Fotokita.net - Enak hingga kerap disantap jadi lauk, makanan ini bisa jadi pemicu penyakit jantung yang renggut nyawa Melisha Sidabutar, peserta Indonesian Idol.
Melisha Sidabutar meninggal dunia saat sedang berjuang di Babak Eliminasi 2 Indonesian Idol Special Season.
Kabar duka tersebut diunggah akun Instagram Indonesian Idol @indonesianidolid, Rabu (9/12/2020) dini hari.
Dari informasi yang diperoleh Warta Kota pada Rabu pagi, Melisha Sidabutar meninggal dunia, Selasa (8/12/2020) malam.
Di akun Instagram Ellysia Belinda diketahui, Melisha Sidabutar diketahui meninggal dunia, Selasa sore kemarin.
Ellysia Belinda sepertinya kerabat Melisha Sidabutar.
Sejak Selasa sore, Ellysia Belinda sudah mengabarkan kabar kepergian selamanya Melisha Belinda melalui akun media sosial.
"Melisha dipanggil Tuhan. Jujur sedih banget. Kita doakan ketabahan dan penyertaan Tuhan menyertai keluarga. Amin," tulis Ellysia Belinda melalui unggahan Instagram Story-nya, Selasa malam.
Dari unggahan Ellysia Belinda itu diketahui bahwa Melisha Sidabutar meninggal dunia setelah mengalami pembengkakan pada bagian jantung.
"Sudah dironsen, ditemukan ada pembengkakan jantung. Memang udah lemes dari pagi or kemarin (nggak tau jelasnya ya guys)," tulis Ellysia Belinda.
Penyakit kardiovaskular, jantung, dan stroke menempati posisi tertinggi penyebab kematian di Indonesia.
Hal tersebut diketahui dari data Institute for Health Metric and Evaluation (IHME) pada 2017.
Sementara itu, diberitakan Kompas.com (29/9/2020), data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2015 menunjukkan, 70 persen dari 39,5 juta kematian di dunia disebabkan penyakit tidak menular.
Dari jumlah tersebut, 45 persen atau nyaris setengahnya disebabkan penyakit jantung dan pembuluh darah.
Karena itu, sangat penting bagi penderita penyakit jantung untuk menjaga kesehatan jantung mereka dengan rutin menjalani gaya hidup sehat.
Makanan yang harus dihindari
Makanan yang harus dihindari penderita penyakit jantung tanpa sadar mungkin sering dikonsumsi.
Ilustrasi kentang goreng
Apalagi kebanyakan makanan yang tidak baik untuk jantung ini merupakan makanan cepat saji.
Selain itu, minuman beralkohol dan minuman bersoda juga dapat menjadi salah satu penyebab penyakit jantung.
Karena itu, kita perlu berhati-hati dalam mengonsumsi berbagai makanan agar tidak terkena penyakit jantung.
Makanan yang harus dihindari penderita penyakit jantung perlu dikenali untuk mencegah dan mengatasinya.
Apalagi, bagi penderita penyakit jantung, mengatur makanan adalah hal yang sangat penting dilakukan untuk tetap menjaga jantung sehat dan meminimalisasi atau menurunkan risiko terjadinya serangan jantung.
Makanan cepat saji merupakan makanan pertama yang harus dihindari penderita penyakit jantung. Ahli kardiologi dari Universitas Hofstra, Regina Druz mengatakan konsumsi relatif tinggi lemak jenuh yang berasal dari hewan dan karbohidrat berdampak buruk bagi kesehatan jantung.
Memasak makanan sendiri bisa menjadi upaya untuk mengurangi kombinasi lemak jenuh dan karbohidrat.
Contoh makanan cepat saji ini adalah menu kentang goreng di restoran, yang tentu mengandung banyak garam dan lemak.
Selain itu, metode penggorengan konvensional yakni deep fry menghasilkan lemak trans yang terbukti meningkatkan jenis kolesterol jahat dan menurunkan jenis lemak yang baik.
Sebuah studi menyebut orang yang makan kentang goreng dua hingga tiga kali seminggu berpeluang meninggal lebih awal karena serangan jantung.
Semakin banyak mengonsumsi garam, gula, dan lemak, maka semakin tinggi pula risiko terkena penyakit jantung.
Konsumsi gula tingkat tinggi berkontribusi memunculkan obesitas, peradangan, kolesterol tinggi, diabetes, yang semuanya merupakan faktor pemicu penyakit jantung.
Maka dari itu, mulailah untuk menguranginya dalam makanan. Makan sayur dan buah untuk mengimbangi nutrisi tubuh.
Gaya hidup sehat, termasuk menghindari makanan-makanan yang berpotensi meningkatkan risiko serangan jantung yang disebabkan penumpukan plak pada arteri.
Dilansir dari Healthline, Minggu (4/10/2020) penumpukan plak pada arteri bisa mengganggu aliran darah ke jantung. Gejala yang timbul antara lain nyeri dada dan napas yang pendek.
Baca Juga: Gaji PNS Naik di Tahun 2021? Ini Besaran Lengkap Gaji Abdi Negara yang Dirombak Pemerintah
Jika dibiarkan, kondisi tersebut bisa memicu serangan jantung atau henti jantung mendadak.
Kedua kondisi tersebut bisa menyebabkan kematian. Untuk menghindari situasi tersebut, seorang penderita penyakit jantung perlu menghindari konsumsi makanan yang memiliki kadar lemak dan natrium tinggi, antara lain:
- Mentega Saus atau kaldu daging
- Krim non-susu
- Gorengan
- Daging olahan
- Kue kering
- Potongan daging tertentu, terutama yang berlemak
- Makanan cepat saji, seperti keripik kentang, kue, pai, dan es krim
Jenis makanan tersebut, juga memiliki kandungan natrium tinggi yang dapat memperburuk penyakit jantung koroner, dengan berkontribusi pada tekanan darah tinggi.
Makanan tinggi natrium lainnya yang harus dihindari, yaitu:
- Bumbu pelengkap, seperti mayones dan saus tomat
- Garam dapur
- Makanan kemasan
- Makanan di restoran cepat saji
Menerapkan pola makan sehat
Selain menghindari makanan-makanan yang bisa memperburuk kondisi penyakit jantung, penderita penyakit itu juga disarankan untuk menerapkan pola makan yang sehat, antara lain:
- Sediakan buah dan sayuran. Siapkan buah dan sayuran segar untuk dikonsumsi di lemari es. Iris terlebih dahulu untuk camilan cepat di antara waktu makan.
- Kurangi porsi makanan. Mengurangi porsi makanan dapat mengurangi konsumsi kalori, lemak, dan natrium.
Baca Juga: Ikut Buru Ali Kalora dan MIT di Hutan Poso, Yonif Para Raider 502 Punya 2 Keahlian Khusus Ini
- Bereksperimen dengan bumbu. Alih-alih membumbui makanan Anda dengan garam dapur, ada berbagai jenis herbal, rempah-rempah, dan campuran bumbu bebas garam.
Saat membeli makanan dan bumbu instan, carilah yang kandungan garamnya rendah.
- Baca label makanan. Biasakan membaca label makanan secara rutin untuk menghindari konsumsi terlalu banyak lemak dan natrium.
Tidak ada obat untuk penyakit jantung koroner, tetapi mengubah pola makan dapat membantu menurunkan tekanan darah, kolesterol, dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Hasilnya, penderita sakit jantung dapat mengurangi risiko komplikasi seperti serangan jantung, stroke, atau henti jantung mendadak. (*)