Fotokita.net - Masih jauh dari target, anak buah Jokowi ini ternyata jadi kunci agar program vaksinasi bisa sukses.
Pemerintah terus mengejar target vaksinasi di Tanah Air.
Pelaksanaan vaksinasi dilakukan serentak di 34 provinsi di Indonesia. Di tengah keterbatasan jumlah dosis vaksin, pemerintah terus menggenjot jumlah warga yang bisa divaksinasi.
Provinsi DKI Jakarta, sebagai pusat peradaban Indonesia, sebanyak 1.121.735 orang sudah menjalani vaksinasi Covid-19 untuk penyuntikan dosis pertama per 28 Maret 2021.
Baca Juga: Mengandung Babi, Ini Alasan MUI Perbolehkan Vaksin AstraZeneca Digunakan, Kini Siap Diedarkan
Dilansir dari situs Pejabat Pengelola Informasi Dokumentasi (PPID) DKI Jakarta, jumlah tersebut setara dengan 37,4 persen dari total target yang ditentukan.
DKI Jakarta memiliki target penyuntikan vaksin Covid-19 terhadap 3.000.689 orang yang terdiri dari kelompok prioritas tenaga kesehatan, lansia, dan pelayan publik.
Sementara itu, untuk penyuntikan dosis kedua baru menjangkau 351.121 orang atau 11,7 persen dari target yang ditentukan.
Rinciannya, penyuntikan vaksin Covid-19 dosis pertama terhadap kelompok tenaga kesehatan mencapai 123.199 orang atau 109,7 persen dari target yang ditentukan.
"Dan vaksinasi dosis 2 mencakup 102.672 orang (91,4 persen) dengan target vaksinasi sebanyak 112.301 orang," demikian informasi yang disampaikan melalui situs PPID, Minggu.
Untuk kelompok lansia, vaksinasi dosis pertama telah dilakukan kepada 425.054 orang atau 46,6 persen dari target, sedangkan vaksinasi dosis kedua mencakup 31.070 orang atau 3,4 persen dari target yang ditentukan.
"Target vaksinasi (lansia) sebanyak 911.631 orang," demikian informasi di situs web tersebut.
Untuk kelompok pelayanan publik, vaksinasi dosis pertama telah dilakukan kepada 573.482 orang, sedangkan vaksinasi dosis 2 mencakup 217.379 orang dengan target vaksinasi sebanyak 1.976.757 orang.
Sementara itu, Lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis survei eksperimental tentang efek tokoh pada intensi warga untuk menerima vaksin Covid-19.
Hasil survei menunjukkan bahwa sosok Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan dokter mampu meningkatkan kesediaan masyarakat untuk menerima vaksinasi.
Survei menyebutkan, 73 persen responden bersedia divaksin jika mengetahui Prabowo telah disuntik vaksin.
"Jika tahu Prabowo Subianto sudah divaksin, ada 73,3 persen yang pasti mau divaksin, 20,8 persen tidak pasti mau divaksin, dan 5,9 persen tidak menjawab," kata Direktur Riset SMRC Deni Irvani melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin.
Sementara itu, ada 73,6 persen masyarakat yang mengaku mau divaksin jika mengetahui dokter sudah divaksin.
Lalu, 20,2 persen mengaku tidak pasti mau divaksin, dan 6,3 persen tidak menjawab.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa sosok Presiden Joko Widodo tak terlalu kuat dalam mempengaruhi kesediaan warga untuk divaksin.
Jika tahu Jokowi sudah divaksin, sebanyak 66,4 persen warga mau divaksin, 23,4 persen tidak pasti mau divaksin, dan 10,2 persen tidak menjawab.
Kemudian, jika tahu ketua partai yang didukung sudah divaksin, sebanyak 53,1 persen warga pasti mau divaksin, 36,4 persen tidak pasti mau divaksin, dan 10,5 persen tidak menjawab.
Lalu, jika tahu tokoh agama sudah divaksin, ada 60,2 persen warga yang pasti mau divaksin, 27,8 persen tidak pasti mau divaksin, dan 12 persen tidak menjawab.
Lalu, jika tahu tokoh agama sudah divaksin, ada 60,2 persen warga yang pasti mau divaksin, 27,8 persen tidak pasti mau divaksin, dan 12 persen tidak menjawab.
"Jika tahu tokoh adat atau suku sudah divaksin, ada 65,1 persen yang pasti mau divaksin, 25,5 persen tidak pasti mau divaksin, dan 9,4 persen tidak menjawab," ujar Deni.
Vaksin astraZeneca.
Kendati demikian, kata Deni, survei menunjukkan bahwa kesediaan melakukan vaksinasi di kalangan pemilih Prabowo pada Pilpres 2019 hanya 46 persen, atau jauh di bawah pemilih Jokowi sebesar 71 persen.
Namun, begitu dikatakan bahwa Prabowo sudah divaksin, persentase pemilih Prabowo yang mau divaksin meningkat dari 46 persen menjadi 67 persen.
Menurut Deni, temuan ini bisa dimanfaatkan pemerintah dalam meningkatkan kesediaan masyarakat untuk vaksinasi.
Apalagi, survei SMRC beberapa waktu lalu menemukan bahwa hanya 61 persen warga yang bersedia divaksin.
Vaksinasi ASN di Balai Kota Banjarmasin
“Data ini menunjukkan pemerintah perlu menampilkan dokter dan Prabowo sebagai tokoh yang sudah divaksin agar tingkat kesediaan masyarakat bisa meningkat,” kata Deni.
Adapun survei eksperimen berskala nasional ini digelar pada 23-26 Maret 2021 dengan melibatkan 1.401 responden yang dipilih secara acak.
Desain eksperimen diterapkan dengan membagi sampel ke dalam 7 kelompok secara acak (1 kelompok kontrol dan 6 kelompok treatment) dan setiap kelompok mendapat satu pertanyaan yang berbeda dengan kelompok lainnya.
Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon.
(Kompas.com)