Follow Us

Sisakan Luka Terperi, Foto-foto Hitam Putih Ini Buktikan Kekejaman Jepang Selama Perang Dunia II

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Kamis, 25 Juli 2019 | 15:27
Suasana mandi dalam kamp tawanan perang Jepang di Kampong Makassar, Jakarta. Kamp ini khusus dihuni perempuan dan anak-anak.
Tropenmuseum/Wikimedia commons via NGI

Suasana mandi dalam kamp tawanan perang Jepang di Kampong Makassar, Jakarta. Kamp ini khusus dihuni perempuan dan anak-anak.

Secara total dilaporkan sebanyak 300.000 orang meninggal akibat penelitian Unit 731.

Baca Juga: Desa Tradisional yang Tersembunyi di Pegunungan Toraja Ini Punya Budaya Eksentrik. Lihatlah Foto-foto Indahnya!

Di markas terkenalnya di Pingfang, Cina, dokter menempatkan orang di ruang tekanan, untuk melihat seberapa besar tekanan yang bisa ditahan tubuh manusia sebelum meledak.

Warga sipil yang terinfeksi dengan penyakit dibedah tanpa anestesi untuk memeriksa efek penyakit.

Mereka juga meninggalkan tawanan perang di luar agar mati kedinginan untuk menyelidiki penyembuhan potensial untuk radang dingin.

Tak hanya itu, penelitian ini juga termasuk 'mempelajari' tentang kehilangan darah dengan mengamputasi anggota tubuh.

Pawai Kematian Baatan

Ilustrasi pawai kematian 'The Baatan Death March'
Ranker

Ilustrasi pawai kematian 'The Baatan Death March'

Kekejaman di Baatan, Filipina, dimulai pada 1942, ketika wilayah itu diserahkan kepada Jepang.

Jepang, tidak siap untuk sejumlah besar tawanan perang, memerintahkan 76.000 dari mereka untuk berbaris sekitar 70 mil ke utara melalui hutan, pawai yang dikenal sebagai The Bataan Death March.

Tentara Jepang, yang melihat penyerahan diri sebagai tanda kelemahan, memukuli para tahanan tanpa henti.

Beberapa jatuh karena kekurangan air, panasnya hutan, atau kelelahan. Orang-orang yang tersingkir dipenggal kepalanya atau dibiarkan saja sampai mati.

Source : Ranker

Editor : Fotokita

Baca Lainnya

Latest