Diborong Indonesia Hingga Bikin Bangga Jokowi, WHO Ungkap Data Mengejutkan Soal Vaksin Sinovac dari China

Sabtu, 19 Desember 2020 | 18:02
ANTARA FOTO/DHEMAS REVIYANTO

Petugas menurunkan kontainer berisi vaksin COVID-19 saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, tangerang, Banten, Minggu (6/12/2020). Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin COVID-19 buatan perusahaan farmasi Sinovac, China, tiba di tanah air untuk selanjutnya akan diproses lebih lanjut ke Bio Farma selaku BUMN pr

Fotokita.net - Diborong Indonesia hingga bikin bangga Jokowi, WHO ungkap data mengejutkan soal vaksin Sinovac dari China.

Sebanyak 1,2 juta Vaksin Sinovac buatan China telah tiba di Indonesia.

Presiden Joko Widodo alias Jokowi pun langsung menyampaikan kabar yang ia nilai sebagai kabar baik tersebut.

“Saya ingin menyampaikan kabar baik. Hari ini pemerintah sudah menerima 1,2 juta dosis vaksin Covid-19. Vaksin ini buatan Sinovac yang kita uji secara klinis di Bandung sejak Agustus 2020,” kata Jokowi, Minggu (6/12/2020).

Baca Juga: Bahagia Dapat Suntikan Vaksin Covid-19 Gratis, Warganet Langsung Respon Begini ke Jokowi: Yang Diisep-isep Aja Ada Nggak, Pak?

Saat dunia bersiap untuk vaksin tercepat yang pernah dikembangkan, beberapa perusahaan obat telah mengambil rute berbeda untuk memproduksi penangkal pandemi yang telah menyandera dunia sejak Maret tahun ini.

Menurut Johns Hopkins Coronavirus Resource Center, setidaknya 1,3 juta orang telah meninggal akibat dan setidaknya 59 juta orang telah terinfeksi COVID-19 di seluruh dunia.

Dengan ekonomi global yang dipertaruhkan, jutaan orang bekerja dari rumah dan, menurut UNICEF, 463 juta anak di seluruh dunia tidak dapat mengakses pembelajaran jarak jauh, kebutuhan akan vaksin menjadi mendesak.

Baca Juga: Tinggal Tunggu Lampu Hijau BPOM, Menkes Terawan Ungkap Vaksin Sinovac dari China Berbahan Baku Virus SARS-CoV-2

RNA: Kependekan dari ribonucleic acid, RNA adalah salah satu makromolekul penting - molekul yang lebih besar yang terdiri dari protein, lipid dan karbohidrat - untuk kehidupan. Vaksin RNA bekerja dengan memasukkan sekuens mRNA (molekul yang memberi tahu sel apa yang harus dibangun) ke dalam sistem yang diberi kode untuk antigen khusus penyakit.

DNA: Singkatan dari asam deoksiribonukleat, DNA adalah salah satu makromolekul penting bagi kehidupan. Vaksin DNA melibatkan pengenalan langsung ke jaringan yang sesuai dari plasmid - molekul beruntai ganda yang ada di sel bakteri.

Vektor virus: Vaksin ini menggunakan virus hidup untuk membawa DNA ke dalam sel manusia. Ini adalah salah satu cara transfer gen yang lebih efektif untuk memodifikasi jenis sel atau jaringan tertentu untuk tujuan terapeutik.

Baca Juga: Mohon Maaf, Cuma 4 Kelompok Ini yang Boleh Terima Suntikan Pertama Vaksin Covid-19 Buatan Sinovac China, Begini Penjelasannya

Sub-unit protein: Ini menggunakan bagian dari virus, dalam hal ini, komponen protein, untuk membuat vaksin. Vaksin ini dapat diberikan kepada hampir semua orang yang membutuhkannya, termasuk orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah dan masalah kesehatan jangka panjang karena tidak membahayakan sistem kekebalan.

Virus yang dilemahkan: Vaksin jenis ini menggunakan bagian virus yang sudah tidak aktif, tetapi menyebabkan penyakit. Vaksin ini biasanya tidak memberikan tingkat kekebalan yang sama dengan vaksin hidup. Suntikan booster di kemudian hari mungkin diperlukan untuk menjaga kekebalan.

Partikel mirip virus: Vaksin jenis ini mengandung molekul yang menyerupai virus tetapi tidak menular dan, oleh karena itu, tidak berbahaya. VLP telah menjadi cara yang efektif untuk membuat vaksin melawan penyakit seperti human papillomavirus (HPV), hepatitis dan malaria.

Baca Juga: Ditetapkan Buat Vaksinasi di Indonesia, Berikut Penjelasan 6 Vaksin Covid-19, Siap Digunakan Bulan Ini?

Uji Coba di Seluruh Dunia

Menurut London School of Hygiene and Tropical Medicine, ada 11 jenis vaksin berbeda untuk COVID-19 di seluruh dunia yang diuji pada manusia.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada lebih dari 150 vaksin yang sedang dikembangkan untuk COVID-19.

Beberapa vaksin semakin dekat untuk dirilis saat melewati fase ketiga uji coba pada manusia.

Baca Juga: Ucapkan Kata Terakhir di Depan Kamera Video, Komedian Sebut Hal Ini Sebelum Meninggal Karena Covid-19

Menurut kepala ilmuwan WHO, Dr Soumya Swaminathan, uji coba tahap pertama pada manusia biasanya dilakukan pada 30 hingga 50 orang untuk memastikan vaksin tersebut aman dan tidak memiliki efek samping yang tidak terduga.

Tahap dua melibatkan uji coba yang lebih besar yang mulai melihat imunogenisitas vaksin, yaitu apakah vaksin tersebut memunculkan respons imun yang diperlukan.

Uji coba fase tiga biasanya melibatkan puluhan ribu orang dan menguji kemanjuran vaksin, yaitu seberapa baik vaksin itu melindungi seseorang dari infeksi, serta keamanannya dalam kelompok besar.

Vaksin yang dibuat di Rusia dan China dirilis sebelum tahap ketiga uji coba pada manusia.

Baca Juga: Lolos dari Masa Kritis Covid-19, Wali Kota Bogor Bima Arya Akui Kondisinya Tak Seperti Dulu, Sering Alami Gangguan Kesehatan Ini

Pesanan di Muka

Hampir 4,4 miliar dosis dari berbagai vaksin telah dipesan sebelumnya di seluruh dunia, menurut penghitungan oleh kantor berita Reuters.

Persaingan sengit internasional untuk mengunci pesanan vaksin senilai miliaran dolar telah berlangsung selama berbulan-bulan, dan beberapa perusahaan akan mulai mengirimkan jutaan dosis segera pada pertengahan Desember.

Vaksin AstraZeneca-Oxford memiliki keunggulan praktis dibandingkan beberapa yang lain karena dapat disimpan pada dua hingga delapan derajat Celcius (35.6-46.6 derajat Fahrenheit) daripada minus 70 derajat Celcius (-94 derajat Fahrenheit) yang dibutuhkan untuk vaksin Pfizer, sebagai contoh.

Baca Juga: Berlaku Mulai Hari Ini, Catat Tarif Rapid Test Antigen yang Jadi Syarat Wajib Kunjungi Daerah dalam Daftar Berikut

AstraZeneca, yang telah berjanji tidak akan mendapatkan keuntungan dari vaksin selama pandemi, telah mencapai kesepakatan dengan pemerintah dan organisasi kesehatan internasional yang menetapkan biayanya sekitar $ 2,50 per dosis.

Vaksin Pfizer akan menelan biaya sekitar $ 20 per dosis, sedangkan Moderna akan menelan biaya $ 15-25, berdasarkan perjanjian yang dibuat oleh perusahaan untuk memasok vaksin mereka kepada pemerintah AS.

Penjelasan BPOP Terkait Vaksin Sinovac

Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 masih menunggu terbitnya izin edar darurat vaksin atau emergency use authorization dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Mengacu pada panduan Badan Kesehatan Dunia atau World Helath Organization (WHO), izin edar darurat akan diterbitkan tiga bulan setelah vaksin disuntikkan ke tubuh relawan dalam proses uji klinis.

Baca Juga: Dituntut Anak Buah Jokowi Hingga Bikin Suami Mayangsari Meradang, Keluarga Cendana Bagikan Kabar Bahagia, Intip Fotonya

"Untuk pemberian izin emergency use authorization tersebut, WHO menyatakan bahwa data pengamatan selama tiga bulan setelah penyuntikan dapat dipergunakan sebagai dasar pemberian izin penggunaan darurat," kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 BPOM Lucia Rizka Andalusia.

Lucia mengatakan itu dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube FMB9ID_IKP, Jumat (18/12/2020), yang telah dimuat di Kompas.com Jumat (18/12) seperti di link berita ini.

Sejauh ini, Biofarma telah melakukan uji klinis terhadap vaksin Covid-19 asal Cina, Sinovac.

Proses uji klinis itu mulai digelar pada Agustus 2020.

Baca Juga: Ingat Mulai Berlaku 18 Desember, Rapid Test Antigen Jadi Syarat Keluar Masuk Jakarta, Ini Bedanya dengan Rapid Test Antibodi dan PCR

Menurut Lucia, para relawan telah disuntik vaksin Sinovac sebanyak dua kali hingga saat ini.

Namun, ia tak mengungkap kapan terakhir kali penyuntikan dilakukan.

Lucia hanya mengatakan, pasca disuntik, relawan akan dipantau dalam tiga periode, yakni setelah satu bulan, tiga bulan, dan enam bulan.

Dalam tiga periode tersebut, para peneliti bakal mengumpulkan data-data, menganalisis, dan melaporkannya ke BPOM.

Sementara, BPOM bertugas melakukan evaluasi terkait khasiat dan keamanan vaksin. Jika vaksin terbukti efektif dan aman, maka izin edar darurat akan diterbitkan.

Baca Juga: Disebut Sudah Ditinggal Pergi Istri Muda, Kondisi Rumah Baru Teddy Dibongkar Sosok Ini, Intip Fotonya

"Badan POM akan memberikan perizinan penggunaan darurat atau emergency authorization berdasarkan data interim tiga bulan yang akan segera dilaporkan oleh peneliti dan Biofarma," ujar Lucia.

Setelah BPOM menerbitkan izin penggunaan darurat vaksin pun, rangkaian uji klinis vaksin tetap dilanjutkan dengan melakukan pemantauan terhadap para relawan.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito sebelumnya mengatakan, vaksin untuk masyarakat secara gratis adalah yang terbaik.

"Jika nanti program vaksinasi akan dijalankan pada tahun 2021, pemerintah memastikan vaksin yang digunakan adalah vaksin yang terbaik bagi masyarakat Indonesia," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (17/12/2020).

Baca Juga: Bukan Ingin Cuci Tangan Soal Acara Habib Rizieq, Ridwan Kamil Minta Mahfud MD Lakukan Ini: Dia Juga Harus Bertanggung Jawab

Berdasarkan informasi yang didapat dari berita Al Jazeera, dari 20 negara yang telah tercatat memesan Vaksin Virus Corona, memang baru Indonesia yang memesan Vaksin Sinovac.

Al Jazeera juga mengungkap data bersumber dari reuters dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dari 10 jenis vaksin yang siap edar, ternyata Vaksin Sinovac memiliki pengaruh terhadap imunitas tubuh yang paling low atau rendah.

Berdasarkan tabel di bawah ini dipaparkan dampak ke-10 jenis vaksin tersebut terhadap imunitas tubuh relawan uji coba.

Baca Juga: Tanpa Diduga Sang Mantan Datang ke Pernikahan, Mempelai Wanita Langsung Histeris Hingga Pingsan, Ini Kisahnya

reuters/dailymail.co.uk

Hasil riset WHO dan Reuter menemukan fakta pengaruh Vaksin Sinovac terhadap imunitas tubuh masuk kategori low (rendah). Bandingkan dengan 9 jenis Vaksin Virus Corona lainnya yang telah diproduksi. Indonesia telah mengimpor jutaan dosis Vaksin Sinovac dan segera disuntikan kepada warga.

Sekadar contoh, Vaksin Moderna berdampak 94,5 % terhadap imunitas tubuh. Vaksin Pfizer berdampak 95 % terhadap imunitas tubuh.

Tetapi, Sinovac memiliki dampak terhadap imunitas tubuh yang masuk kategori low atau rendah.

Lebih lengkap bisa dilihat dalam tabel sebelumnya.

Baca Juga: Teror Warga dengan Foto Jasad Korban, Anggota KKB Papua Ini Ternyata Pernah Lukai Polisi Saat Demo Besar di Bumi Cendrawasih

Bukan itu saja, China dan Rusia juga dua negara yang dinilai sangat berani karena telah memproduksi vaksin meski uji klinis tahap 3 belum selesai.

Media berbasis di Doha, Qatar, mengungkap data hasil riset terkait pengaruh 10 jenis vaksin terhadap imunitas tubuh.

Hasilnya, Vaksin Sinovac pengaruhnya masuk kategori low (rendah), sementara beberapa merek vaksin lain masuk kategori moderat atau 94-95 persen seperti Vaksin Pfizer dan Moderna.

Pfizer dan Moderna adalah vaksin buatan Amerika Serikat.

Berdasarkan data yang diungkap Al Jazeera, ada 20 negara (tidak termasuk Uni Eropa) yang telah memesan vaksin untuk mengatasi pandemi Virus Corona atau Covid-19.

Baca Juga: Ibunda Nagita Slavina Histeris, Penikahan Kedua Raffi Ahmad Sukses Dibongkar Artis Ini, Izin Menikah Langsung Disinggung

Ke-20 negara yang telah memesan vaksin tersebut adalah Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Italia, Denmark, Belanda, Prancis, Kanada, China, Brasil, Meksiko, Argentina, India, Spanyol, Australia, Indonesia, Uzbekistan, Mesir, Nepal, dan Israel.

Data reuters menunjukkan bahwa ada 10 jenis Vaksin Virus Corona yang siap dan telah diproduksi sejumlah perusahaan farmasi dari sejumlah negara seperti Inggris, Amerika Serikat, Jerman, dan China.

Baca Juga: Tambah Ngamuk Usai Anak Gadisnya Terus Dipojokan di Media, Sule Ungkap Bukti Anak Teddy Dapat Jatah Bulanan Hingga Sebut Saksi Kunci

Ke-10 jenis Vaksin Virus Corona tersebut adalah sebagai berikut:

  1. AstraZeneca (Inggris)
  2. Cansino Bilogics
  3. Gamaleya Reserach Institute
  4. Inovio-Cepi (Amerika Serikat)
  5. Johnson & Johnson Barda Janssen
  6. Moderna (Amerika Serikat).
  7. Novavax (Amerika Serikat).
  8. Pfizer-Biontech (Amerika Serikat-Jerman)
  9. Sinopharm-Beijing Institute of Bilogical Products (China)
  10. Sinovac (China)
Al Jazeera juga mengungkap tabel negara-negara mana saja yang telah memesan 10 jenis vaksin.

Hasilnya, hanya Indonesia yang memesan Vaksin Sinovac buatan China.

Indonesia memesan 40 juta Vaksin Sinovac.

Baca Juga: Tagar Boikot JNE Mendadak Jadi Trending, 2 Nama Ustaz Kondang Ini Disinggung, Ada Apa?

China sendiri justru memesan vaksin AstraZeneca buatan Inggris sebanyak 200 juta.

Lebih lengkap bisa dilihat dalam tabel di bawah ini.

reuters/aljazeera

Daftar negara pemesan Vaksin Virus Corona yang telah melakukan uji klinis tahap ketiga. Indonesia satu-satunya negara yang memesan Virus Cinovac dari China.

Tag

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma