Diragukan WHO, Negara Ini Ikuti Jejak Jokowi Borong Vaksin Sinovac China Hingga Sebut 91% Efektif Lawan Covid-19

Jumat, 25 Desember 2020 | 11:28
ANTARA FOTO/M AGUNG RAJASA

Petugas kesehatan menyuntikan vaksin kepada relawan saat simulasi uji klinis calon vaksin Covid-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8/2020). Simulasi tersebut dilakukan untuk melihat kesiapan tenaga medis dalam penanganan dan pengujian klinis tahap III ca

Fotokita.net - Diragukan WHO, Negara ini ikuti jejak Presiden Jokowi borong vaksin Sinovac China hingga sebyt 91% efektif lawan Covid-19.

Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 masih menunggu terbitnya izin edar darurat vaksin atau emergency use authorization dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Mengacu pada panduan Badan Kesehatan Dunia atau World Helath Organization (WHO), izin edar darurat akan diterbitkan tiga bulan setelah vaksin disuntikkan ke tubuh relawan dalam proses uji klinis.

Baca Juga: Dituntut Anak Buah Jokowi Hingga Bikin Suami Mayangsari Meradang, Keluarga Cendana Bagikan Kabar Bahagia, Intip Fotonya

"Untuk pemberian izin emergency use authorization tersebut, WHO menyatakan bahwa data pengamatan selama tiga bulan setelah penyuntikan dapat dipergunakan sebagai dasar pemberian izin penggunaan darurat," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 BPOM Lucia Rizka Andalusia.

Lucia mengatakan itu dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube FMB9ID_IKP, Jumat (18/12/2020), yang telah dimuat di Kompas.com Jumat (18/12) seperti di link berita ini.

Sejauh ini, Biofarma telah melakukan uji klinis terhadap vaksin Covid-19 asal Cina, Sinovac.

Proses uji klinis itu mulai digelar pada Agustus 2020.

Baca Juga: Ingat Mulai Berlaku 18 Desember, Rapid Test Antigen Jadi Syarat Keluar Masuk Jakarta, Ini Bedanya dengan Rapid Test Antibodi dan PCR

Menurut Lucia, para relawan telah disuntik vaksin Sinovac sebanyak dua kali hingga saat ini.

Namun, ia tak mengungkap kapan terakhir kali penyuntikan dilakukan.

Lucia hanya mengatakan, pasca disuntik, relawan akan dipantau dalam tiga periode, yakni setelah satu bulan, tiga bulan, dan enam bulan.

Dalam tiga periode tersebut, para peneliti bakal mengumpulkan data-data, menganalisis, dan melaporkannya ke BPOM.

Sementara, BPOM bertugas melakukan evaluasi terkait khasiat dan keamanan vaksin. Jika vaksin terbukti efektif dan aman, maka izin edar darurat akan diterbitkan.

Baca Juga: Disebut Sudah Ditinggal Pergi Istri Muda, Kondisi Rumah Baru Teddy Dibongkar Sosok Ini, Intip Fotonya

"Badan POM akan memberikan perizinan penggunaan darurat atau emergency authorization berdasarkan data interim tiga bulan yang akan segera dilaporkan oleh peneliti dan Biofarma," ujar Lucia.

Setelah BPOM menerbitkan izin penggunaan darurat vaksin pun, rangkaian uji klinis vaksin tetap dilanjutkan dengan melakukan pemantauan terhadap para relawan.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito sebelumnya mengatakan, vaksin untuk masyarakat secara gratis adalah yang terbaik.

"Jika nanti program vaksinasi akan dijalankan pada tahun 2021, pemerintah memastikan vaksin yang digunakan adalah vaksin yang terbaik bagi masyarakat Indonesia," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (17/12/2020).

Baca Juga: Bukan Ingin Cuci Tangan Soal Acara Habib Rizieq, Ridwan Kamil Minta Mahfud MD Lakukan Ini: Dia Juga Harus Bertanggung Jawab

Berdasarkan informasi yang didapat dari berita Al Jazeera, dari 20 negara yang telah tercatat memesan Vaksin Virus Corona, memang baru Indonesia yang memesan Vaksin Sinovac.

Al Jazeera juga mengungkap data bersumber dari reuters dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dari 10 jenis vaksin yang siap edar, ternyata Vaksin Sinovac memiliki pengaruh terhadap imunitas tubuh yang paling low atau rendah.

Berdasarkan tabel di bawah ini dipaparkan dampak ke-10 jenis vaksin tersebut terhadap imunitas tubuh relawan uji coba.

Baca Juga: Tanpa Diduga Sang Mantan Datang ke Pernikahan, Mempelai Wanita Langsung Histeris Hingga Pingsan, Ini Kisahnya

reuters/dailymail.co.uk

Hasil riset WHO dan Reuter menemukan fakta pengaruh Vaksin Sinovac terhadap imunitas tubuh masuk kategori low (rendah). Bandingkan dengan 9 jenis Vaksin Virus Corona lainnya yang telah diproduksi. Indonesia telah mengimpor jutaan dosis Vaksin Sinovac dan segera disuntikan kepada warga.

Sekadar contoh, Vaksin Moderna berdampak 94,5 % terhadap imunitas tubuh. Vaksin Pfizer berdampak 95 % terhadap imunitas tubuh.

Tetapi, Sinovac memiliki dampak terhadap imunitas tubuh yang masuk kategori low atau rendah.

Lebih lengkap bisa dilihat dalam tabel sebelumnya.

Baca Juga: Teror Warga dengan Foto Jasad Korban, Anggota KKB Papua Ini Ternyata Pernah Lukai Polisi Saat Demo Besar di Bumi Cendrawasih

Bukan itu saja, China dan Rusia juga dua negara yang dinilai sangat berani karena telah memproduksi vaksin meski uji klinis tahap 3 belum selesai.

Media berbasis di Doha, Qatar, mengungkap data hasil riset terkait pengaruh 10 jenis vaksin terhadap imunitas tubuh.

Hasilnya, Vaksin Sinovac pengaruhnya masuk kategori low (rendah), sementara beberapa merek vaksin lain masuk kategori moderat atau 94-95 persen seperti Vaksin Pfizer dan Moderna.

Pfizer dan Moderna adalah vaksin buatan Amerika Serikat.

Berdasarkan data yang diungkap Al Jazeera, ada 20 negara (tidak termasuk Uni Eropa) yang telah memesan vaksin untuk mengatasi pandemi Virus Corona atau Covid-19.

Baca Juga: Ibunda Nagita Slavina Histeris, Penikahan Kedua Raffi Ahmad Sukses Dibongkar Artis Ini, Izin Menikah Langsung Disinggung

Ke-20 negara yang telah memesan vaksin tersebut adalah Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Italia, Denmark, Belanda, Prancis, Kanada, China, Brasil, Meksiko, Argentina, India, Spanyol, Australia, Indonesia, Uzbekistan, Mesir, Nepal, dan Israel.

Data reuters menunjukkan bahwa ada 10 jenis Vaksin Virus Corona yang siap dan telah diproduksi sejumlah perusahaan farmasi dari sejumlah negara seperti Inggris, Amerika Serikat, Jerman, dan China.

Baca Juga: Tambah Ngamuk Usai Anak Gadisnya Terus Dipojokan di Media, Sule Ungkap Bukti Anak Teddy Dapat Jatah Bulanan Hingga Sebut Saksi Kunci

Ke-10 jenis Vaksin Virus Corona tersebut adalah sebagai berikut:

  1. AstraZeneca (Inggris)
  2. Cansino Bilogics
  3. Gamaleya Reserach Institute
  4. Inovio-Cepi (Amerika Serikat)
  5. Johnson & Johnson Barda Janssen
  6. Moderna (Amerika Serikat).
  7. Novavax (Amerika Serikat).
  8. Pfizer-Biontech (Amerika Serikat-Jerman)
  9. Sinopharm-Beijing Institute of Bilogical Products (China)
  10. Sinovac (China)
Al Jazeera juga mengungkap tabel negara-negara mana saja yang telah memesan 10 jenis vaksin.

Hasilnya, hanya Indonesia yang memesan Vaksin Sinovac buatan China.

Indonesia memesan 40 juta Vaksin Sinovac.

Baca Juga: Tagar Boikot JNE Mendadak Jadi Trending, 2 Nama Ustaz Kondang Ini Disinggung, Ada Apa?

China sendiri justru memesan vaksin AstraZeneca buatan Inggris sebanyak 200 juta.

Lebih lengkap bisa dilihat dalam tabel di bawah ini.

reuters/aljazeera

Daftar negara pemesan Vaksin Virus Corona yang telah melakukan uji klinis tahap ketiga. Indonesia satu-satunya negara yang memesan Virus Cinovac dari China.

Menurut data sementara dari uji coba tahap akhir di Turki, vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech China 91,25% efektif.

Hasil ini berpotensi jauh lebih baik daripada yang dilaporkan dari uji coba vaksin terpisah di Brasil.

Reuters memberitakan, para peneliti di Brasil, yang juga menjalankan uji coba terakhir fase III vaksin, mengatakan pada hari Rabu bahwa suntikan itu lebih dari 50% efektif.

Akan tetapi, Brasil menahan hasil penuh atas permintaan perusahaan, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang transparansi.

Baca Juga: Usai Dilantik Jadi Menparekraf, Sandiaga Uno Sudah Bikin Kesalahan di Depan Publik: Ini Tidak Marahnya Sekarang, Nanti di Rumah

Peneliti Turki mengatakan pada hari Kamis (24/12/2020), tidak ada efek samping utama yang terlihat selama percobaan mereka, selain dari satu orang yang memiliki reaksi alergi.

Efek samping yang umum disebabkan oleh vaksin tersebut adalah demam, nyeri ringan dan sedikit kelelahan, kata mereka.

Menurut para peneliti, uji coba Turki dimulai pada 14 September dan telah melibatkan lebih dari 7.000 sukarelawan.

Mereka menambahkan, hasil yang diumumkan pada Kamis didasarkan pada data dari 1.322 orang.

Baca Juga: Belum Lagi Sertijab Menkes, Dokter Terawan Malah Unggah Foto Ini Saat Menteri Baru Pimpin Rapat Vaksin Covid-19

Sinovac adalah produsen vaksin China pertama yang merilis rincian dari uji klinis tahap akhir, mengikuti hasil positif dari produk saingan yang dikembangkan oleh Pfizer, Moderna dan AstraZeneca bulan lalu.

Para peneliti Turki, berbicara bersama Menteri Kesehatan Fahrettin Koca, mengatakan 26 dari 29 orang yang terinfeksi selama uji coba diberi plasebo. Mereka menambahkan, uji coba akan berlanjut hingga 40 orang menjadi terinfeksi.

Baca Juga: Minta Umat Islam Lakukan Ini Usai Penembakan Pengawal Habib Rizieq, Aa Gym Disentil Agar Berkata Sopan Pada Presiden Jokowi

"Kami sekarang yakin bahwa vaksin itu efektif dan aman (untuk digunakan) untuk masyarakat Turki," kata Koca, menambahkan Ankara akan menggunakan data untuk melisensikan vaksin tersebut.

Dia juga mengatakan bahwa para peneliti pada awalnya berencana untuk mengumumkan hasil setelah 40 orang terinfeksi, tetapi temuan tersebut menunjukkan bahwa para sukarelawan memiliki efek samping yang minimal setelah suntikan dan karena itu dianggap aman.

“Meski berisiko, kami melihat gambaran yang sangat ringan di mana tiga orang PCR (tes COVID) positif, tanpa demam atau masalah pernapasan ... Kami dapat dengan mudah mengatakan bahwa meskipun berisiko, ketiga orang itu mengalaminya dengan sangat ringan," kata berkata.

Baca Juga: Siap-siap Bonus Pensiunan PNS Cair Awal Januari 2021, Gaji PNS Malah Dipotong Mulai Tahun Depan, Buat Apa?

Turki telah setuju untuk membeli 50 juta dosis suntikan Sinovac dan menerima pengiriman pada 11 Desember, akan tetapi pengirimannya ditunda.

Koca mengatakan tiga juta dosis akan tiba pada Senin, menambahkan bahwa Turki akan memvaksinasi sekitar sembilan juta orang pada kelompok pertama, dimulai dengan petugas kesehatan.

Sinovac juga telah menandatangani kesepakatan pasokan untuk vaksinnya, yang disebut CoronaVac, dengan negara-negara termasuk Indonesia, Brasil, Chili dan Singapura, dan sedang bernegosiasi dengan Filipina dan Malaysia.

CoronaVac telah diberikan kepada puluhan ribu orang di bawah program penggunaan darurat China yang diluncurkan pada Juli dengan menargetkan kelompok tertentu dengan risiko infeksi tinggi.

Baca Juga: Hore! Cukup Pakai KTP Tanpa Daftar Online, Begini Cara Cairkan BLT UMKM Rp 3,5 Juta, Syaratnya Gampang!

CoronaVac didasarkan pada teknologi vaksin tradisional yang menggunakan virus corona yang tidak aktif yang tidak dapat bereplikasi di dalam sel manusia untuk memicu respons kekebalan.

Vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer / BioNTech dan Moderna menggunakan teknologi baru yang disebut RNA messenger sintetis (mRNA) untuk mengaktifkan sistem kekebalan terhadap virus dan membutuhkan penyimpanan yang jauh lebih dingin.

Baca Juga: Sosok Budi Gunadi Sadikin Dipilih Jadi Menkes Hingga Bikin Terkejut, Sosok Ini Malah Kebanjiran Telepon dari Para Dokter

Perawatan Pfizer adalah suntikan Covid-19 pertama yang sepenuhnya teruji yang akan diberikan, dengan peluncuran sudah berlangsung di Inggris dan Amerika Serikat.

Koca mengatakan Turki akan menandatangani kesepakatan dengan Pfizer / BioNTech untuk 4,5 juta dosis vaksin yang akan dikirimkan pada akhir Maret, dengan opsi untuk membeli 30 juta dosis lagi nanti.

Menurut data Kementerian Kesehatan, pada hari Kamis, jumlah kematian Turki akibat virus corona naik 254 menjadi 19.115. Sementara, jumlah total infeksi Covid-19 naik sebesar 18.102.

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya