Suaminya Pimpin Autopsi Ulang Brigadir J, Istri Ketua Dokter Forensik Punya Jabatan Mentereng di RSPAD Gatot Subroto, Foto Sosoknya Muncul di Medsos

Rabu, 27 Juli 2022 | 13:16
Facebook

Istri Ketua Umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia yang pimpin autopsi ulang Brigadir J ternyata punya jabatan mentereng di RSPAD.

Fotokita.net - Ketua Umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) Ade Firmansyah Sugiharto memimpin autopsi ulang jenazah Brigadir Yosua atau Brigadir J di RSUD Sungai Bahar, Jambi. Proses autopsi ulang ini melibatkan sejumlah dokter forensik dari berbagai rumah sakit dan universitas.

Selain memimpin PDFI, Dokter Ade Firmansyah Sugiharto sehari-hari menjabat sebagaiKepala Departemen Forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Ternyata istri ketua dokter forensik ini punya jabatan mentereng di RSPAD Gatot Subroto. Foto sosoknya muncul di media sosial (medsos).

Dokter Ade Firmansyah yang lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 2005 itu menikah pada Oktober 2010. Suaminya pimpin autopsi ulang jenazah Brigadir J atau Brigadir Yosua, istri ketua umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia ternyata punya jabatan mentereng di RSPAD Gatot Subroto.

Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menjelaskan, proses autopsi ulang atauekshumasi jenazah Brigadir J dilaksanakan dengan pengawasan tim khusus eksternal dari Komnas HAM dan Kompolnas. Komnas HAM dan Kompolnas juga dipastikan tidak dapat diintervensi.

"Proses ekshumasi ini diawasi langsung dari Komnas HAM. Beliau sangat konsisten dan beliau juga kerjanya independen dan imparsial, tidak bisa diintervensi oleh semua pihak, demikian juga pengawas eksternal dari Kompolnas juga hadir. Sama, beliau juga independen dan imparsial," kata Dedi.

Saat memberikan keterangan resmi kepada wartawan di RSUD Sungai Bahar, Jambi, Rabu (27/7/2022), Dedi menyebutkan, pengumuman hasil autopsi ulang jenazah Brigadir J akan disampaikan oleh dokter Ade Firmansyah Sugiharto.

"Nanti dari dokter Ade yang mimpin langsung pelaksanaan autopsi ulang yang berkompeten untuk menyampaikan. Saya tidak berkompeten untuk menyampaikan tersebut," kata Dedi.

Baca Juga: Sudah Bisa Tarik Kesimpulan Kondisi Jenazah Brigadir J, Komnas HAM Sengaja Tunggu Hasil Proses Kunci Ini, Foto Jasad Almarhum Sebelum Autopsi Disebarkan

Jenderal bintang dua itu tidak menjelaskan berapa banyak dokter yang terlibat dalam proses autopsi ulang ini. Namun, Dedi menekankan, proses autopsi ulang ini dilakukan oleh dokter forensik dari beberapa rumah sakit dan universitas.

"Itu dokter, saya tidak bisa jawab itu. Untuk jumlahnya (dokter forensik yang terlibat), nanti dr Ade yang akan sampaikan. Yang jelas saya sampaikan secara umum ada dari berbagai rumah sakit dan universitas," terang Dedi.

Terkait dengan proses autopsi ulang ini, Dedi menyampaikan hal ini akan disampaikan secara langsung oleh dokter Ade Firmansyah. "Nanti setelah selesai kegiatan ini nantinya dr Ade selaku ketua tim kedokteran forensik yang akan melaksanakan ekshumasi ini yang akan menyampaikan," imbuhnya.

Hasil autopsi ulang ini akan jadi bukti tambahan penyidik yang menangani dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J. "Penyidik akan sangat berkepentingan untuk meminta hasil dari hasil autopsi yang dilakukan hari ini sebagai tambahan alat bukti, yang nanti akan dibuka dan diungkap di sidang pengadilan," kata Dedi.

Dedi menjelaskan autopsi ulang ini dilakukan oleh tim expert atau ahli di bidangnya, sehingga dia meyakini hasilnya akan sahih.

"Proses ekshumasi ini dilaksanakan oleh tim expert dari Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia yang sudah melakukan asesmen terhadap dokter-dokter bahkan ikut melaksanakan autopsi ulang dari berbagai rumah sakit dan dari berbagai universitas," papar Dedi.

Tim dokter yang melakukan autopsi ulang ini dipastikan Irjen Dedi bersifat independen dan imparsial. "Artinya bahwa hasil autopsi ulang yang dilaksanakan pada hari ini, ini memiliki dua konsekuensi. Konsekuensi pertama dari sisi keilmuan harus betul-betul sahih dan bisa dipertanggungjawabkan," ucapnya.

Baca Juga: Diminta Ikut Autopsi Ulang Brigadir Yosua, Ahli Forensik Polri yang Tangani Kasus Pembunuhan Subang Beri Jawaban Begini, Foto Sosoknya Kembali Ramai Dibahas

Facebook

Istri Ketua Umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia yang pimpin autopsi ulang Brigadir J ternyata punya jabatan mentereng di RSPAD.

Hasil autopsi ulang juga diharapkan dapat memenuhi rasa keadilan. Proses autopsi ulang ini juga diharapkan dapat memberikan tambahan bukti yang akan memperkaya alat bukti yang dimiliki penyidik tim khusus.

"Konsekuensi kedua, karena ekshumasi dalam rangka keadilan dilaksanakan oleh pihak yang berwenang dan oleh kedokteran forensik, ini harus memiliki konsekuensi yuridis. Yang berwenang siapa, dalam hal ini penyidik," katanya.

Hasil autopsi ulang juga diharapkan dapat memberikan tambahan alat bukti demi kepentingan penyidikan. "Penyidik akan sangat kepentingan untuk meminta hasil autopsi yang kedua ini sebagai tambahan alat bukti yang nanti akan dibuka dan diungkap di persidangan," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Dedi juga menyebut, proses ekshumasi atau autopsi ulang ini dilakukan sebagai komitmen Polri mengungkap kasus ini. "Kegiatan ini sebagai bentuk komitmen dari Bapak Kapolri sesuai arahan dari Bapak Presiden agar kasus ini dibuka secara terang benderang," tegas Dedi.

Dokter Ade Firmasnyah Sugiharto yang memimpin proses autopsi ulang jenazah Brigadir J atau Brigadir Yosua bukanlah sosok asing dalam dunia kedokteran forensik. Setelah meraih gelar dokter umum dari FKUI tahun 2005, Ade mengambil spesialisasi patologi forensik.

Tahun 2009, dokter Ade berhasil mendapatkan beasiswa dari University of Washington.Pada tahun 2017, dokter Ade berhasil meraih gelar doktor dari UI.

Saat menyandang gelar doktor, Ade sempat menyinggung jumlah dokter forensik di Indonesia masih sangat minim. Dari 34 provinsi, hanya ada 158 dokter forensik per 2015. Padahal peran profesi ini sangat penting untuk mengungkap kasus-kasus pidana yang laporannya sering diterima kepolisian.

Minat menjadi dokter spesialis forensik di sini memang kurang. Ada anggapan kalau pendapatan sebagai dokter tak sebanding pengeluaran di masa studi serta penghasilan kebanyakan spesialis lain.

Baca Juga: Bukti Brigadir Yosua Menangis Ketakutan Sebelum Dihabisi Terungkap, Pengacara Keluarga Singgung 3 Lokasi Ini, Foto Persiapan Autopsi Ulang Diunggah

Facebook

Istri Ketua Umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia yang pimpin autopsi ulang Brigadir J ternyata punya jabatan mentereng di RSPAD.

Di sisi lain, karena minim, otomatis peluang kerja dokter forensik pun terbuka lebar. Ketika lulus, sudah pasti langsung bekerja. “Tapi sebetulnya menurut saya, ya, kalau alasannya ke finansial, tidak cocok juga. Kita bisa hidup, kok (menjadi dokter forensik),” ujar Ade Firmansyah Sugiharto pada (27/1/2017).

Minimnya dokter forensik ini juga membuat tenaga mereka terbatas dalam pelibatan untuk mengungkap kasus-kasus kematian tak wajar. Padahal menurut Ade, peran dokter forensik sangat membantu di tengah berkembangnya metode kejahatan yang dilaporkan ke kepolisian sebagai upaya penegakan hukum. Idealnya, kata dia, satu daerah itu memiliki empat dokter forensik. “Banyak daerah yang masih belum ada dokter forensiknya,” ujar Ade.

Dokter Ade menikah dengan Diana Chaidir pada awal Oktober 2010. Saat ini, dokter Ade hidup bahagia bersama istri dan kedua anak laki-lakinya. Rupanya, dokter Ade memiliki jodoh dengan rekan sepofresinya.

Suaminya memimpin proses autopsi ulang jenazah Brigadir J, istri ketua Dokter Forensik Indonesia ini ternyata punya jabatan mentereng di RSPAD Gatot Subroto. Istri Ade Firmansyah, Diana Chaidir tercatat sebagai dokter di Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSPAD.

Selain menjabat sebagai dokter umum di Poli IKA RSPAD, dokter Dina, sapaan akrab Diana Chaidir, juga membagi waktunya untuk memberikan pengasuhan terhadap anak-anak berkebutuhan khusus.

Pagi menjadi dokter umum dan sore menjadi guru piano. Kisah Dokter Dina dalam menjalankan kedua profesi yang ia cintai sangat menarik untuk dibagikan. Berusaha tersenyum dan menenangkan keluarga pasien, meskipun anak sendiri sedang sakit di rumah.

Melawan kerisauannya meninggalkan si kecil bersama sang pengasuh untuk merawat anak-anak lain yang membutuhkan. Menguatkan perasaan dan fisik untuk bekerja selama 30 jam penuh dalam satu kali bertugas.

Mencoba tetap bersyukur walaupun setiap akhir pekan belum tentu bisa dilalui dengan formasi anggota keluarga yang lengkap.

Baca Juga: Keluarga Brigadir Yosua Tolak Hasil Autopsi, Kondisi Makam Ajudan Irjen Ferdy Sambo Terlihat Janggal, Kerabat Ungkap Foto Terkininya

Facebook

Istri Ketua Umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia yang pimpin autopsi ulang Brigadir J ternyata punya jabatan mentereng di RSPAD.

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya