Fotokita.net - Tradisi panen padi jadi perekat budaya di kampung adat yang masih tersisa di Indonesia. Salah satunya, Kampung Adat Naga.
Kampung yang berada di dataran tinggi yang subur ini Terletak di ketinggian 1200 mdpl, di pinggiran Sungai Ciwulan, 25 kilometer dari Kota Garut atau 30 kilometer dari Kota Tasikmalaya.
Warga Kampung Naga masih memegang tradisi panen padi, yang turun-temurun dari nenek moyang mereka.
Baca Juga : Wapres Jusuf Kalla Uji Coba MRT Rute Bundaran HI - Lebak Bulus
Teriknya sang surya tak menyurutkan semangat warga kampung adat Naga untuk bergegas ke sawah. Berbekal batu, ani-ani, dan alat pemanen padi lainnya, para wanita berbalut kain samping lengkap dengan penutup kepalanya, berduyun-duyun memadati hektaran sawah dengan padi yang telah menguning.
Baca Juga : Foto-foto Fenomena Langka Super Snow Moon Ini Bikin Kita Tercengang!
Sebelum panen raya dimulai, ada tradisi yang tak boleh dilewatkan oleh petani Kampung Naga. Para petani tersebut melakukan ritus ngukusan atau pembacaan doa sebelum memanen padi.Pembacaan doa tersebut hanya boleh dipimpin oleh petani laki-laki. Sementara para perempuan menunggu di samping sawah, mengikuti proses pembacaan doa oleh perwakilan warga yang dituakan.
Baca Juga : Hape dengan dengan 9 Kamera Makin Memanjakan Kita Sewaktu Selfie
Sebelum melakukan upacara pembukaan, para petani terlebih dahulu meletakkan empat dedaunan di beberapa titik sawah yang siap panen.Empat daun tersebut yakni daun pucuk kawung, daun darandan, daun pacing, gadog, dan seeur. Daun-daun itu diletakkan di beberapa titik seperti di setiap pojok sawah, atau di area tengah.
Baca Juga : Deretan Foto Sewaktu Uji Coba MRT Rute Lebak Bulus - Bundaran HI
Selain itu, petani juga harus membawa ampas dan sapu padi yang diletakkan di juru pupuhunan.Kemudian, padi yang sudah dipanen tidak langsung ditumbuk. Padi tersebut kemudian dikumpulkan di ruang terbuka, kemudian para petani melakukan upacara ngaleseuhan yakni upacara pembacaan doa sebagai bentuk ucapan syukur kepada sang pencipta sebelum padi dinikmati oleh masyarakat.
Baca Juga : Olympus PEN E-PL9 Bikin Fotografi Jadi Makin Menyenangkan. Cek Speknya
Ketua Kepemanduan Kampung Naga, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Ucu Suherlan mengungkapkan, masyarakat melakukan panen raya dua kali dalam setahun. Biasanya, waktu tanam padi menggunakan sistem Januari-Juli. Terdapat sekitar lima hektar area persawahan di Naga.
Rata-rata produksi padi mencapai lima kilogram per bata (14 meter). Sementara, per kepala keluarga biasanya memiliki 30 bata.Segala tradisi panen yang dilakukan para petani Kampung adat Naga merupakan bentuk ungkapan syukur kepada sang pencipta.
Bagi masyarakat Kampung Naga, padi diibaratkan sebagai perempuan.
Seperti halnya perempuan hamil, sejak saat padi ditanam hingga waktu panen, ritual doa menjadi tradisi yang wajib dilakukan agar hasil panen dapat melimpah. (ANTARA FOTO, ADENG BUSTOMI/Kompas.com)