Follow Us

Mengenang Sutopo Purwo Nugroho, Tokoh Komunikasi Kemanusiaan yang Memendam Kecewa Karena Hal Ini

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Minggu, 07 Juli 2019 | 09:07
Sutopo Purwo mengidap kanker paru-paru stadium 4B
Tribunnews

Sutopo Purwo mengidap kanker paru-paru stadium 4B

Sutopo mendapatkan gelar MSi dan PhD di Institut Pertanian Bogor (IPB). Penelitian utamanya dilakukan di bidang hidrologi dan konservasi tanah dan air.

Unggahan Instagram putra mendiang Sutopo, Muhammad Ivanka Rizaldy
Instagram/ivanka_rizaldy

Unggahan Instagram putra mendiang Sutopo, Muhammad Ivanka Rizaldy

Sutopo mengawali karier di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) hingga menjadi Peneliti Ahli Utama golongan IV/e. Dari situ, dia kemudian diperbantukan di BNPB sebelum akhirnya menjadi Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB.

"Saya bekerja juga fokus. Di usia 42 tahun, pangkat saya sudah IVe. Sudah mentok. Pendidikan juga mentok S3. Saya di BNPB sebagai PNS dengan pangkat tertinggi paling senior. Perkara sampai sekarang masih eselon II, itu cuma nasib," ujar sosok yang juga survivor kanker paru stadium IV ini.

Baca Juga: Mengenang Sutopo Purwo Nugroho, Rajin Bikin Cuitan yang Raih Dua Penghargaan Sekaligus

Unggahan Sutopo soal banjir Bengkulu
Twitter/Sutopo_PN

Unggahan Sutopo soal banjir Bengkulu

Namun ada hal yang mengganjal di benak Sutopo hingga saat ini, yakni soal gelar profesor riset di bidang hidrologi yang hampir diraihnya, tapi kandas di tengah jalan. Kejadiannya berlangsung pada 2012. Sutopo menceritakan, rencananya, pada November 2012 dia hendak melakukan orasi profesor riset. Saat itu semua berkas dan administrasinya sudah disetujui oleh pihak Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Surat keputusan (SK) dirinya sebagai peneliti utama sudah ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Baca Juga: Lihat Asyiknya Presiden Jokowi Jalan-jalan ke Kepulauan Bunaken

Sutopo Purwonugroho mengecam aksi penembakan terhadap orangutan Sumatera yang terjadi di Aceh
twitter.com

Sutopo Purwonugroho mengecam aksi penembakan terhadap orangutan Sumatera yang terjadi di Aceh

"Anak-anak saya sudah bikin jas, bapak saya sudah syukuran, gedung dan katering sudah dipesan. Satu bulan sebelum orasi, acaranya dibatalkan oleh LIPI. Gara-gara saya menjabat Kapusdatinmas di BNPB yang bukan lembaga riset. Padahal status saya saat itu peneliti BPPT yang diperbantukan di BNPB. Hanya gara-gara soal pasal karet ditafsirkan pejabat LIPI akhirnya dibatalkan," kisah Sutopo. Sutopo saat itu begitu kecewa. Dia pun mencoba menghadap Kepala LIPI Lukman Hakim dan Sestama LIPI untuk mempertanyakannya.

Baca Juga: Ada 8 Kelompok Perusuh, Lihat Lagi Foto-foto TNI-Polri yang Beribadah Saat Aksi 21-22 Mei 2019

Kirim Obat Kanker untuk Sutopo Purwo Nugroho, Tri Rismaharini: Bapak Diperlukan di Negeri Ini.
Instagram @sutopopurwo

Kirim Obat Kanker untuk Sutopo Purwo Nugroho, Tri Rismaharini: Bapak Diperlukan di Negeri Ini.

"Saya tanya mengapa saat semua siap tiba-tiba dipermasalahkan status saya. Mengapa tidak dari awal saat saya nulis makalah orasi yang bolak-balik ke LIPI. Kata mereka, karena waktu itu tidak tahu," ujar Sutopo. Menurut Sutopo, Kepala LIPI saat itu memberi solusi agar dirinyaresign dari BNPB dan kembali ke BPPT agar bisa mendapatkan gelar profesor riset. Sutopo pun berkonsultasi ke Kepala BNPB Mayjen (purn) Syamsul Maarif yang saat itu menyarankannya tetap di BNPB karena diperlukan masyarakat. Sutopo kemudian berkonsultasi kepada ayahnya, orang yang ingin dia banggakan atas gelar profesor riset tersebut. Setelah bercerita panjang-lebar, Sutopo mendapat nasihat dan ayahnya pun tidak mempermasalahkan meski dirinya tidak mendapat gelar profesor tersebut.

Baca Juga: Sutopo Purwo Nugroho Meninggal Dunia, Rajin Unggah Konten di Media Sosial Hingga Bertemu Jokowi dan Raisa. Lihat Foto-fotonya Lagi!

Sutopo Purwo Nugroho

Sutopo Purwo Nugroho

"Bapak saya bilang, 'Topo, orang hidup itu tidak selamanya lurus. Ada kalanya belak-belok. Ada jurang dalam perjalanan kita. Jika ada orang tidak suka sama kamu, kamu jangan dendam. Jangan kamu balas. Mungkin itu sudah jalan hidupmu. Kamu tidak jadi profesor tidak apa-apa. Bapak sudah bangga dengan apa yang kamu raih. Biarkan masyarakat yang menilai kamu'. Begitu bapak saya bilang seperti itu, lega rasanya." Meski demikian, lanjut Sutopo, hingga hari ini dirinya masih merasa diperlakukan tidak adil.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya

Latest