Fotokita.net - Beredar tanda SOS dekat lokasi jatuhnya Sriwijaya Air, Roy Suryo ungkap fakta mengejutkan: 6 hari lalu tulisannya...
Kabar adanya tanda SOS di Pulau Laki, lokasi dekat jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182, tiba-tiba heboh di media sosial.
Direktur Operasi Basarnas Brigjen Rasman MS mengatakan, pihaknya belum menerima terkait kabar tersebut.
"Sampai saat ini saya belum menerima informasi tersebut, belum menerima datanya nanti akan kita cek sesuai dengan informasi yang diberikan," kata Rasman di JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (20/1/2021).
Baca Juga: Terungkap, Otoritas Amerika Sebut Bahaya Ini Bila Boeing 737 Disimpan Lama
Rasman menegaskan, pihaknya tidak pernah mendapatkan keterangan adanya korban yang selamat dari tragedi jatuhnya pesawat itu.
"Sampai saat ini tidak ada keterangan yang kita dapatkan bahwa ada penumpang yang hidup," tegasnya.
Menurut dia, bisa saja sinyal itu berasal dari Tim SAR yang memang berada di posko di sekitar Pulau Lancang dan Pulau Laki.
"Jadi untuk yang tanda SOS tadi kita coba dalami ya, saya tidak mau berspekulasi apa yang ada di situ," ucap Rasman
"Karena itu, bisa saja teman-teman kita yang ada di situ. Jadi untuk diketahui tim penyelam kita ada yang berposko di Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Mereka membuka posko itu untuk memudahkan mereka bergerak. Jadi tidak semua ada di atas kapal, mungkin itu, tapi saya tidak mau berspekulasi," lanjutnya.
Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman mengatakan pihaknya akan memeriksa soal tanda SOS yang muncul di tampilan Google Maps di Pulau Laki, yang dan viral di media sosial.
Ketika Tribunnews mencoba membuka aplikasi Google Map dan mengarahkan tampilan ke Pulau Laki, Kepulauan Seribu, tanda tersebut masih terlihat hingga Rabu (20/1/2021) sekira pukul 12.00 WIB.
Namun, Rasman mengatakan hingga saat ini pihaknya belum menerima data dan informasi mengenai hal tersebut.
"Sampai saat ini saya belum menerima informsai tersebut, belum menerima datanya."
"Nanti kita akan cek sesuai informasi yang kita berikan tadi," kata Rasman di kawasan JICT II Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (20/1/2021).
Terkait kemungkinan adanya penumpang Sriwijaya Air SJ 182 yang selamat dan memberikan tanda tersebut, Rasman mengatakan sampai saat ini tidak ada keterangan yang menyatakan ada penumpang pesawat tersebut yang selamat.
"Sampai saat ini tidak ada keterangan yang kita dapatkan bahwa ada penumpang yang hidup."
"Jadi untuk yang tanda SOS tadi kita coba dalami nanti ya.Saya tidak mau berspekulasi apa yang ada di situ," cetus Rasman.
Viral Tanda SOS di Pulau Laki, Basarnas akan Melakukan Pengecekan
Namun demikian, Rasman membuka kemungkinan jika tanda di Google Maps tersebut dibuat oleh personel SAR Gabungan yang membuka posko di Pulau Laki.
Karena saat ini, kata Rasman, personel SAR Gabungan membuka sejumlah posko di sekitar lokasi pencarian Sriwijaya Air SJ 182, di antaranya di Pulau Laki, Pulau Lancang, dan Tanjung Kait.
Rasman menjelaskan mereka membuka posko di wilayah tersebut untuk memudahkan mereka melaksanakan operasi SAR Sriwijaya Air SJ 182 setiap harinya.
"Karena bisa saja itu juga ada teman kita yang ada di situ."
"Untuk diketahui, tim penyelam kita itu ada yang berposko di Pulau Lancang, ada juga yang berposko di Pulau Laki."
"Kemudian ada juga yang di Tanjung Kait."
"Jadi mereka membentuk posko-posko itu untuk memudahkan mereka bergerak, karena tidak semua ada di atas kapal, kapal jumlahnya terbatas," jelas Rasman.
Pakar Telematika KRMT Roy Suryo menanggapi viralnya tanda SOS di Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Jakarta, yang berlokasi dekat dengan titik jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Tanda tersebut sempat di-capture sejumlah warganet dan menjadi viral di media sosial.
Roy Suryo menilai hal tersebut merupakan ulah iseng orang yang tak bertanggung jawab.
"Netizen heboh tanda SOS di Pulau Laki via Google Map, Ini jelas-jelas orang iseng," ungkap Roy Suryo saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Rabu (21/1/2021).
Roy Suryo menyebut tulisan di tengah Pulau Laki berganti-ganti.
"Karena enam hari lalu tanda tersebut masih (bertuliskan) 'Tukang Sate', terus ganti 'Wahana Anak2' yang ramai di TikTok," ungkap Roy Suryo.
Sementara itu, berdasar pengamatan Tribunnews.com melalui Google Map pada Rabu (20/1/2021) pukul 16.20 WIB, tidak ada lagi tulisan-tulisan seperti SOS, Tolong Aku, dan lain sebagainya yang sebelumnya terdapat di Pulau Laki.
Petugas Melakukan Penyisiran
Kepolisian menyoroti soal viralnya tanda Save Our Soul (SOS) di Google Map Pulau Laki.
Diketahui, perairan di Pulau Laki menjadi lokasi di mana Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh.
Kapolres Kepulauan Seribu AKBP Eko Wahyu Fredian mengatakan pihaknya bersama Basarnas dan TNI Angkatan Laut telah menyisir areal tersebut dari awal hingga hari ini.
Personel gabungan, dikatakan Eko, tentu akan mengabarkan jika tanda SOS itu benar adanya.
"Kalau ada dari kemarin, kan sudah dishare seluruh korban dari Basarnas setiap hari update. Ya, makanya dari awal kan disampaikan kita update terus, dari hari pertama sampai sekarang," tambahnya.
Menurutnya, pihak Google seharusnya menjelaskan soal hal tersebut kepada publik, bagaimana itu bisa terjadi.
Muncul tanda SOS di Pulau Laki.
"Makanya dari Google-nya dimintai konfirmasilah. Untuk itu seperti apa mekanisme, untuk memasukkan hal-hal seperti itu. Belum ada statement kan dari Google," pungkasnya.
Pihak kepolisian menyoroti viralnya tanda Save Our Soul (SOS) di Google Map Pulau Laki.
Perairan di Pulau Laki menjadi lokasi di pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh.
Kapolres Kepulauan Seribu AKBP Eko Wahyu Fredian mengatakan pihaknya bersama Basarnas dan TNI Angkatan Laut telah menyisir area tersebut dari awal hingga hari ini.
"Bahkan dari Basarnas sendiri pun dari awal kejadian kapalnya sudah menempel di Pulau Laki itu, karena dekat situ."
"Jadi bukan hanya Pulau Laki aja, semuanya perairan sudah pulau-pulau lain sudah sampai dengan sekarang," kata Eko saat dikonfirmasi, Rabu (20/1/2021).
Personel gabungan, kata Eko, tentu akan mengabarkan jika tanda SOS itu benar adanya.
"Kalau ada dari kemarin, kan sudah di-share seluruh korban dari Basarnas setiap hari update."
"Ya, makanya dari awal kan disampaikan kita update terus, dari hari pertama sampai sekarang," tambahnya.
Menurutnya, pihak Google seharusnya menjelaskan soal hal tersebut kepada publik, bagaimana hal itu bisa terjadi.
"Makanya dari Google-nya dimintai konfirmasilah."
"Untuk itu seperti apa mekanisme, untuk memasukkan hal-hal seperti itu. Belum ada statement kan dari Google," tuturnya.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto/Reza Deni)