Sebelum Ponpes Shiddiqiyyah Digeruduk Polisi, Kiai Jombang Ngotot Kirim Pesan Begini ke Jokowi, Foto Terkininya Dibanjiri Doa

Minggu, 10 Juli 2022 | 19:01
Facebook

Kiai Jombang pemilik Ponpes Shiddiqiyyah ngotot mengirim pesan begini ke Presiden Jokowi. Foto terkini ayah Bechi dibanjiri doa.

Fotokita.net - Ponpes Shiddiqiyyah Ploso Jombang sempat digeruduk polisi pada Kamis (7/7/2022). Saat itu, polisi ingin menangkapMoch Subchi Azal Tsani (MSAT) alias Bechi. Pria 42 tahun yang juga anak pemilik Ponpes Shiddiqiyyah ini menjadi tersangka kasus pencabulan santriwati sejak dua tahun lalu.

Sebelum Ponpes Shiddiqiyyah digeruduk polisi, pemilik ponpes Kiai Muchammad Muchtar Mu’thi ngotot mengirimkan pesan begini kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Foto terkininya dibanjiri doa dari pengikutnya.

Peristiwa pengepungan Ponpes Shiddiqiyyah yang dilakukan pasukan gabungan Polda Jatim dan Polres Jombang sudah menyedot perhatian. Terlebih lagi, kiai Jombang sempat berulang kali meminta polisi agar tidak menangkap anak kesayangannya, Bechi.

Setelah melewati drama pengepungan selama lebih dari 15 jam, Bechi akhirnya menyerahkan diri ke polisi pada Kamis sekitar pukul 23.00 WIB. Ternyata kiai Jombang ikut mengantarkan anaknya ke Polda Jatim pada Kamis tengah malam.

Cerita sumbang perihal anak kiai Jombang mulai bermunculan usai Bechi resmi menjadi penghuni Rutan Medaeng di Sidoarjo, Jawa Timur. Salah satunya datang dariSyaripudin S Pane.

Syaripudin mengaku pernah menjadi mediator Bechi. Dia menceritakan bagaimana perilaku anak pemilik Ponpes Shiddiqiyyah yang membuatnya syok.

Syaripudin mengungkapkan bahwa Bechi menginstruksikan santri dan santriwatinya untuk merokok dengan dalih rokok kesehatan. Syaripudin menyebut rokok itu adalah bisnis keluarga Bechi.

Baca Juga: Terlanjur Dikepung Ratusan Polisi, Bechi Pewaris Ponpes Shiddiqiyyah Justru Sembunyi di Tempat Ini, Foto Ayahnya Jabat Tangan Kapolres Jombang Viral

"Karena dia punya usaha rokok kesehatan, santriwatinya itu merokok depan saya, depan Mas Bechi. Dia beralasan karena diajarkan supaya sehat dengan rokok saya," kata dia.

"Perlu diketahui bahwa Mas Bechi dan keluarganya itu berbisnis air minum, rokok, hotel, dan kafe. Mereka kaya dari mana? Sedangkan itu pesantren gratis. Jadi saya infokan itu bisnis mereka yang saya sebutkan," imbuhnya.

Syaripudin menyebut santri dan santriwati sudah menganggap Bechi seperti raja. Bahkan, kata Syaripudin, santri di pesantren Shiddiqiyyah dijadikan alat untuk melindungi Bechi.

"Seluruh santri di sana melindungi Mas Bechi, bahkan dia sudah dianggap raja di sana. Mas Bechi juga gunakan para santrinya untuk melindungi dia. Saya lihat itu di setiap sudut setiap saat ada yang berjaga. Santrinya di sana kira-kira hanya ratusanlah," cerita Syaripudin.

Perkenalan Syaripudin dengan Bechi bermula dariseorang sutradara terkenal. Sutradara itu pula menyebut Bechi adalah guru spiritualnya. Sang sutradara meminta Syaripudin untuk membantu masalah Bechi. Sebab, Syaripudin punya kedekatan dengan mantan pejabat tinggi di Polda Jatim. Syaripudin akhirnya ke Pondok Pesantren Shidiqqiyyah Ploso, Jombang tahun 2020.

Di Ponpes Shiddiqiyyah, Syaripudin bertemu dengan Bechi. Perihal pertemuan itu, Syaripudin memperlihatkan fotonya bersama Bechi. Syaripudin menyebut Bechi kemudian menceritakan kasus yang tengah menimpanya.

Saat pertemuan itu, Syaripudin juga menceritakan bahwa dia mendapati Bechi mengabaikan salat 5 waktu. "Waktu saya kumpul dengan Bechi di studionya dan berkumandang azan, saya tanya kenapa tidak salat, jawab dia bahwa salat itu urusan Allah dengan umatnya. Sedangkan kan salat itu kewajiban menurut saya," kata Syaripudin di saat konferensi pers di Jakarta Timur, Sabtu (9/7/2022).

Baca Juga: Pantas Kapolres Jombang Sampai Bungkuk-bungkuk, Pemilik Ponpes Shiddiqiyyah Ditemui dalam Kondisi Begini Saat Anaknya Mau Ditangkap, Foto Sosoknya Disebarkan

Antara Foto via Facebook

Kiai Jombang pemilik Ponpes Shiddiqiyyah ngotot mengirim pesan begini ke Presiden Jokowi. Foto terkini ayah Bechi dibanjiri doa.

Di pesantren Bechi itu, kata Syaripudin, terdapat tempat megah. Dia menyebut tempat merupakan tempat bai'at.

"Saya lihat dan tanya waktu itu saya mau sembahyang, saya kira itu masjid karena bagus dan mentereng. Kemudian dijelaskan kalau itu tempat bai'at. Saya tanya kenapa harus dibai'at, tujuannya mereka ya bilang bai'at ke Allah," ujarnya.

Syaripudin menyebut setelah dirinya mendapatkan kronologi kasus pencabulan Bechi, dia kemudian mendatangi Polres Jombang untuk mengetahui duduk perkara yang ada. Syaripudin mengatakan saat itu polisi sudah menetapkan Bechi sebagai tersangka terkait kasus pencabulan.

"Saya lihat BAP-nya, bahwa kasusnya ini, korbannya ini. Kenapa polisi sudah bisa menetapkan tersangka (Bechi) meskipun BAP pada waktu itu belum. Karena dari hasil penyidikan saksi saksi korban sudah komplit sudah siap diajukan ke kejaksaan," kata dia.

Syaripudin juga mendapatkan informasi bahwa korban pencabulan Bechi lebih dari 10 orang. Sementara kasus pencabulan diduga telah dilakukan sejak 2017. "Menurut polisi, itu bukan dilakukan sekali dua kali, itu berkali-kali dan korbannya lebih dari 10 pelapornya. Waktu 2017 sampai sekarang," katanya.

Syaripudin menyebut saat itu Bechi tidak ditahan oleh polisi. Bechi juga disebut mangkir 3 kali panggilan polisi. Inilah salah satu alasan Syaripudin batal menjadi mediator antara Bechi dan korban untuk menyelesaikan masalah pelecehan seksualnya.

"Dia tidak pernah datang untuk panggilan 1, 2, 3. Sampai sampai pihak kepolisian dan penyidik mengirim penyidik untuk BAP di dalam rumahnya," kata dia.

Selain itu, Syaripudin mengatakan bahwa Bechi mengelak telah melakukan pelecehan. Syaripudin pun sempat menyarankan Bechi untuk menghadiri pemeriksaan polisi.

Baca Juga: Sebelum Menyerah ke Polisi, Bechi Pewaris Ponpes Shiddiqiyyah Singgung Peran Mantan Istri Ayahnya, Tertunduk Lesu Saat Foto di Rutan Medaeng

Facebook

Kiai Jombang pemilik Ponpes Shiddiqiyyah ngotot mengirim pesan begini ke Presiden Jokowi. Foto terkini ayah Bechi dibanjiri doa.

"Tidak pernah mengakui (pelecehan) ke saya. Saya sudah sarankan ke dia, kalau kamu tidak bersalah, sebagai warga negara yang baik dan taat hukum walaupun ada fitnah dan ada laporan macam-macam, ya datang, hadapi. Nanti masalah kamu benar atau tidak nanti pengadilan yang ngurus. Jangan mentang-mentang bapaknya itu seorang ulama, tokoh masyarakat di Jombang," ujarnya.

Sebelum Ponpes Shiddiqiyyah digeruduk polisi, ternyata kiai Jombang ngotot menyampaikan pesan begini ke Presiden Jokowi. Foto terkininya dibanjiri doa dari pengikutnya.

Kushartono, salah satu santri Ponpes Shiddiqiyyah, memberikan kesaksian atas pemikiran dan cara pandangkiai Muchammad Muchtar Mu’thi. Pria yang kini menjabat sebagai pimpinan media di bawah payung Shiddiqyyah Jombang ini menceritakan banyak hal tentang kekagumannya terhadap keberanian yang diambil oleh gurunya tersebut.

“Pak kiai (Pangilannya kepada kiai Muchtar) itu saya kira orang yang cukup berani untuk mengambil sikap, tapi beliau juga tidak asal sebut saja, pasti punya dalil,” kata Kushartono.

Contoh pertama yang diberikannya adalah dawuhnya tentang hukum salat Jumat yang menurut kiai Muchtar posisinya tidak bisa menggantikan salat duhur seperti kebanyakan ulama pada umumnya. “Tentu waktu itu serangan banyak muncul dari sana-sini, tapi pak kiai punya pedoman untuk itu dan sampai beliau mengarang 4 buku besar,” ujar Kushartono.

Dalam pandangan kiai Muchtar, salat Jumat adalah bentuk salat wajib tiap minggu selain yang wajib dalam lima kali sehari. “Kan ada juga yang tiap tahun bentuknya 2 salat hari Raya, bahkan beliau bisa membuka pendapat 4 madhab untuk itu,” papar Kushartono. Langkah yang disebutnya kontroversial lainnya adalah ketika pesantren Majmaal Bahrain yang beberapa waktu lalu mengadakan kajian untuk kitab sutasoma.

Meskipun banyak penolakan dari berbagai pesantren lain karena dianggap membahayakan akidah dan lain-lain kala itu. “Padahal yang dibahas adalah konsep Bhineka Tunggal Ika, dan hasilnya adalah Persaudaran Cinta tanah Air yang berdiri atas berbagai agama di dalamnya dengan toleransi yang tetap terjaga,” imbuhnya.

Bahkan pandangan kiai Muchtar tentang Kemerdekaan Republik Indonesia yang selama ini diperingati setiap tanggal 17 Agustus adalah salah besar. “Menurut pak kiai, itu adalah kemerdekaan Bangsa Indonesia, karena Republik kala itu belum terbentuk,” lanjutnya.

Baca Juga: Bukan Cuma Luhut Binsar, Prabowo Subianto Kunjungi Ponpes Shiddiqiyyah Demi Tujuan Ini, Foto Menhan Cium Tangan Ayah Bechi Jadi Sorotan

Facebook

Kiai Jombang pemilik Ponpes Shiddiqiyyah ngotot mengirim pesan begini ke Presiden Jokowi. Foto terkini ayah Bechi dibanjiri doa.

Perihal pemikiran kiai Jombangtentang Kemerdekaan Republik Indonesia yang selama ini diperingati setiap tanggal 17 Agustus adalah salah besar terus didorong ayah Bechi kepada Presiden Jokowi. Bahkan, kiai Jombang sampai menitipkan pesan begini ke Jokowi melalui tangan kanannya, Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan.

Menko Luhut Binsar Panjaitan mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Majma'al Bahrain Shiddiqiyyah,Selasa (21/3/2017).Kedatangan Luhut beserta rombongan disambut hangat tuan rumah, KH Muhammad Mukhtar Mukhti yang juga mursyid tarikat Shiddiqiyyah dan keluarga. Bahkan ratusan santri berebut jabat tangan dengan Luhut dan rombongan.

Selanjutnya Luhut diterima di ruang dalam ponpes setempat. Luhut terlihat berbincang akrab dengan Kiai Mukhtar Mu'thi dan keluarga, saling bertukar cerita, diakhiri pemberian suvenir oleh tuan rumah.

Usai pamit, Luhut kepada pers mengaku kunjungannya hanya silaturahmi biasa. Dia mengaku, sebenarnya satu tahun lalu sudah ada janji kepada Kiai Muhtar untuk mengunjungi sang kiai. "Namun baru pada hari ini bisa diagendakan. Kami juga meminta doa kepada beliau agar negeri kita aman dan damai,” ujar Luhut Binsar Panjaitan.

Luhut mengungkapkan, dia juga membahas mengenai petisi yang digalang Kiai Mukhtar, yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo sekitar Agustus 2016. Petisi tersebut berisi permohonan perubahan istilah atau frasa 'Kemerdekaan Republik Indonesia' menjadi 'Kemerdekaan Bangsa Indonesia'.

"Usulan itu sangat masuk akal, dan menarik untuk dikaji dan dicermati lebih dalam lagi mengenai perubahan istilah tersebut,” bebernya. Namun Luhut tidak merinci lebih jauh, kapan pengkajian untuk perubahan istilah itu dilakukan.

Luhut hanya menyatakan, peran Kiai Muchtar patut dikagumi. Sebab, meski usia sudah sepuh, masih konsisten memberikan nilai-nilai yang mendalam mengenai istilah 'Kemerdekaan Republik Indonesia' atau 'Kemerdekaan Bangsa Indonesia'.

Baca Juga: Akhirnya Dicokok Polisi, Bechi Anak Pemilik Ponpes Shiddiqiyyah Jombang Ditemukan dalam Kondisi Begini, Foto Terkininya Dicari-cari

Facebook

Kiai Jombang pemilik Ponpes Shiddiqiyyah ngotot mengirim pesan begini ke Presiden Jokowi. Foto terkini ayah Bechi dibanjiri doa.

Sekalipun begitudirinya menyebut segala pandangan berbeda yang disampaikan gurunya tersebut tak pernah dipaksakan kepada siapa pun.

Sekalipun kepada muridnya, karena bagi kiai Muchtar, perbedaan itu hal biasa, yang menjadikan perpecahan adalah nafsu yang menyertai perbedaan tersebut.

“Seringkali juga beliau berkata, apa yang saya katakan, jangan keburu diterima, pikir dulu benar apa tidak. Ini tentu sebuah pelajaran berharga bagimana kita harus menyikapi perbedaan untuk saya,” ucap pria asli Kediri ini.

Seluruh pemikiran itu, Kushartono mengakuinya sebagai buah keyakinan dari kiaiJombang sendiri yang meyakini bahwa orang Jombang adalah orang yang berani bersikap. Namun tetap punya pegangan dan tidak ngawur.

“Seringkali juga dicontohkan bagaimana kiai Hasyim, Gus Dur, Cak Nun, Nurcholis Madjid, mereka adalah orang Jombang dan berani berbeda dengan orang lain tanpa perlu menyalahkan lainnya.

Karena menurut kiai, pada dasarnya orang Jombang adalah pemberani dan beliau ingin jadi bagian dari orang-orang itu,” tandas Kushartono.

Baca Juga: Ngaku Punya Ilmu Kanuragan, Pewaris Ponpes Shiddiqiyyah Bikin Jiwa Korban Melayang Pakai Cara Begini, Foto Ayahnya Bertemu Luhut Binsar Disorot

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya