Fotokita.net - Pimpinan OPM (Organisasi Papua Merdeka) Lekagak Telenggen terus diburu pasukan gabungan TNI dan Polri. Lekagak pun terus memimpin KKB Papua untuk membuat onar di Bumi Cendrawasih.
Lekagak Telenggen menjadi salah satu pemimpin KKB Papua yang jadi buruan utama pasukan gabungan TNI dan Polri. Lekagak hidup terus berpindah-pindah, mulai dari hutan tropis hingga puncak gunung di pedalaman Papua.
Sebanyak empat peristiwa penembakan yang dilakukan KKB Papua terhadap masyarakat sipil selama April 2021. Mulai dari penembakan hingga pembakaran gedung sekolah.
Baca Juga: Ditembak Mati Kopassus, Lekagak Telenggen: Komandan Operasi OPM Diincar Saat Lakukan Pengintaian
Terakhir, KKB Papua melakukan penembakan terhadap Kepala Badan Intelijen Nasional Daerah (Kabinda) Papua, Brigadir Jenderal TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha.
Baru-baruini, 3 pasukan elit TNI, yakni,Satgas Nanggala Kopassus, Yonif Raider 500/Sikatan Kodam V/Brawiijaya dan Satgas Pinang Sirih (Cakra) Kostradberhasil menewaskan 2 anggota KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen.
Satgas Penegakan Hukum Operasi Newangkawi menyebutkan, dua anggota KKB tewasdalam kontak senjata dengan pasukan TNI dan Polri di wilayah Kampung Wuloni, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, pada Kamis (13/5/2021).
Baca Juga: Profil Satgas Nanggala, Intelijen Tempur Kopassus yang Tembak Mati Lesmin Walker Komandan KKB Papua
Berdasarkan pemantauan awal, salah satu dari dua jenazah yang tampak memiliki ciri sepertiLesmin Waker yang merupakan Komandan Pasukan Pintu Angin KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen.
Namun, saat proses evakuasi, hanya jenazah ajudan pribadinya yang ditemukan. Diduga, Lesmin saat kontak senjata terkena tembakan pasukan TNI-Polri di sekitar Kampung Wuloni yang diduga sebagai salah satu tempat persembunyian kelompok Lekagak Telenggen,tapi dibawa kabur anggota KKB lainnya.
Setelah anggotanya ditembak mati Kopassus, pimpinanTentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB - OPM) buka suara.
Kelompok separatis yang sudah dilabeli teroris ini mengakui seorang anggotanya tewas tertembak dalam baku tembak di Ilaga, Kabupaten Puncak, Kamis (13/5/2021).
Anggota TPNPB OPM atas nama Edis Waker itu dipastikan tewas tertembak melalui pernyataan resmi Lekagak Telenggen yang disebut sebagai penanggungjawab (perang) sekaligus Komandan Operasi Umum TPNPB OPM berpangkat Mayor Jenderal.
“Markas Pusat TPNPB-OPM telah terima laporan dan mengumumkan duka nasional bagi bangsa Papua. Seorang prajurit terbaik telah gugur. Hormat kepada almarhum Edis Waker,” katanya dalam pernyataan yang dirilis Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom, Sabtu (15/5/2021).
Pimpinan OPM atau KKB Papua Lekagak Telenggen terus diburu pasukan gabungan TNI dan Polri. Lekagak sulit ditangkap karena punya alasan ini.
Lekagak Telenggen mengatakan, pasukannya terlibat kontak tembak dengan TNI/Polri di sekitar Jalan Raja Kagago-Muara, Kampung Wuloni, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Kamis sekitar pukul 07.25 WIT pagi.
Kini, pasukan TNI dan Polri terus bergerak. Kabar terbaru,Satgas gabungan TNI-Polri menggerebek honai atau rumah adat Papua milik Numbuk Telenggen.
Hasilnya, aparat menyita sejumlah barang bukti berupa peluru, senapan angin hingga anak panah.
Penggerebekan dilakukan pada Sabtu (15/05/2021) pukul 15.00 WIT di honai tanah merah bawah Kampung Ninggabuma, Distrik Gome, Kabupaten Puncak.
Hasil dari penggerebekan di honai Numbuk Telenggen antara lain senapan angin, peluru kaliber 5,56, empat HP, 30 anak panah, dan beberapa dokumen Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Penggerebekan terhadap honai yang dicurigai sebagai tempat persembunyian Numbuk Telenggen berdasarkan investigasi dalam perkara penembakan terhadap anggota Satbrimob bernama Bharada Komang.
Numbuk Telenggen yang merupakan anggota dari kelompok Lekagak Telenggen sampai saat ini masih dikejar oleh aparat gabungan TNI Polri.
Tiga orang yang tinggal berlainan honai kurang lebih 100 meter dari honai Numbuk, tepatnya di tanah merah atas turut diamankan ke Pos Raider 715 Gome yang selanjutnya diserahkan ke Satgas Ops Nemangkawi.
Anggota OPM atau KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen terus diburu pasukan gabungan TNI dan Polri. Lekagak sulit ditangkap karena punya alasan ini.
Mereka yang diamankan berinisial YAW (34), MM (17), dan OM (41) dan telah diperiksa.
"Barang tersebut bukan punya kami, barang-barang itu dibawa dari honai bawah (honai Numbuk) sebelum ke honai kami yang digunakan beberapa orang untuk mengamankan diri. Kemudian setelah itu kami diundang ke pos untuk dilakukan pemeriksaan," kata salah satu dari mereka.
Sementara itu perwakilan keluarga yang hadir dalam penyerahan tiga orang yang diamankan oleh aparat mengakui mereka merupakan warga Kampung Tegaloba yang pergi ke Kampung Ninggabuna namun tidak mengikuti kelompok Numbuk Telenggen maupun KKB Papua lainnya.
Polri memang sudah mengakui ada sejumlah kesulitan dalam memberantas KKB Papua. Di sisi lain, banyak hal yang membuat KKB tetap eksis.
Baca Juga: Foto Aksi Gagah Prabowo Subianto Kala Pimpin Kopassus Bebaskan Sandera OPM di Papua
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri, Brigadir Jenderal Rusdi Hartono membeberkan banyak anggota KKB yang selama ini menyamar sebagai penduduk lokal di wilayah Papua.
"Kelompok-kelompok ini sering masuk ke penduduk. Menyamar-menyamar dengan penduduk, sering masuk ke penduduk-penduduk, nyamar dia," kata Rusdi kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Senin (26/4/2021).
Hal lain yang dilakukan KKB sehingga pihak kepolisian seringkali kesulitan dalam menjangkau lokasi-lokasi yang biasa menjadi titik kontak senjata. Pasalnya, wilayah di sana seringkali dipahami oleh KKB.
Pimpinan OPM atau KKB Papua Lekagak Telenggen (tengah, pakai topi) terus diburu pasukan gabungan TNI dan Polri. Lekagak sulit ditangkap karena punya alasan ini.
"Mereka selalu berusaha bagaimana pengejaran-pengejaran dilakukan oleh aparat keamanan mereka bisa lolos," tambahnya.
Sementara itu, Kabaintelkam Polri, Komjen Paulus Waterpauw, mengakui sulit menangani kelompok kriminal bersenjata (KKB) karena mereka menguasai medan. Selain itu komplotan tersebut juga memiliki pasokan senjata api dan amunisi.
Dia mengatakan, dengan labelisasi teroris kepada KKB, pemerintah akan mengetahui siapa yang menyokong hingga mendanai mereka. Sebab ruang ini bisa dimasuki Densus 88.
"Memang aneh, mereka tidak bekerja, tidak punya penghasilan tetap, tapi bisa membeli senjata dan amunisi. Itu dari mana," kata Komjen Pol Paulus, Senin (10/5/2021).
Menyangkut label teroris, dia mengingatkan masyarakat terutama di Bumi Cenderawasih agar tidak salah mengartikannya. Karena cap itu hanya khusus kepada KKB saja.
Personel gabungan TNI dan Polri, kata dia, akan terus melakukan penindakan hukum terhadap mereka. Meskipun dia mengakui sulit menangani KKB, karena mereka menguasai medan.
"Karena sudah sangat sulitnya menangani mereka ini, mereka menguasai medan dan menguasai semuanya," ujar dia.
Anggota OPM atau KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen terus diburu pasukan gabungan TNI dan Polri. Lekagak sulit ditangkap karena punya alasan ini.
Eksistensi KKB Papua mengganggu keamananan di sejumlah kabupaten di Provinsi Papua sulit dihentikan selama mereka masih bisa membeli senjata api dan amunisi.
Sumber dana KKB menjadi pertanyaan banyak pihak karena tidak sedikit uang yang dibutuhkan.
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengatakan, selama ini pihaknya menduga sumber dana KKB berasal dari oknum pejabat pemerintah hingga perampasan dana desa.
Namun, Fakhiri memastikan sumber dana utama KKB untuk bisa mendapatkan senjata api dan amunisi berasal dari kawasan penambangan emas ilegal di beberapa kabupaten di Papua.
"Tempat pendulangan (emas) itu berkontribusi besar untuk pembelian senjata api dan amunisi," ujarnya di Jayapura, Kamis (8/3/2021).
Jauhnya lokasi penambangan ilegal membuat pengawasan dari aparat keamanan sangat minim sehingga hal tersebut yang kemudian dimanfaatkan KKB Papua untuk memperoleh dana.
"Wilayah pendulangan biasanya jauh dari pengawasan aparat. Ada (KKB) yang datang untuk mengambil upeti, ada juga yang mereka ikut dulang," ujar dia.
Ada beberapa kabupaten yang disebut Fakhiri memiliki kawasan penambangan tradisional ilegal.
"Paniai, Intan Jaya dan sebagian Yahukimo. Kalau Timika sudah jelas, makanya kita agak geser pendulang di situ agar tidak mendulang lagi," kata dia.
Tanpa menyebut detail jumlahnya, Fakhiri meyakini dari wilayah pendulangan ilegal, KKB bisa memperoleh dana cukup besar.
KKB Papua
Dia bertekad untuk memutus seluruh sumber dana KKB agar situasi keamanan di Papua bisa kondusif.
"Ini kita akan monitoring supaya mereka tidak mencari uang di situ dan uangnya dipakai untuk membeli peralatan tadi," kata Fakhiri.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Papua, Frets J Boray membenarkan ada lokasi penambangan ilegal di empat kabupaten tersebut.
Jauhnya lokasi penambangan membuat pemerintah sulit menjangkaunya sehingga pengawasan atau bahkan penertiban sulit dilakukan.
"Kita sudah usulkan wilayahnya, sampai sekarang belum dikeluarkan izin oleh menteri (ESDM) supaya kita bisa pantau. Itu masih ilegal makanya kami tidak bisa bikin apa-apa," kata Frets saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (9/4/2021).
Dalam laporan BBC Indonesia pada 14 Agutus 2018, ratusan orang silih berganti mendulang emas tanpa izin sejak 2017 di sepanjang Sungai Deiram Hitam, kawasan hutan di bagian selatan Papua.
Keuntungan haram ratusan juta rupiah disinyalir telah diangkut keluar dari pedalaman Papua itu—rumah bagi masyarakat suku Korowai yang hidup dalam kemiskinan.
Penambang emas menyewa helikopter untuk mengangkut logistik. Menurut kesaksian beberapa orang, terdapat beberapa landasan helikopter di kawasan itu.
(*)