com

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest