Dengan usaha batik miliknya, lulusan Sekolah Modiste Soen Kudus ini memiliki misi untuk menciptakan peluang kerja generasi muda, sekaligus menumbuhkan jiwa seni khususnya seni batik sebagai wujud apresiasi dari nilai-nilai seni dan budaya bangsa.
Dalam perjalanannya untuk menghidupkan kembali antusiasme pada batik Kudus, Yuli berkesempatan mengikuti dua pelatihan yang difasilitasi AWCF (Asian Women In Cooperatives Development Forum) selama 2007, yakni The Regional Exchange Programme: Women Entrepreneurs and Exploring Opportunities for Microenterprise Development in Cooperatives in Southeast Asia yang diikuti 12 negara, dan The Regional Forum - ICT Application in Enterprise Development, Building Networks and Opportunities for Women Entrepreneurs in Cooperatives.
Tidak hanya menghidupkan motif-motif yang menjadi ciri khas Kudus, Yuli juga berinovasi dengan karyanya. Pada tahun 2014, misalnya, ia melakukan terobosan baru dengan meluncurkan produk berupa sajadah dari batik yang menjadi hits di kalangan pecinta batik. Gambar masjid ia kombinasikan dengan motif batik Kudus, seperti parijotho dan gebyok Kudus. Selain itu, di galerinya Yuli juga membuat batik kaligrafi huruf arab. Batik kaligrafi tersebut tidak dipergunakan untuk sajadah, baju atau pakaian lain.
Baca Juga: Deretan Foto Terbaik Dunia, Dari Banjir Bangkok Hingga Festival Gotik yang Bikin Bergidik

Yuli Astuti membimbing siswa
"Batik kaligrafi ini hanya untuk hiasan dinding, bukan untuk pakaian. Karena kaligrafi yang dibuat memuat ayat-ayat Al-Quran, sehingga tidak diperbolehkan untuk bahan pakaian atau sajadah untuk menghormati ayat-ayat yang terkandung di dalamnya," tuturnya.
Pertamina Local Heroes 2018 mengapresiasi pengabdian Yuli yang sudah berjalan lebih dari satu dekade untuk menjaga warisan budaya batik Kudus dengan memberikannya Juara I kategori Kemitraan.
Yuli Astuti yang menjadi binaan PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV adalah orang yang berjasa atas inisiatifnya mempelopori kembali dan mengembangkan batik Kudus. Tidak hanya itu, Yuli menjadi sosok yang membawa perubahan sosial di lingkungannya. Salah satunya adalah atas kepeduliannya terhadap kaum berkebutuhan khusus. Yuli mengajak mereka untuk berkarya dengan membatik.
Baca Juga: Kegilaan Manusia Selalu Ada, 9 Foto-foto Jadul Ini Jadi Pembuktiannya
"Dia sebagai social entrepreneur yang sangat-sangat peduli pada lingkungan," tutur Heni Mustikaningati, pengelola rumah terapi anak berkebutuhan khusus yang menjadi salah satu mitra binaan Muria Batik Kudus.
Demikian pun, Yuli merasa pekerjaan rumahnya untuk membangkitkan kejayaan batik Kudus masih banyak. Walau batik karyanya sudah terdaftar dengan nama paten Muria Batik Kudus pada Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI) dengan nomor registrasi D 002007030389, ia masih merasa gundah. Pasalnya motif-motif asli batik Kudus banyak yang belum terungkap, sedangkan sumber atau referensi yang memuat motif-motif kuno batik Kudus justru tersimpan di Belanda.
Penulis: Ellen Saputri Kusuma