Foto Tampang Wiyanto Halim Lansia yang Tewas Dikeroyok Tersebar, Ternyata Punya Masalah Sengketa Tanah

Senin, 24 Januari 2022 | 18:58
Istimewa

Keluarga lansia Wiyanto Halim geram terhadap pengeroyokan yang menewaskan ayah mereka. Ternyata korban punya masalah sengketa tanah.

Fotokita.net - Seorang lansia bernama Wiyanto Halim menjadi korban pengeroyokan massa diJalan Pulokambing, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur pada Minggu (23/1/2022) dini hari. Pria berusia 89 tahun itu tewas diamuk massa setelah diteriaki maling.

Foto tampang Wiyanto Halim lansia yang tewas dikeroyok massa tersebar luas di media sosial. Ternyata dia masih memiliki masalah sengketa tanah yang terus diperjuangkan hingga akhir hayatnya.

Peristiwa pengeroyokan Wiyanto Halim yang seorang diri mengemudikan mobil terekam kamera HP.Dalam video amatir tampak massa yang mengemudikan sepeda motor terlibat kejar-kejaran dengan Wiyanto Halim. Massa terus mengejar sambil berteriak 'maling-maling' dan memukuli kendaraan milik lansia malang itu.

Laju mobil SUV berwarna hitam tersebut baru berhenti di kawasan JIEP setelah dihadang massa dan sejumlah personel Polres Metro Jakarta Timur yang menaiki mobil patroli.

Saat mobil berhenti, massa yang sudah beringas seketika menarik pelaku dari kursi kemudi lalu memukuli pelaku hingga menderita luka berat dan tewas di lokasi kejadian.

Kasus pengeroyokan terhadap Wiyanto Halim mendapat sorotan dari berbagai pihak tidak hanya karena korban merupakan lansia, tapi juga karena korban dituduh sebagai maling hingga akhirnya dikeroyok.

Wiyanto Halim yang saat kejadian mengemudikan mobil berpelat B 1859 SYL sudah dikejar dari Tebet, Jakarta Selatan hingga masuk ke Jakarta Timur melalui Jatinegara kemudian berhenti di Cakung.

Baca Juga: Foto Mobil Patroli Ikut Kejar Sopir Lansia yang Tewas Dikeroyok Bikin Geram, Polisi Buka Suara

Ketua Indonesian Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso menuturkan pihaknya meminta jajaran Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur segera mengungkap kasus.

"Jadi dalam hal ini IPW mendesak agar pelaku aniaya tersebut diproses hukum agar tidak terjadi main hakim sendiri di tengah masyarakat. Karena bisa saja salah sasaran," ujar Sugeng.

Sugeng juga mengimbau agar warga lekas melaporkan kasus tindak pidana yang mereka temui agar bisa ditindaklanjuti, termasuk untuk mencegah timbulnya korban sebagaimana kasus Wiyanto Halim.

"Selain itu penting peran serta masyarakat segera melaporkan pada polisi bila melihat peristiwa pidana. Penganiayaan agar polisi segera menjalanlan tugasnya dan tidak terjadi main hakim sendiri," tuturnya.

Kasat Reskrim Polrestro Jakarta Timur AKBP Ahsanul Muqaffi mengatakan dari hasil penyelidikan pria yang terlibat kejar-kejaran dari Tebet, Jakarta Selatan hingga Cakung merupakan pemilik mobil.

"Bukan (pencuri), itu warga aja salah persepsi. Itu (mobil) punya dia sendiri kok, sudah kita cek," kata Ahsanul saat dikonfirmasi di Cakung, Jakarta Timur, Minggu (23/1/2022).

Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur irit bicara terkait perkembangan penyelidikan kasus pengeroyokan yang menewaskan Wiyanto Halim pada Minggu (23/1/2022) dini hari. Foto tampang Wiyanto Halim lansia yang tewas dikeroyok massa beredar di media sosial.

Baca Juga: Foto Kecelakaan Maut Balikpapan Bikin Geram Anggota DPR, Ini Alasan Sopir Truk Tronton Gagal Hindari Kendaraan di Simpang Rapak

WartaKota

Keluarga lansia Wiyanto Halim geram terhadap pengeroyokan yang menewaskan ayah mereka. Ternyata korban punya masalah sengketa tanah.

Ditemui di kantornya, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Ahsanul Muqaffi enggan menjelaskan perkembangan dengan alasan bakal disampaikan saat jumpa pers. "Nunggu saja. Nanti dalam waktu dekat pak Kapolres akan release," singkat Ahsanul saat ditemui wartawan di Mapolrestro Jakarta Timur Senin (24/1/2022).

Sementara itu, keluarga Wiyanto Halim lansia yang tewas dikeroyok saat mengemudikan mobilnya sendiri di Pulogadung, Jakarta Timur, menggelar konferensi pers di rumah duka Grand Heaven Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (24/1/2022).

Keluarga Wiyanto Halim sebelumnya telah angkat bicara dan mengutuk keras terhadap aksi pengeroyokan berujung tewasnya korban usai lansia itu dituding maling mobil di daerah Jakarta Timur. Pihak keluarga meminta pelaku dihukum berat.

Melalui kuasa hukum,Freddy Yoanes Patty keluarga menduga ada dalang di balik penganiayaan maut yang merenggut nyawa Halim pada Minggu (23/1/2022) dini hari.

Freddy Yoanes Patty menilai, pengeroyokan oleh sekelompok orang terhadap Halim bukan lah hal yang spontan terjadi. "Buat kami ini bukan sekedar pengeroyokan biasa. Ini pasti ada dalangnya, ada pihak-pihak yang memang menghendaki hal ini terjadi, ini keyakinan keluarga," kata Freddy di Grand Heaven Pluit.

Mewakili keluarga, Freddy menilai peristiwa mulai dari dituduhnya Halim sebagai maling mobil, aksi pengejaran, hingga pengeroyokan berujung meninggalnya korban terjadi disengaja. Itu sebabnya, keluarga berharap polisi bisa mengungkap kebenaran di balik dugaan dalang penganiayaan serta motif apa yang melandasinya.

"Kami sangat berharap bahwa para pelaku utama, aktor, di balik kejadian ini bisa diusut dan motif apa yang membuat mereka melakukan ini bisa dibuktikan. Jangan ada hal-hal yang tersembunyi," tegas Freddy.

Baca Juga: Foto Tampang Pelaku Pengeroyokan Anggota Raider Kostrad Terlanjur Beredar, Ternyata Begini Sikap Pratu Sahdi yang Bikin Preman Gelap Mata

Antara Foto via Facebook

Keluarga lansia Wiyanto Halim geram terhadap pengeroyokan yang menewaskan ayah mereka. Ternyata korban punya masalah sengketa tanah.

Adapun dalam konferensi pers ini, turut hadir dua anak korban, Bryna dan Virsha. Sementara itu, hingga Senin petang jenazah Halim masih disemayamkan di ruang duka 806 Grand Heaven Pluit. Almarhum rencananya dikremasi pada Selasa (25/1/2022) besok setelah menjalani serangkaian ibadah.

Mewakili keluarga, Freddy menjelaskan peristiwa ini berawal dari tuduhan kepada Halim sebagai maling mobil. Lalu ada pengejaran hingga pengeroyokan yang berujung meninggalnya korban. Karena itu, keluarga berharap polisi bisa mengungkap kebenaran di balik penganiayaan serta motif para pelaku.

"Kami sangat berharap bahwa para pelaku utama, aktor di balik kejadian ini bisa diusut dan motif apa yang membuat mereka melakukan ini bisa dibuktikan. Jangan ada hal-hal yang tersembunyi," tegas Freddy.

"Saya minta keadilan untuk papa saya. Ini papa saya meninggal nggak wajar. Saya minta keadilan untuk papa saya," kata anak korban, Bryana Halim, saat dihubungi, Senin (24/1/2022).

Bryana telah melaporkan kasus itu ke pihak kepolisian. Dia mendesak kasus itu segera diusut hingga tuntas. "Saya minta pemerintah untuk usut tuntas kasus papa saya," katanya.

Polisi bergerak cepat menyelidiki kasus pengeroyokan yang menewaskan Wiyanto Halim. Satu pelaku kini sudah ditangkap. "Sudah (pelaku ditangkap). Insialnya R," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan saat dihubungi detikcom, Senin (24/1/2022).

Pengeroyokan itu terjadi pada Minggu (23/1) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB. Awalnya, polisi mendapatkan informasi adanya aksi pencurian mobil di Jalan Pulo Kambing, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur.

Baca Juga: Foto Tampang Penikam Prajurit Raider Kostrad Disebarkan, Pelaku Emosi Gegara Masalah Sepele Ini

Tribun Jakarta

Keluarga lansia Wiyanto Halim geram terhadap pengeroyokan yang menewaskan ayah mereka. Ternyata korban punya masalah sengketa tanah.

Saat polisi tiba di lokasi, mobil yang ditumpangi korban diketahui telah mengalami kerusakan parah. Kerusakan itu diduga akibat amukan massa. "Ada satu unit mobil Toyota Rush warna abu-abu bernopol B-1859-SYL yang sudah dalam keadaan rusak diduga akibat dikeroyok massa. Pengemudi kendaraan dibawa ke ambulans ke RSCM untuk mendapatkan pertolongan medis," terang Zulpan.

Kasus ini masih diselidiki pihak kepolisan. Terduga pelaku lain yang terlibat dalam tindakan pengeroyokan itu masih dalam pengusutan polisi. Pengeroyokan kepada korban diketahui bermula saat korban Wiyanto Halim diteriaki maling oleh sejumlah massa. Korban saat itu tengah mengemudikan mobilnya seorang diri.

Aksi kejar-kejaran korban dengan pengendara motor sempat terjadi. HM lalu dihakimi massa di daerah Cakung, Jakarta Timur.

Pihak keluarga membantah keras tudingan maling yang dialamatkan kepada Wiyanto Halim. Anak korban, Bryana menyebut mobil yang dikemudikan oleh ayahnya itu merupakan kendaraan pribadi ayahnya.

"Semuanya itu setting-an makanya kita minta coba pikir kalau papa saya curi mobil kenapa mobil papa saya dihancurin? Kalau namanya orang curi mobil yang pasti mobilnya diamankan. Tapi ini mobil papa dihancurin sampai hancur banget," katanya.

"Yang pasti itu mobil sendiri ya mobil sendiri. STNK bisa dicek tapi dibilang maling," tambah Bryana.

Sebelum tewas dikeroyok massa,Wiyanto Halim rupanya sedang bergelut dalam masalah sengketa tanah yang berada di Kecamatan Benda sekitaran Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Baca Juga: Foto Tampang Hadfana Firdaus Diinterogasi Tersebar, Alasan Pelaku Tendang Sesajen Semeru Bikin Tertawa

Instagram

Netizen menanyakan keberadaan mobil patroli polisi yang tertangkap kamera ikut mengejar mobil sopir lansia yang terus diteriaki maling itu.

Pertikaian klaim mengklaim hak kepemilikan tanah tersebut sudah berlangsung sejak tahun 1978 atau persisnya, empat puluh tiga tahun silam. Lawan berseterunya pun tak lain dan tak bukan adalah Alm Surya Mihardja, bekas anak buahnya di perusahaan atau lebih tepatnya, mitra kerjanya sejak tahun 1970 hingga 1980.

Silih berganti. Terkadang ia sebagai Penggugat juga sebagai Tergugat. Bahkan pelaporan kasus pidana, acap sebagai Pelapor dan sebaliknya sebagai Terlapor. Tetapi baginya, tak ada istilah menyerah atau gentar. Sebab fakta data-data dan saksi-saksi atau dokumen yang dimilikinya, diyakini condong memenuhi unsur kebenaran baginya.

Hanya saja dan disadari, karena pengaruh kedekatan lawan dengan oknum aparat di Lembaga Peradilan yang kerap melakukan cara-cara melawan hukum dan penuh konspirasi (KKN). Sehingga beberapa perkara terdahulu, pihaknya sering pada posisi terkalahkan.

Guna menghindari permainan curang dan menepis kecenderungan keberpihakan, ia menyurati instansi terkait yaitu ke Ketua Badan Pengawasan Mahkamah Agung Republik Indonesia.

Berharap 3 (tiga) perkara perdata yang saat ini tengah disidangkan di PN. Tangerang, yakni : No. 589/Pdt.G/2021/PN.Tng., No. 874/Pdt.G/2021/PN.Tng dan No. 919/Pdt.G/2021/PN.Tng., serta No. 37/G/2020/PTUN-Srg., yang sedang berproses Kasasi di Mahkamah Agung, agar tetap dalam pantauan dan pengawasan. Sehingga kelak, majelis hakim yang menyidangkan realistis dan bijak dalam membuat keputusan tanpa ada unsur keberpihakan.

"Surya Mihardja sudah lama meninggal sekitar lima belas tahun lalu. Apa yang dikerjakan almarhum ikhwal persengketaan tanah semasa hidupnya, kini diteruskan oleh salah satu anaknya bernama Suherman Mihardja (Aan)," tegas Wiyanto Halim didampingi Kuasa Hukumnya, Davey Oktavianus Patty, Freddy Yoanes Patty dan Roslina kepada wartawan, Selasa (2/11/2021).

Baca Juga: Foto Tampang Kalem Herry Wirawan Keluar Sidang Bikin Geram, Ini Alasan Komnas HAM Tolak Hukuman Mati Buat Pencabul 13 Santri

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya