Fotokita.net - Kopda Muslimin yang sedang menjadi buruan tim gabungan TNI dan Polri ditemukan tewas di rumah orangtuanya, di Kendal, Jawa Tengah pada Kamis (28/7/2022) pagi. Dari hasil autopsi, Kopda Muslimin diketahui tewas karena keracunan.
Kopda Muslimin sempat kabur setelah mengantarkan istrinya, Rina Wulandari ke rumah sakit. Anggota Yonarhanud 15/DBY ini menjadi otak penembakan istri sendiri. Sebelum tenggak racun, Kopda Muslimin curhat sambil nangis-nangis ke sosok ini. Foto jenazahnya saat berada di rumah orangtuanya beredar di media sosial.
Melalui di akun resmi Instagram @kodam_diponegoro, pihakKodam IV/Diponegoro menerangkan kronologi yang didapat dari Dandim 0715/Kendal. Kopda Muslimin datang ke rumah orang tuanya dengan mengendarai sepeda motor Mio J pelat nomor AA 2703 NC.
Usai mengetuk pintu dan dibuka oleh orang tuanya, Bapak Mustakim, Kopda Muslimin masuk ke kamar belakang menemui kedua orang tuanya serta memohon maaf dalam keadaan muntah-muntah dan kemudian Kopda Muslimin berbaring di tempat tidur.
Jenazah Kopda Muslimin akhirnya dievakuasi ke RS Bhayangkara untuk diautopsi. Sejumlah barang bukti diamankan dari olah TKP tewasnya Kopda Muslimin di antaranya gelas.
Saat ditanya soal dugaan Kopda Muslimin menenggak racun, polisi menjawabnya dengan bicara soal proses autopsi.
"Itu nanti setelah hasil autopsi disampaikan," kata Kapolda Jawa Tengah, Irjen Ahmad Luthfi, di TKP siang tadi.

:quality(100)/photo/2022/07/28/6bf6a419-86c5-4c17-9ca0-04bd7c83-20220728065014.jpeg)
Kopda Muslimin sebelum tenggak racun curhat sambil nangis-nangis ke sosok ini. Foto jenazahnya beredar di media sosial.
Terkini, jenazah Kopda Muslimin sudah diautopsi di RS Bhayangkara Semarang, Jawa Tengah. Hasilnya, otak penembakan istrinya, Rina Wulandari itu tewas akibat keracunan.
Komandan Pomdam (Danpomdam) IV/Diponegoro Kolonel CPM Rinoso Rudi menjelaskan, dari hasil autopsi, kematian diperkirakan 6-12 jam sebelum pemeriksaan dilakukan pukul 13.30 WIB. Maka, sesuai dengan keterangan saksi, jenazah ditemukan pukul 07.00 WIB di rumah orang tuanya di Kendal.
"Dari hasil pemeriksaan luar, tidak ditemukan luka akibat kekerasan benda tajam atau benda tumpul," terang Rinoso di RS Bhayangkara Semarang kepada wartawan, Kamis (28/7/2022).
Ia menjelaskan, ada tanda-tanda keracunan dari pemeriksaan dalam yang dilakukan dokter dalam autopsi. "Dari pemeriksaan dalam, didapat tanda mati lemas yang diduga oleh karena tanda pada otak atau keracunan," sebut Rinoso.
Sekalipun begitu, perlu pemeriksaan penunjang berupa patologi anatomi untuk mengetahui jenis racunnya. Namun proses itu masih butuh waktu 2-4 minggu.
"Dibutuhkan pemeriksaan penunjang yaitu patologi anatomi, jadi tidak bisa sekarang. Butuh pemeriksaan penunjang patologi anaromi yang butuh waktu 2-4 minggu dan butuh pemeriksaan lab untuk toksikologi untuk membuktikan," jelasnya.
Sebelum tenggak racun, Kopda Muslimin curhat sambil nangis-nangis ke sosok ini. Foto jenazahnya saat berada di rumah orangtua beredar di media sosial. Di foto itu, Kopda Muslimin tampak berbaring di atas ranjang. Kedua tangan tertelungkup di atas perut.
Kopda Muslimin sebelum tenggak racun curhat sambil nangis-nangis ke sosok ini. Foto jenazahnya beredar di media sosial.
Kopda Musliminmenangis tersedu menumpahkan keluhannya saat menelepon asisten rumah tangga (ART), sebelum meninggal dunia. Dalam percakapan telepon itu, terdengar Muslimin mengeluh tidak mampu kembali ke rumah.
Kopda Muslimin menelepon ART bernama Kabul pada Selasa lalu (19/7/2022)."Sudah telat kalau aku balik. Ya aku juga tahu, podo geger (ramai). Sudah Bul, aku juga sedih. Kamu jadi om yang baik buat mereka [anak-anak Muslimin] ya Bul," curhat Muslimin saat Kabul memintanya untuk kembali pulang.
Kabul berulang kali meminta agar Kopda Muslimin lekas pulang dan membicarakan permasalahan ini secara baik-baik dengan istrinya. Namun Muslimin kembali mengaku tidak kuat dan menyerah.
"Tidak kuat, nyerah bul [mulai terisak], aku nyerah, Bul. Bapak wes enggak iso [sudah tidak bisa] balik, Bul," ujar Muslimin.
Belakangan terungkap Kopda Muslimin marah ketika ajakannya hidup bersama ditolak oleh pacarnya yang berinisial R.
"Akhirnya M berang," kata Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar saat dihubungi, pada Kamis (28/7/2022).
Penolakan itu didapatkan Kopda Muslimin usai peristiwa penembakan pada Senin (18/7/2022).
Kopda Muslimin sebelum tenggak racun curhat sambil nangis-nangis ke sosok ini. Foto jenazahnya beredar di media sosial.
Kopda Muslimin saat itu kabur dan menemui pacarnya di kawasan Papandayan Semarang.
Kopda Muslimin dan R kemudian pergi ke Wonosobo naik motor. Saat bertemu itulah Kopda Muslimin bercerita soal upaya pembunuhan istrinya kemudian mengajak R hidup bersama di Wonosobo.
Ternyata, Kopda Muslimin ditolak R. "Yang ironis, R menolak dan tak mau terlihat," ujarnya.Setelah ditolak, Kopda Muslimin meninggalkan R sendirian di Wonosobo.
"(Kopda Muslimin) Pergi bawa motor R dan meninggalkan R sendirian di Wonosobo saat itu," jelas Irwan.
Kini R menjadi salah satu saksi yang diperiksa dalam kasus penembakan istri TNI di Semarang ini. Ia juga dalam perlindungan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Kopda Muslimin sebelum tenggak racun curhat sambil nangis-nangis ke sosok ini. Foto jenazahnya beredar di media sosial.
(*)