Foto Jenderal Dudung Bertemu Ketua Umum PBNU Ramai Dibahas, MUI Minta KSAD Lebih Baik Urusi Daerah Konflik Ini

Selasa, 07 Desember 2021 | 08:40
Instagram NU

Foto Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman bertemu Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU Said Aqil Siroj ramai dibahas.

Fotokita.net - Foto Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman bertemu Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU Said Aqil Siroj ramai dibahas netizen di media sosial. Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta KSAD lebih baik mengurusi daerah konflik ini ketimbang bicara soal agama.

Nama KSAD Jenderal Dudung Abdurachman kembali menjadi perbincangan netizen di jagat maya. Pemicunya, Jenderal Dudung mengeluarkan pernyataan perihal agama. Baru-baru ini, Dudung terekam kamera video memberikan pernyataan dengan kalimat "jangan terlalu dalam mempelajari agama."

Setelah beragam kritik muncul terkait pernyataan Dudung, foto mantan Pangkostrad ini berjumpa Ketua PBNU Said Aqil Siroj muncul. Foto ini diunggah melalui akun Instagram resmi milik Nahdlatul Ulama pada Senin (6/12/2021).

Dalam foto itu, Jenderal Dudung yang pernah menjabat sebagai Pangdam Jaya terlihat menyimak penjelasan Said Aqil. Sementara di hadapan mereka tersaji aneka kudapan dan botol air minum dalam kemasan.

Untuk foto yang diunggah itu, NU memberikan sekelumit keterangan, "Ketua Umum PBNU Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj,MA beserta Jajarannya menerima Silaturrahim KASAD TNI Jenderal TNI Dudung Abdurachman untuk membahas hal strategis untuk kemaslahatan Umat."

Baca Juga: Foto Jenazah Sertu Ari Baskoro Bikin Hati Jenderal Dudung Abdurachman Terluka, Ini Daftar Kejahatan KKB Tendius Gwijangge yang Jadi Biang Kerok

Melihat foto itu, netizen memberikan beragam respons. Namun, tak sedikit di antara mereka yang menyoroti pernyataan Dudung soal agama. Pastinya, foto pertemuan Dudung dengan Saiq Agil ramai dibahas netizen. Hingga ini sudah ada 447 komentar yang ditulis. Angka ini jauh lebih besar ketimbang foto lainnya di linimasa akun Instagram NU itu.

Akun @mujlessmujless berkomentar, "AlhamduliLLah sudah bersedia sowan dan tentu belajar ngaji....semoga ada hikmahnya....Aamiin....YRA..."

Sementara itu, @ranggarichaditya menuliskan komentar, "Ruqyah dlu yai si dudung biar gak asal ngeluarin statement nyeleneh."

Akun @suryobisomo_official justru melihat pertemuan ini secara bagian dari politik, "Kadrun ketar ketir melihat ini."

Akun @madurasyam2019 justru melontarkan komentar sindiran, "Pak dungdung ini cocok bngt jdi ketua banser bukan KSAD ....pngn tau jawabannya like n komen????????????????"

Baca Juga: Foto Anggota TNI Copoti Baliho Habib Rizieq Bikin Karier Moncer, Ini Profil Jenderal Dudung Abdurachman yang Pecahkan Rekor Usai Ditendang Tentara

Instagram Dudung Abdurachman

Ketua MUI Muhammad Cholil Nafis mempertanyakan maksud Jenderal Dudung Abdurachman. MUI meminta KSAD urusi konflik ini.

Dalam sebuah pernyataan resmi kepada awak media, Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini mengatakan pertemuan antara Said Aqil dan Dudung Abdurachman merupakan silaturahmi dalam rangka menjaga NKRI.

"Silaturrahmi: komitmen menjaga NKRI & terus menghidupkan moderasi beragama," ujar Helmy. Saat ditanya mengenai apakah pernyataan Dudung soal "jangan terlalu dalam mempelajari agama" dibahas dalam pertemuan tersebut, Helmy tak menjawab gamblang. Dia kemudian mengungkapkan tiga poin terkait heboh pernyataan Dudung tersebut.

"1. Kami sudah bertemu secara langsung, Jenderal Dudung menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah jangan belajar agama terlalu dalam secara sendiri tanpa bimbingan guru.

2. Belajar agama harus dibimbing oleh seorang guru agar pemahaman dan juga sanad/transmisi keilmuan terjaga serta terhindar dari pemahaman-pemahaman yang keliru," ujar Helmy.

"3. Yang beliau sampaikan tentu dalam konteks membangun spirit moderasi beragama. Maka, saya rasa ini sangat baik dalam konteks berbangsa dan bernegara," sambung Helmy.

Baca Juga: Profil Mayjen Dudung, Pangkostrad Baru yang Berani Lawan Habib Rizieq

Instagram

Ketua MUI Muhammad Cholil Nafis mempertanyakan maksud Jenderal Dudung Abdurachman. MUI meminta KSAD urusi konflik ini.

Dudung sudah melontarkan kalimat "jangan terlalu dalam mempelajari agama." Pernyataan ini membuat publik memberikan kritik.

Pihak TNI AD meluruskan maksud Sang Jenderal. Dikatakan, maksud Dudung adalah dalam mempelajari agama harus ada pendamping rohani yang mengarahkan, semisal ustaz. Hal itu diterangkan Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen TNI Tatang Subarna.

"Itulah maksud yang disampaikan Kasad pada video yang ditayangkan di akun YouTube Dispenad pada saat memberikan kultum usai salat Subuh bersama prajurit Kodam XVIII/Cenderawasih," ujar Brigjen Tatang seperti dikutip dari situs resmi TNI AD, Senin (6/12/2021).

Brigjen Tatang menuturkan seseorang yang memperdalam ilmu agama harus didampingi, sebab mempelajari agama tanpa pendampingan ahlinya bisa berpotensi terjadi penyimpangan.

Brigjen Tatang mengatakan dirinya hadir dalam kegiatan kultum tersebut. Dudung menjelaskan saat ini banyak orang yang mendalami agama tanpa ada guru yang ahli saat itu.

Baca Juga: Beri Perintah Turunkan Baliho Habib Rizieq Hingga Ancam Bubarkan FPI, Ini Sosok Pangdam Jaya Dudung Abdurachman, Ditendang Tentara Saat Masuk Kodam Bawa Kue Dagangan

Instagram

Ketua MUI Muhammad Cholil Nafis mempertanyakan maksud Jenderal Dudung Abdurachman. MUI meminta KSAD urusi konflik ini.

Kondisi tersebut, lanjutnya, membuat seseorang mudah terpedaya oleh oknum yang menafsirkan agama tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah.

"Dengan belajar agama sendiri, apalagi secara mendalam tanpa guru, cenderung akan mudah terpengaruh. Pada akhirnya justru akan dapat menimbulkan penyimpangan-penyimpangan," katanya.

"Misalnya, kata hadis ini ikut. Kemudian, kata hadis yang lain, juga ikut. Oleh karenanya, jangan terlalu dalam mempelajari agama tanpa guru pembimbing yang ahli. Berbeda apabila ada yang mengarahkan dan membimbing dengan benar dan ahli," tambahnya menjelaskan.

Saat menjabat Pangkostrad, Dudung juga pernah memberi pengarahan kepada prajuritnya terkait agama. Dudung meminta prajurit tak fanatik agama karena semua agama sama.

Baca Juga: Kritik Ayah Najwa Shihab, Pakar Muslim yang Satu Perguruan dengan Ustaz Abdul Somad Kini Ditangkap Densus 88, Foto Profilnya Dibanjiri Doa

"Bijaklah dalam bermain media sosial sesuai dengan aturan yang berlaku bagi prajurit. Hindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama. Karena semua agama itu benar di mata Tuhan," kata Dudung, dikutip detikcom dari keterangan pers Penerangan Kostrad, Selasa (14/9/2021).

Hal itu disampaikan Dudung saat bersama Ketua Persit KCK Gabungan Kostrad Rahma Dudung Abdurachman dan rombongan di Batalyon Zipur 9 Kostrad, Ujungberung, Bandung, Jawa Barat. Senin (13/9). Sejumlah pihak seperti MUI, Muhammadiyah hingga pimpinan Komisi VIII DPR RI kala itu tak sepakat dengan ucapan Dudung.

Ketua MUI Muhammad Cholil Nafis mempertanyakan maksud Jenderal Dudung tersebut. Dia menyarankan Dudung fokus pada tugas dan kewenangannya sebagai KSAD. MUI meminta KSAD lebih baik mengurusi daerah konflik ini yang masih terjadi di Tanah Air.

"Saya tak paham apa yang dimaksud, tapi dalam pemahaman saya yang mengikuti hadis, baca hadis kalau orang dikehendaki baik oleh Allah di antaranya adalah orang yang paham agama, bahkan yang mendalami agama," kata Cholil, kepada wartawan, Senin (6/12/2021).

Baca Juga: Bikin Geram Ulama Hingga MUI Karena Sebut Islam Agama Arogan, Ternyata Ini Pekerjaan Abu Janda Sebelum Terkenal di Media Sosial

Cholil mengatakan memahami agama memang harus mendalam. Oleh karena itulah dia mempertanyakan maksud Jenderal Dudung. "Jadi memang memahami agama harus mendalam, kalau lurus-lurusnya. Saya nggak tau apa yang dimaksud oleh beliau itu apa, maka saya tanya apa maksudnya," ucapnya.

Menurut Cholil, Jenderal Dudung sebaiknya fokus pada tugas dan kewenangannya sebagai KSAD. Dia menyebut banyak hal yang harus menjadi perhatian di internal TNI, termasuk kondisi Papua.

"Karena beliau KSAD, maka saya harap beliau fokus pada tugasnya, karena kita bisa melihat Papua masih butuh perhatian khusus, kesejahteraan TNI itu juga perlu diperhatikan, profesionalismenya juga perlu ditingkatkan," ujarnya.

"Saya pikir fokus itu lebih baik, karena agama bukan tupoksinya, bukan wilayahnya, sehingga sering disalahpahami," lanjut Cholil.

Baca Juga: Adukan Ulah Abu Janda ke Wapres, Sahabat Habib Rizieq Ini Murka Usai Dituding Jadi Penyebab Kasus Sang Pegiat Media Sosial

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya