Isi Rekaman CCTV Rumah Irjen Ferdy Sambo Dirilis, Komnas HAM Ungkap Temuan yang Menohok Pejabat Polri Ini, Pantas Foto Sosoknya Kini Bak Ditelan Bumi

Kamis, 28 Juli 2022 | 07:59
Tribun

Komnas HAM mengungkap temuan yang menohok pejabat Polri yang sempat memberikan keterangan kasus kematian Brigadir J.

Fotokita.net - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) merilis sejumlah temuan dari hasil pemeriksaan awal terkait kasus kematian Brigadir Yosua atau Brigadir J. Salah satunya, isi rekaman CCTV rumah Irjen Ferdy Sambo yang dirilis ke publik.

Temuan yang diungkap Komnas HAM seperti menohok pejabat Polri yang sempat memberikan keterangan awal perihal insiden baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E. Pantas foto sosoknya kini bak hilang ditelan bumi.

Komnas HAM yang bekerja secara independen dalam pengusutan kasus kematian Brigadir J di rumah singgah Irjen Ferdy Sambo mengungkap temuan dari pemeriksaan awal. Salah satu temuan yang diungkap, isi rekaman CCTV rumah Kadiv Propam Polri non aktif itu. Ternyata, Komnas HAM ungkap temuan yang menohok pejabat Polri, yang sebelumnya sempat memberikan keterangan awal terkait kasus baku tembak sesama polisi.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kemudian membentuk tim khusus yang dipimpin Wakapolri Komjen Gatot Eddy untuk mengusut kasus kematian Brigadir J yang dnilai memiliki banyak kejanggalan. Komnas HAM dan Kompolnas juga ikut menyelidiki sebagai tim eksternal.

Dalam menggelar rilis isi rekaman CCTV itu, Komnas HAM sengaja mengumpulkan wartawan di kantornya pada Rabu (27/7/2022). Di acara jumpa pers, Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam menjelaskan temuan rekaman CCTV yang berisisoal perjalanan pulang rombongan Irjen Ferdy Sambo dari Magelang menuju Jakarta.

Anam menyebutkan,Bharada E ada di dalam rombongan Kadiv Propam Polri non aktif. Sebagai informasi, Irjen Ferdy Sambo bersama rombongan pulang ke Jakarta pada Jumat setelah mengantar anaknya pergi.

"Bharada E adalah salah satu yang berada dalam rombongan di Magelang menuju Jakarta, yang dalam sebuah video itu terekam juga datang dan melakukan PCR," kataAnam.

Baca Juga: Siapa yang Bohong? Bharada E Ternyata Kawal Irjen Ferdy Sambo dari Magelang, Komnas HAM Kantongi Foto Buktinya

Anam melanjutkan penjelasannya, dalam rombongan itu, terlihat pula istri Irjen Ferdy Sambo. Rombongan Irjen Ferdy Sambo lantas melakukan tes PCR setelah pulang dari luar kota. "Termasuk PCR dengan Ibu Putri dan almarhum Yoshua. Ada penumpang yang lain juga," sebut Anam.

Dalam pemeriksaan awal itu, Anam mengaku pihaknyadiperlihatkan 20 rekaman CCTV yang berisi video perjalanan dari Magelang sampai rumah singgah Irjen Ferdy Sambo di kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan. Rekaman itu juga mencakup rekaman CCTV di RS Polri Kramat Jati. Anam mengatakan rombongan sang jenderal masih lengkap.

"Apa yang paling penting dalam video ini, di area Duren Tiga, video merekam ada Irjen Sambo, ada rombongan dari Magelang. Jadi Irjen Sambo masuk duluan, setelah sekian waktu terus ada rombongan baru pulang dari Magelang," ujar dia.

Anam menyebutkan, dalam rekaman tersebut, tampak Brigadir J masih dalam kondisi hidup ketika tiba di rumah singgah Irjen Ferdy Sambo di kompleks Polri Duren Tiga.

"Dan di sini terlihat ada Bu Putri, ada Yosua yang masih hidup, terus ada rombongan lain yang semuanya dalam kondisi hidup, sehat, tanpa kekurangan satu apa pun," tegas Anam.

Isi rekaman CCTV yang dirilis Komnas HAM itu juga menunjukkanadanya proses tes PCR sebagaimana alibi Irjen Sambo di hari kematian Brigadir J. "Termasuk teman-teman banyak yang tanya apakah di CCTV itu ada prosesi PCR? Ada prosesi PCR," sebut Anam.

Anam menyebutkan, CCTV itu menunjukkan waktu kapan prosesi PCR itu dilakukan. Irjen Ferdy Sambo, istrinya, dan termasuk Brigadir J melakukan CCTV sepulang dari Magelang. "Dalam video itu dengan ada jamnya dan prosesi PCR ada semua, termasuk almarhum Yoshua," ujar Anam.

Baca Juga: Akhirnya Terungkap, Irjen Ferdy Sambo Masuk Rumah Dinas Tanpa Diikuti Istrinya, Foto Bukti Sang Jenderal Tes PCR Dikantongi Komnas HAM

Facebook

Komnas HAM mengungkap temuan yang menohok pejabat Polri yang sempat memberikan keterangan kasus kematian Brigadir J.

Menurut informasi yang diperoleh Komnas HAM, Irjen Ferdy Sambo maupun rombongan istrinya yang melakukan perjalanan dari Magelang, melakukan tes PCR di rumah pribadi yang ada di Jalan Saguling III, sekitar 700 meter dari rumah dinas yang menjadi TKP baku tembak Brigadir J dan Bharada E.

Saat ini masih dilakukan proses secara digital terhadap HP dan video CCTV dari Magelang hingga Duren Tiga. "Sedang dilakukan proses secara digital untuk HP dan beberapa yang berhubungan dengan CCTV.

Di samping kami dikasih video yang sangat banyak, tapi masih ada satu proses yang memang secara teknologi dan secara mekanisme yang ada di Puslabfor memang butuh waktu," terang Anam.

Itu sebabnya, pengambilan keterangan digital ini nantinya akan dilanjutkan minggu depan. "Oleh karenanya, tadi kami sepakati mekanisme pengambilan keterangan digital dan siber ini kami akan lanjutkan minggu depan," papar Anam.

Anam mengatakan masih ada 20% lagi yang dibutuhkan untuk memperkuat sisi terangnya peristiwa ini. "Ya ini sekitar tinggal 20% lagi yang kami butuhkan untuk memperkuat sisi sisi terangnya peristiwa," tambah Anam.

Setelah pemeriksaan, Komnas HAM menunjukkan foto pemeriksaan perangkat digital atau gawai terkait kasus penembakan Brigadir Yosua atau Brigadir J. Choirul Anam dantim Komnas HAM menunjukkan sejumlah foto di hadapan wartawan. Foto yang ditunjukkan berisi sejumlah telepon genggam atau handphone (HP).

"Ada sejumlah barang yang kami lihat secara langsung, di samping kami mendapatkan penjelasan. Kita dapat penjelasannya, kita juga ditunjukkan barangnya, salah satunya soal HP, soal decoder, dan sebagainya. Itu tadi kami ditunjukkan prosesnya kayak di foto tadi,' terang Anam panjang lebar kepada wartawan.

Baca Juga: Lagi-lagi Patahkan Spekulasi Pengacara, Komnas HAM Lantang Sebut Brigadir J Masih Bisa Begini Saat Tiba di Duren Tiga, Foto Pengangkatan Peti Jenazah Diunggah

Tribun

Komnas HAM mengungkap temuan yang menohok pejabat Polri yang sempat memberikan keterangan kasus kematian Brigadir J.

"Terus juga ditunjukkan hasil seldam dan berbagai, dua lagi bagaimana mengecek dan sebagainya, terkait HP. Nanti kami jelaskan," tambah Anam lagi.

Komnas HAM juga menerima video dari Ditsiber Mabes Polri yang berjumlah 20 video. Rekaman video menunjukkan perjalanan dari Magelang sampai Jakarta.

"Yang paling penting tadi forum itu, kami diperlihatkan video, jumlahnya 20 video, itu dari Magelang sampai area Duren Tiga, termasuk juga sampai Rumah Sakit Polri Kramat Jati," imbuhnya.

Komnas HAM memeriksa 20 video CCTV dari 27 titik di kasus penembakan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J. Komnas HAM menyatakan tak ada editing di 20 video tersebut.

"Video itu dijelaskan secara scientific. Satu apakah video itu kalau bahasa umumnya, apakah ada editing atau tidak. Tadi dijelaskan nggak ada, secara scientific. Nggak ada, secara scientific," papar Anam.

Anam juga menjelaskan soal kerangka waktu yang berbeda satu video dengan yang lain. Dia membeberkan mengenai mekanisme kaliberasi. "Ada mekanisme namanya kaliberasi. Itu juga dijelaskan bagaimana mekanisme kaliberasinya," kata Anam.

Setelah dijelaskan mengenai mekanisme tersebut, Komnas HAM kemudian menonton video tersebut. Video itu memperlihatkan orang di rombongan Irjen Ferdy Sambo serta mobil yang membawa dari Magelang ke Jakarta. "Barulah kita tonton videonya, tonton videonya bagaimana orang, mobil yang ada dalam video itu dalam kondisi baik semua," ujar dia.

Baca Juga: Lagi-lagi Patahkan Spekulasi Pengacara, Komnas HAM Lantang Sebut Brigadir J Masih Bisa Begini Saat Tiba di Duren Tiga, Foto Pengangkatan Peti Jenazah Diunggah

Antara

Komnas HAM mengungkap temuan yang menohok pejabat Polri yang sempat memberikan keterangan kasus kematian Brigadir J.

"Apa paling penting di video ini? Di area Duren Tiga video memperlihatkan ada Irjen Sambo, ada rombongan dari Magelang. Irjen Sambo masuk duluan, setelah sekian waktu terus ada rombongan baru pulang dari Magelang dan di situ terlihat ada Bu Putri, ada Joshua, almarhum Joshua masih hidup dia sampai di Duren Tiga dia masih hidup, terus ada rombongan lain dalam kondisi hidup dan sehat tidak kurang dari satu apa pun," terang Anam.

Isi rekaman CCTV rumah Irjen Ferdy Sambo dirlis, Komnas HAM ungkap temuan yang menohok pejabat Polri yang sempat memberikan keterangan awal terkait kasus kematian Brigadir J atau Brigadir Yosua. Pantas foto sosoknya kini bak hilang ditelan bumi.

Pada Selasa, 12 Juli 2022 Kapolres Metro Jakarta SelatanKombes Budhi Herdi Susianto menggelar konferensi pers di kantornya. Di depan wartawan yang berkerumun, Budhi memberikan keterangan terkait insiden baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E di rumah singgah Irjen Ferdy Sambo, yang terjadi beberapa hari sebelumnya.

Budhi menjelaskan,alasan Bharada E tidak mengawal Kepala Divisi Propam Polri Irjen Ferdy Sambo hingga akhirnya terlibat baku tembak dengan Brigadir J pada Jumat, 8 Juli 2022. Katanya, Bharada Emendapat tugas mengawal putra Sambo.

Bharada E adalah ajudan Ferdy Sambo, sedangkan Brigadir J sebagai sopir dinas untuk istri Sambo. Brigadir J meninggal dunia dalam baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas Ferdy Sambo.

“Jadi, memang RE itu ajudan dari Kadiv Propam. Namun pada saat itu, yang bersangkutan mendapat tugas untuk membantu mengamankan atau mengawal putra beliau ke luar kota,” terang Budhi di Markas Polres Jakarta Selatan pada Selasa, 12 Juli 2022.

Menurut Budhi, prosedurnya, bagi siapa saja yang baru pulang dari luar kota harus menjalani isolasi mandiri termasuk tes PCR COVID-19. “Sama dengan keluarga yang lain, yang bersangkutan juga melakukan isolasi terlebih dahulu sambil menunggu hasil tes PCR yang dia lakukan bersama keluarga yang lain,” jelas Budhi.

Baca Juga: Pantas Bharada E Diperiksa Komnas HAM Tanpa Didampingi Pejabat Polri, Ternyata Para Jenderal Bintang 3 Sudah Sepakat Begini, Foto Ajudan Ferdy Sambo Jadi Sorotan

Facebook

Komnas HAM mengungkap temuan yang menohok pejabat Polri yang sempat memberikan keterangan kasus kematian Brigadir J.

Rumah yang ditempati istri Ferdy Sambo untuk isolasi itu adalah rumah singgah. Selama pandemi COVID-19, rumah tersebut dipakai oleh keluarga untuk melakukan isolasi mandiri.

“Apabila anggota keluarganya yang baru saja keluar pulang dari luar kota melakukan test PCR. Sambil menunggu hasil PCR keluar, maka akan melakukan isolasi. Di rumah tersebut adalah rumah persinggahan, rumah aslinya sendiri kurang lebih satu kilometer dari rumah tersebut,” terang Budhi panjang lebar.

Beberapa saksi di tempat kejadian telah dimintai keterangan, salah satunya istri Irjen Ferdy Sambo dan Bharada E, pengawal Sambo. Brigadir J disebut sempat memasuki kamar pribadi Sambo kemudian diduga melecehkan istrinya dengan todongan senjata.

Brigadir J menodongkan pistol ke arah kepala istri Ferdy Sambo dan wanita yang ditodong sontak berteriak minta tolong. Teriakan itu membikin panik Brigadir J dan dia langsung lari keluar dari kamar. "Mendengar teriakan itu, Bharada E menghampiri dari arah atas tangga," ujarnya.

"Kemudian Bharada E bertanya ada apa, direspons dengan tembakan oleh Brigadir J. Akibat tembakan tersebut terjadilah saling tembak, dan akibatnya Brigadir J meninggal dunia," katanya.

Selang beberapa hari memberikan keterangan kasus kematian Brigadir J, Budhi dinonaktifkan dari jabatannya. Keterangan Budhi saat itu dapat dicocokkan dengan temuan Komnas HAM yang merilis isi rekaman CCTV di Kompleks Polri Duren Tiga, yang menunjukkan kondisi rombongan Irjen Ferdy Sambo tiba di rumah singgah.

Baca Juga: Dikawal Ketat, Bharada E Akhirnya Muncul ke Publik Usai Dapat Ultimatum dari Sosok Ini, Foto Terkininya Jadi Sorotan

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya