Foto Tampang Haji Sasa yang Mau Tanggung Biaya Hidup Kakek Suhud, Ini Profil Pengusaha Kaltim yang Habiskan Rp 1 Miliar Buat Borong Dagangan Warga

Rabu, 13 Oktober 2021 | 18:25
Istimewa

Foto tampang Haji Sasa atau H Suriansyah yang mau tanggung biaya hidup Kakek Suhud usai disemprot Baim Wong.

Fotokita.net - Foto tampang Haji Sasa atau H Suriansyah yang mau tanggung biaya hidup Kakek Suhud usai disemprot Baim Wong. Ini profil pengusaha Kalimantan Timur (Kaltim) yang pernah menghabiskan Rp 1 miliar buat borong dagangan warga.

Kakek Suhud Arif yang berusia 70 tahun kini terus kebanjiran rezeki. Setelah berbagai donasi yang dikumpulkan sejumlah pihak tembus puluhan juta, Kakek Suhud kembali mendapat uluran tangan dari seorang pengusaha Kaltim, Haji Suriansyah atau akrab disapa Haji Sasa.

Aksi Baim Wong yang memarahi Kakek Suhud ternyata sudah menyedot perhatian publik. Setelah menonton konten YouTube yang menampilan sikap kasar Baim Wong kepada Kakek Suhud, netizen beramai-ramai menghujat suami Paula Verhoeven di media sosial.

Kondisi Kakek Suhud yang sudah berumur dan memiliki penyakit stroke membuat banyak masyarakat menaruh empati dan memberikan bantuan. Terlebih sejak videonya viral, sebagian besar masyarakat biasa maupun kalangan artis memberikan donasi ke Kakek Suhud.

Baim Wong sendiri sudah memberikan klarifikasi mengenai hal ini. Kepada awak media detik, Baim Wong menjelaskan apa yang dilihat dan dinilai oleh netizen hanyalah yang terekam di kamera. Ada kejadian yang terekam dan menurut Baim tak semuanya harus diperlihatkan.

Baim Wong menjelaskan perilaku kakek tersebut yang membuatnya tak nyaman. Terlebih sang kakek mengabaikan keselamatan dan cara berbicaranya yang dianggap Baim Wong sudah di luar batas.

Baca Juga: Foto Tampang Kakek Suhud Banjir Simpati, Klarifikasi Baim Wong Disebut Pelintir Fakta Sebenarnya: Dia Cerita yang Bukan-bukan

"'Baim, minta uang dong, minta uang.' Dan dia lakuin itu di atas motor yang lagi berjalan, bukan berhenti," lanjutnya. Hal itu dinilai Baim Wong tidak sopan. Termasuk juga sangat mengabaikan keselamatan. Baim Wong mengatakan dirinya saat itu sudah sangat ingin marah.

"Terlihat sangat-sangat tidak sopan cara mintanya. Itu saja sebenarnya saya sudah mau marah karena dia minta uang di tengah jalanan saat motor lagi jalan dan saya lagi sama Kiano. Kalau terjadi apa-apa, siapa yang mau disalahkan? Itu sangat di luar batas dan bahaya," tuturnya.

"Saya bilang, 'Nggak, Pak. Jangan kayak gini caranya.' Dan itu saya utarakan dengan sopan cara bilangnya. Tidak dengan marah-marah," jelas Baim Wong.

Namun, banjir simpati seperti tak terbandung untuk Kakek Suhud. Kali ini datang dari pengusaha asal Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), H Suriansyah. Dia sengaja terbang ke Jakarta untuk menemui Kakek Suhud. Haji Sasa, begitu biasa disapa, prihatin kepada Kakek Suhud yang viral dimarahi Baim Wong.

Haji Sasa mendatangi kediaman Kakek Suhud di daerah Jalan Sentiong, Kecamatan Djohar Baru, Jakarta Pusat, pada Selasa (12/10/2021). "Alhamdulillah sudah ketemu sama beliau (Suhud) dan tadi saya langsung ajak jalan-jalan dan makan buat hibur hatinya yang sempat terluka," kata Haji Sasa, Rabu (13/10/2021).

Baca Juga: Foto Kakek Suhud Ada di Mana-mana, Kini Penjual Juz Amma yang Disemprot Baim Wong Kebanjiran Uang Dari Sini

Istimewa

Foto tampang Haji Sasa atau H Suriansyah yang mau tanggung biaya hidup Kakek Suhud usai disemprot Baim Wong.

Selain itu, dia memberikan santunan uang Rp 10 juta kepada Kakek Suhud sebagai modal berjualan buku. "Ya semoga bantuan yang saya berikan berguna buat Bapak Suhud, walaupun tak begitu besar," terangnya.

Haji Sasa mengaku hatinya terketuk setelah melihat video Kakek Suhud yang viral lantaran dimarahi Baim Wong lantaran dianggap sebagai pengemis. "Dia bukan ngemis kok, dia nawarkan dagangannya, tapi oleh orang itu (Baim Wong) dianggap ngemis, walaupun (seandainya memang) pengemis, sebagai orang tua nggak pantas diperlakukan seperti itu," katanya.

Sasa berjanji akan membiayai kehidupan Kakek Suhud dan anak-anaknya yang sudah di-PHK. Dia mengatakan Kakek Suhud tak memiliki rumah dan sehari-harinya tinggal di rumah orang tua menantunya dan berdagang buku-buku agama.

"Tadi saya sudah berikan nomor HP saya, jadi kalau Pak Suhud dan keluarganya ada apa-apa bisa hubungi saya, insyaallah saya bantu," ungkapnya.

"Saya harap kejadian seperti yang dialami Pak Suhud tak terulang kembali, sebagai masyarakat harusnya kita saling menghormati apa lagi kepada orang tua, saya juga sudah menganggap Pak Suhud sebagai orang tua angkat saya," imbuhnya.

Baca Juga: Foto Kenzo Eldrago Wong dengan Rambut Baru Diunggah, Sikap Baim Wong ke Kakek Pengemis Bikin Sakit Hati, Denny Darko Ungkap Tabiat Asli Ayah Kiano

Haji Sasa, pria kelahiran Samarinda 11 Juni 1974 itu salah satu pengusaha sukses di Kota Samarinda. Dia memulai semua usahanya dari nol.

Sebelum menjadi pengusaha sukses seperti sekarang, Haji Sasa menekuni profesi sebagai kuli bangunan dengan gaji 35 ribu perhari, tidak hanya itu Sasa juga pernah merasakan kerasnya kehidupan dengan menghabiskan waktunya di jalanan, ia juga sering tidur di emperan toko di seputar Citra Niaga. Pengusaha yang terkenal dermawan itu juga pernah merasakan dinginnya jeruji besi.

Sekarang semuanya berubah, dulu Haji Sasa tidak pernah memikirkan menjadi miliader namun sekarang semuanya sudah ia miliki. Bahkan untuk menghabiskan hartanya Haji Sasa kerap terlibat dalam kegiatan sosial dan membantu masyarakat yang membutuhkan, mulai dari membangun Masjid, Pesantren, Rumah Singgah untuk Lansia, Bedah Rumah, dan menyantuni anak-anak yatim dan lansia. Itu semua Sasa lakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta.

Haji Sasa besar dari keluarga sederhana. Ayahnya, Mansyur bin Taman, seorang tukang yang bekerja mendirikan rumah. Ibunya, Tuah binti Kastawi, bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

Masa kecil Haji Sasa dilewati dalam kehidupan yang pas-pasan, bahkan kekurangan. Ia harus putus sekolah di bangku SMP pada 1980-an. Ketika berusia 16 tahun, ibunya meminta ia bekerja sebagai kuli bangunan untuk membantu paman. Empat tahun kemudian, pada 1994, ia sudah menjadi tukang sebelum akhirnya menjadi pemborong bangunan (kontraktor skala kecil) pada 1997.

Baca Juga: Foto Tim Editor Bapau Tinggal Kenangan, Baim Wong Sentil Mantan Karyawan yang Selingkuh Usai Ditraktir Belanja di Eropa

Istimewa

Foto tampang Haji Sasa atau H Suriansyah yang mau tanggung biaya hidup Kakek Suhud usai disemprot Baim Wong.

Kehidupan susah terus menggelayuti perjalanan Haji Sasa. Dunia properti yang ia geluti selama 11 tahun ternyata gagal. Haji Sasa terlilit utang ratusan juta rupiah. Hartanya habis. Jangankan rumah, sepeda motor pun tak punya. Ia pun hidup menggembel di kawasan Citra Niaga. Orang-orang yang dia kenal, kenang Haji Sasa, satu per satu meninggalkannya.

"Saya didatangi preman yang menagih utang. Waktu itu, saya sudah tidak punya apa-apa. Tidak punya siapa-siapa,” tuturnya. Saking putus asa, ia sempat berpikir untuk bunuh diri dari lantai atas sebuah hotel di Samarinda.

Awal titik balik kehidupan Haji Sasa terjadi 12 tahun silam di Pelabuhan Samarinda. Ia bertemu seorang pria yang baru dikenalnya. Haji Sasa kemudian menceritakan semua kesusahan hidupnya.

“Orang itu meminta saya pulang, cuci kaki kedua orangtua, dan minta ampun. Saya juga diminta mengubah perilaku dan kata-kata," ungkapnya. Suriansyah yang sudah putus harapan mengikuti perintah lelaki itu. Setelah bertemu kedua orangtua, Haji Sasa mengaku, kehidupannya mulai berubah.

Pada awal 2010, Haji Sasa mendapatkan sejumlah uang dari bisnis jual-beli tanah. Uang itu ia pakai sebagai modal untuk kembali berusaha di bidang properti. Pelan tapi pasti, Haji Sasa membangun rumah demi rumah kemudian menjualnya. Begitu modal yang terkumpul makin banyak, ia memutuskan membangun perumahan.

Baca Juga: Raup Penghasilan Rp 6 Miliar Per Bulan, Baim Wong Ternyata Cuma Pakai Kamera Harga Segini Buat Produksi Konten YouTubenya

Haji Sasa membangun tiga perumahan di Jalan PM Noor, di Kecamatan Palaran, dan di dekat Perumahan Bengkuring. Ketiganya selesai dibangun pada 2012. Keberhasilan di bisnis properti ini membuatnya merambah ke bisnis yang lain; pertambangan batu bara. Haji Sasa membangun beberapa perusahaan pertambangan.

Hari ini, 12 tahun sejak ia berniat bunuh diri, Haji Sasa bukan hanya mampu melunasi utang-utangnya. Ia telah menjadi saudagar yang sukses di Kota Tepian. "Mukjizat itu nyata. Allah memiliki cara-cara indah atas hidup yang saya jalani ini," tuturnya.

Kekayaan yang diperoleh Haji Sasa tidak membuatnya lupa daratan. Pada 2020, ia membangun Yayasan Peduli Sesama Mansyur Tuah. Nama yayasan itu diambil dari nama kedua orangtuanya. Lembaga amal ini digunakan untuk berbagi kepada kaum dhuafa. Yayasan ini disebut menyekolahkan anak yatim piatu serta membangun masjid dan pondok pesantren di Kaltim dan Jawa.

"Alhamdulillah, saya diberi kesempatan membantu di banyak tempat. Mulai membangun masjid hingga turun langsung memberi bantuan bencana gempa di Palu dan banjir di Banjarmasin kemarin," ucapnya.

Yayasan ini berdiri di Gang Ogok, Jalan Damanhuri, tak jauh dari kediamannya. Yayasan Mansyur Tuah juga menjadi tempat penampungan lansia dan orang-orang terlantar. Haji Sasa mengatakan, ada 30 orang yang tinggal di sana. Sebelumnya, rumah penampungan itu adalah milik almarhum ibunya.

Baca Juga: Beri Rekomendasi Baim Wong Kamera Rp 15 Juta, Ria Ricis Rela Kasih Alat Vlog Harga Segini Buat Kado Harris Vriza: Biar Dia Nggak Pinjam Kamera Lagi

"Rumah ini dulu saya bangun untuk beliau. Baru ditempati delapan bulan, ibu saya wafat,” imbuhnya.

Haji Sasa menambahkan, lembaga amal didirikan sebagai wujud kerinduan kepada sang ibu yang meninggal pada akhir 2019. Yayasan tersebut adalah pengingat bagi dirinya untuk selalu rendah hati dan berbagi kepada sesama.

Perut Haji Suriansyah mulai keroncongan selepas menunaikan salat asar. Mengenakan kaus biru lengan panjang dan peci putih, pengusaha Samarinda berusia 47 tahun tersebut mampir di sebuah rombong bakso di tepi Jalan Merdeka, Sungai Pinang Dalam. Mangkuk pesanannya sedang disiapkan ketika Haji Suriansyah menatap wajah penjual yang murung. Ia pun menanyakan gerangan masalah apa yang menyebabkan pedagang kaki lima itu bermuram durja.

Kamis, 5 Agustus 2021, pukul empat sore, Haji Suriansyah mendengarkan keluh-kesah pedagang dengan sabar. Kepadanya, penjual bakso itu bercerita bahwa sejak kebijakan PPKM level IV diterapkan di Samarinda, pembeli makin sepi.

“Saya berjualan dari pukul sembilan pagi, masih banyak yang tersisa. Padahal, cuma boleh berjualan sampai jam sembilan malam," kata si penjual seperti ditirukan Haji Sasa, panggilan pendek Suriansyah, yang dilaporkan kaltimkece.id.

Baca Juga: Nenek Iroh Terus-terusan Minta Uang Hingga Bikin Curiga, Baim Wong Akhirnya Tertunduk Lesu Saat Dengar Permintaan Terakhir Sang Nenek, Ada Apa?

Haji Sasa masih mendengarkan penuturan penjual ketika bakso di depannya ludes. Setelah menghabiskan minuman dingin, ia mengambil seikat uang di kantong belakang celana hitamnya. Haji Sasa kemudian menanyakan total dagangan yang biasa dijual dalam satu hari. Penjual bakso itu menjawab, “Sekitar Rp 2 jutaan.”

Tanpa basa-basi, Haji Sasa membayar bakso yang disantapnya, plus Rp 2 juta untuk membeli seluruh dagangan. Haji Sasa kemudian mendatangi 49 penjual makanan yang lain di Jalan Merdeka, Jalan Biawan, Jalan Arief Rahman Hakim, dan Jalan Ahmad Dahlan. Dagangan para penjual itu diborong semua. Tidak sampai dua jam pada Kamis sore itu, Haji Sasa menghabiskan sekitar Rp 50 juta. Rata-rata penjual mengaku harga seluruh dagangan Rp 1 juta.

“Saya hanya ingin berbagi kepada sesama. Masa PPKM ini, banyak yang kesulitan terutama para pedagang makanan,” tuturnya ketika diwawancara kaltimkece.id di kediamannya di Jalan Damanhuri, Kecamatan Sungai Pinang Dalam.

Memborong jualan pedagang kecil sudah rutin dilakukan Haji Sasa tiga bulan belakangan. Ia tak pernah menghitung jumlah uang yang sudah dikeluarkan. Akan tetapi, jika dikira-kira, Haji Sasa mengaku sekitar Rp 1 miliar.

“Sekitar segitu, lah. Itu tidak ada ruginya. Justru kita harus berbagi kepada mereka yang kesulitan,” sambungnya.

Baca Juga: Curiga Karena Terus-terusan Minta Uang, Baim Wong Langsung Video Call Nenek Iroh, Akhirnya Terbongkar Fakta Sebenarnya

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya