Apa Itu Dewan Kolonel PDIP? Pencetusnya Sempat Sentil Kapolri Soal Ferdy Sambo, Foto Johan Budi Dibahas

Selasa, 20 September 2022 | 19:37
Istimewa

Pencetus Dewan Kolonel PDIP ternyata sempat sentil Kapolri Jenderal Listyo Sigit soal Ferdy Sambo. Foto Johan Budi dibahas.

Fotokita.net - Berikut ini penjelasan mengenai Dewan Kolonel yang idenya tercetus darianggota DPR RI Fraksi PDIP. Dewan kolonel inimerupakan loyalis Ketua DPR RI Puan Maharani yang mendukung Puan untuk maju Pilpres 2024.

Anggota Komisi Hukum DPR Trimedya Panjaitan, ditunjuk sebagai koordinator Dewan Kolonel. Sementara itu, Ketua Fraksi PDIP, Utut Adianto, dan Sekretaris Fraksi, Bambang Wuryanto, didapuk sebagai jenderal.

Dewan kolonel yang kini ramai dibicarakan ternyata dicetuskan oleh anggota DPR yang sempat menyentil Kapolri Jenderal Listyo Sigit terkait kasus Ferdy Sambo. Foto Johan Budi ramai dibahas di media massa.

Anggota DPR RI F-PDIP yang juga Ketua DPP PDIP Said Abdullah menyebut 'Dewan Kolonel' hanya sebagai candaan saja. Said Abdullah menyebut 'Dewan Kolonel' tak seram yang dibayangkan.

"Dipastikan sebagaimana disampaikan Ketua Fraksi, Pak Utut, di mana ada dewan kolonel tempatnya? Di mana ada dewan jenderal? Ini kan omongan sesaat saling bercanda kemudian dikutip. Nah menurut hemat saya di kami belum ada apa-apa. Kok sudah apa-apa, gitu lo. Kan kita semua taat pada ketua umum. Ketua umum belum mengeluarkan fatwa, belum statement. Lho kok tiba-tiba ada dewan kolonel. Mungkin istilahnya nggak serem-serem amat kali," papar Said panjang lebar kepada wartawan.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, membantah keberadaan Dewan Kolonel. Menurutnya, para kader PDIP semuanya bersepakat dan disiplin bahwa capres yang akan diusung PDIP hanya diputuskan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

“Wah tidak ada itu. Anggota partai berdisiplin bahwa terkait dengan Pilpres, Ibu Mega yang putuskan,” kata Hasto Kristiyanto kepada wartawan pada Selasa (20/9/2022).

Hasto menjelaskan,PDIP merupakan partai demokrasi yang tidak menggunakan struktur militer. “Jadi tidak ada Dewan Kolonel ataupun apapun namanya terkait capres dan cawapres. Bagaimanapun juga capres dan cawapres kan belum ditetapkan oleh Ibu Ketua Umum,” ujar Hasto dilansir dari Tempo.

Baca Juga: Anak Jenderal Dudung Masuk Akmil Jadi Sorotan, Putra Kapolri Listyo Sigit Ternyata 3 Kali Gagal Lolos Akpol, Foto Sosoknya Disimpan Rapat

Istimewa

Pencetus Dewan Kolonel PDIP ternyata sempat sentil Kapolri Jenderal Listyo Sigit soal Ferdy Sambo. Foto Johan Budi dibahas.

Hasto berkali-kali menegaskan bahwa tidak ada Dewan Kolonel. Ia menyebut PDIP sudah berpengalaman menghadapi Pemilu. Karenanya, ia berharap para kader disiplin dan mengikuti arahan Megawati Soekarnoputri.

“PDIP kan sudah punya pengalaman Pemilu berkali-kali. Jadi semua kader berdisiplin, jika tidak, sanksi disiplin akan ditegakkan,” ujar Hasto seperti dikutip dari pemberitaan Tempo.

Lantas apa itu Dewan Kolonel PDIP? Dewan Kolonel merupakan wadah bagi para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Fraksi PDIP yang mendukung Puan Maharani sebagai calon di Pilpres 2024. Dewan Kolonel diprakarsai oleh anggota Komisi Hukum DPR, Johan Budi Sapto Pribowo. Kelompok ini terdiri dari belasan politikus banteng yang mewakili setiap komisi dan alat kelengkapan dewan.

Di sisi lain, anggota DPR RI F-PDIP Hendrawan Supratikno yang tergabung dalam 'Dewan Kolonel' menjelaskan maksud adanya 'Dewan Kolonel'. Kelompok ini dibentuk untuk menyongsong 2024.

"Tidak perlu dibesar-besarkan. Mungkin nama 'Dewan Kolonel' terkesan seru. Maksudnya sebagai forum komunikasi lintas poksi (kelompok komisi) untuk tukar-menukar informasi dan gagasan menyongsong perhelatan politik ke depan," kata Hendrawan kepada wartawan, Selasa (20/9/2022).

'Dewan Kolonel' terdiri anggota DPR RI F-PDIP dari masing-masing komisi. Jumlah anggota 'Dewan Kolonel' yang loyal dan mendukung Puan mencapai 22 orang.

"Menganalisis berbagai fenomena dan peristiwa politik yang relevan, dan mempersiapkan hal-hal yang perlu disarankan via pimpinan fraksi (Pak Utut Adianto dan Pak Bambang Wuryanto)," ujar Hendrwan.

Trimedya Panjaitan juga tergabung dalam 'Dewan Kolonel', dia menceritakan 'Dewan Kolonel' digagas oleh anggota DPR F-PDIP setelah ada arahan Puan Maharani sebagai pembina Fraksi PDIP. Usulan 'Dewan Kolonel' murni dari anggota F-PDIP.

"Kemudian masuk ruang pimpinan fraksi, Johan Budi bilang kita loyalis mbak harus buat sesuatu, Dewan Kolonel. Kita tunjukan bahwa kita loyalis Mbak," ucap Trimedya saat ditemui di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta.

Baca Juga: Jabatan Anaknya Dicopot Kapolri, Ini Profesi Ayah Perwira Penerima Adhi Makayasa yang Terseret Kasus Ferdy Sambo, Foto AKP Irfan Widyanto Dicari

Istimewa

Pencetus Dewan Kolonel PDIP ternyata sempat sentil Kapolri Jenderal Listyo Sigit soal Ferdy Sambo. Foto Johan Budi dibahas.

"Ya sudah dia bilang gue jadi koordinator jadilah pada saat itu. Kemudian pas Pak Utut ke luar kota sama Mbak disampaikan sama Pak Utut, mbak seneng. Sudah gitu aja tidak ada program yang rigid," imbuhnya.

Trimedya mengakui 'Dewan Kolonel' terdiri dari anggota DPR PDI dari Komisi I sampai XI. Apa yang dilakukan 'Dewan Kolonel' di setiap komisi, kata Trimedya, dilakukan di dapil juga.

"Kalau bahasanya Pacul kan bagaimana mewangikan Mbak Puan di dapil kita masing-masing. Kalau program rigid nggak, tapi kita merasa kita khawatir kalau bukan darah Bung Karno ini nasib keluarga Bung Karno sama seperti nasib keluarga Suharto di Golkar. Itu juga ada kekhawatiran. Liat saja keluarga Pak Harto di Golkar kan seperti apa padahal Golkar yang dirikan Golkar dari nol," ucapnya.

"Jadi apapun bagi kami ya Mbak Puan sebelum ibu memutuskan lain. Kalau ibu putuskan lain ya kami tentu tegak lurus. Nah gue diminta kawan-kawan ya laksanakan saja," ungkap koordinator 'Dewan Kolonel' itu.

Koordinator 'Dewan Kolonel' Trimedya Panjaitan, pencentus Johan Budi, anggota terdiri dari Junimart Girsang, Sturman Panjaitan, Lasarus, Agustin Wilujeng, hingga Hendrawan Supratikno, dan Masinton Pasaribu. "Jenderal cuma dua jenderal Pacul dan jenderal Utut," imbuhnya.

Jadi pencetus Dewan Kolonel PDIP, Johan Budi ternyata pernah menyentil Kapolri JenderalListyo Sigit Prabowo dalam rapat dengar pendapat Komisi III DPR RI soal kasus pembunuhan Brigadir Jmenjadi sorotan publik. Terlebih, banyak hal mengejutkan hingga beragam respons DPR yang bermunculan dalam rapat tersebut.

Ketika itu, Johan Budi membuat seisi ruang rapat menjadi fokus terhadap pernyataannya yang membuat Kapolri Listyo seolah mengalami "skakmat".

Johan dengan lantang menyatakan bahwa dirinya masih menahan apresiasinya terhadap Kapolri sampai kasus Brigadir J tuntas diungkap. Meski banyak anggota DPR lain memberi apresiasi, namun ia menegaskan Polri masih harus menegakkan keadilan bagi keluarga Brigadir J.

Tak sampai di situ, Johan juga mengungkap soal banyaknya anggota Polri yang "nakal" dan memanfaatkan kekuasaan, sehingga menilai mereka pantas diberantas.

Baca Juga: Baru Setahun Pecah Bintang 1, Nasib Rekan Seangkatan Kapolri Ini di Ujung Tanduk Usai Terima Telepon Ferdy Sambo, Foto Sosoknya Sempat Dibagikan

Istimewa

Pencetus Dewan Kolonel PDIP ternyata sempat sentil Kapolri Jenderal Listyo Sigit soal Ferdy Sambo. Foto Johan Budi dibahas.

"Kalau ada Polda nakal, kalo ada kapolres nakal, main proyek, meras jangan dimutasi, (tapi) pidanakan. Sekali lagi saya ulangi kalau ada nakal-nakal jangan dikasih toleransi," tegas Johan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Gedung DPR, Rabu (24/8/2022).

Lantas siapakah Johan Budi pencetus Dewan Kolonel PDIP yang sentil Kapolri soal kasus Ferdy Sambo? Foto Johan Budi sebenarnya kerap berseliweran di media massa. Terlebih lagi, saat menjabat juru bicara KPK hingga staf khusus Presiden Jokowi.

Melansir dari laman resmi DPR RI, Johan Budi merupakan salah satu anggota Komisi II DPR RI dari fraksi PDI Perjuangan yang menjabat pada periode 2019-2024.

Sebelum berkarier sebagai legislator, Johan Budi sempat menduduki posisi strategis sebagai Deputi Pencegahan KPK, Juru Bicara KPK dan Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK mulai tahun 2006 hingga 2014.

Ia juga pernah menjabat sebagai Plt. Pimpinan KPK pada tahun 2015 saat rekannya, Abraham Samad dan Bambang Widjojanto diberhentikan dari jabatan mereka sebagai pimpinan KPK karena ditetapkan sebagai tersangka.

Tak hanya itu, Johan Budi mengawali kariernya di dunia jurnalistik sebagai Kolumnis Harian Media Indonesia pada tahun 1994 hingga 1999. Ia kemudian menjadi wartawan di Majalah Tempo pada tahun 2000 hingga 2005, sebelum akhirnya diangkat sebagai juru bicara KPK pada tahun 2006.

Pada tahun 2016, Johan diangkat menjadi Staf Khusus Presiden Joko Widodo dan menduduki jabatan sebagai Juru Bicara Kepresidenan hingga tahun 2019.

Di tahun yang sama, Johan memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai jubir presiden karena terpilih sebagai anggota DPR RI lewat Pemilu Serentak 2019 dari dapil Jawa Timur VII.

Kiprah Johan Budi dalam membangun kariernya pun membuatnya berani berpendapat tentang organisasi kepolisian yang saat ini mendapatkan atensi dan respons negatif dari masyarakat akibat kasus pembunuhan Brigadir J.

Johan juga meminta kepada Kapolri Listyo untuk menindak tegas setiap penyelewengan yang terjadi di tubuh Polri agar bisa mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap transparansi yang seharusnya jadi misi utama Polri.

Baca Juga: 'Kenapa Dibiarkan Bebas, Pak Kapolri?' Sosok Pembuat Press Release Baku Tembak di Rumah Dinas Ferdy Sambo Dikuliti, Foto Terkininya Lenyap Ditelan Bumi

Istimewa

Pencetus Dewan Kolonel PDIP ternyata sempat sentil Kapolri Jenderal Listyo Sigit soal Ferdy Sambo. Foto Johan Budi dibahas.

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya