Enak Hingga Kerap Disantap Jadi Lauk, Makanan Ini Bisa Jadi Pemicu Penyakit Jantung yang Renggut Nyawa Melisha Sidabutar, Peserta Indonesian Idol

Rabu, 09 Desember 2020 | 13:03
Instagram @ari_lasso

Melisha Sidabutar

Fotokita.net - Enak hingga kerap disantap jadi lauk, makanan ini bisa jadi pemicu penyakit jantung yang renggut nyawa Melisha Sidabutar, peserta Indonesian Idol.

Melisha Sidabutar meninggal dunia saat sedang berjuang di Babak Eliminasi 2 Indonesian Idol Special Season.

Kabar duka tersebut diunggah akun Instagram Indonesian Idol @indonesianidolid, Rabu (9/12/2020) dini hari.

Dari informasi yang diperoleh Warta Kota pada Rabu pagi, Melisha Sidabutar meninggal dunia, Selasa (8/12/2020) malam.

Baca Juga: Tampak Kompak Pimpin Indonesia, Jusuf Kalla Blak-blakan Punya Pendapat Berbeda dengan Jokowi, Nama Ahok Ikut Disinggung

Di akun Instagram Ellysia Belinda diketahui, Melisha Sidabutar diketahui meninggal dunia, Selasa sore kemarin.

Ellysia Belinda sepertinya kerabat Melisha Sidabutar.

Sejak Selasa sore, Ellysia Belinda sudah mengabarkan kabar kepergian selamanya Melisha Belinda melalui akun media sosial.

Baca Juga: Ayah Korban Tewas dalam Penembakan Rombongan Pengajian Habib Rizieq Gembira, Aa Gym Ingatkan Umat Islam untuk Lakukan Ini

"Melisha dipanggil Tuhan. Jujur sedih banget. Kita doakan ketabahan dan penyertaan Tuhan menyertai keluarga. Amin," tulis Ellysia Belinda melalui unggahan Instagram Story-nya, Selasa malam.

Dari unggahan Ellysia Belinda itu diketahui bahwa Melisha Sidabutar meninggal dunia setelah mengalami pembengkakan pada bagian jantung.

"Sudah dironsen, ditemukan ada pembengkakan jantung. Memang udah lemes dari pagi or kemarin (nggak tau jelasnya ya guys)," tulis Ellysia Belinda.

Penyakit kardiovaskular, jantung, dan stroke menempati posisi tertinggi penyebab kematian di Indonesia.

Hal tersebut diketahui dari data Institute for Health Metric and Evaluation (IHME) pada 2017.

Sementara itu, diberitakan Kompas.com (29/9/2020), data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2015 menunjukkan, 70 persen dari 39,5 juta kematian di dunia disebabkan penyakit tidak menular.

Baca Juga: Hasil Otopsi 6 Jenazah Pengawal Habib Rizieq Ditemukan Luka Tak Wajar, FPI Berharap Bantuan Lembaga Ini Usai Bentrokan Berdarah di Jalan Tol

Dari jumlah tersebut, 45 persen atau nyaris setengahnya disebabkan penyakit jantung dan pembuluh darah.

Karena itu, sangat penting bagi penderita penyakit jantung untuk menjaga kesehatan jantung mereka dengan rutin menjalani gaya hidup sehat.

Baca Juga: Baru Saja Gembira Masuk Babak Eliminasi 2, Keluarga Kontestan Indonesian Idol Special Season Mendadak Sebarkan Kabar Duka: Penyakit Ini Jadi Penyebabnya

Makanan yang harus dihindari

Makanan yang harus dihindari penderita penyakit jantung tanpa sadar mungkin sering dikonsumsi.

Freepik

Ilustrasi kentang goreng

Apalagi kebanyakan makanan yang tidak baik untuk jantung ini merupakan makanan cepat saji.

Selain itu, minuman beralkohol dan minuman bersoda juga dapat menjadi salah satu penyebab penyakit jantung.

Karena itu, kita perlu berhati-hati dalam mengonsumsi berbagai makanan agar tidak terkena penyakit jantung.

Baca Juga: Selalu Tampil Sederhana di Depan Kamera, Selvi Ananda Buka Suara Usai Anak Jokowi Diprediksi Menang Telak di Pilkada Solo 2020

Makanan yang harus dihindari penderita penyakit jantung perlu dikenali untuk mencegah dan mengatasinya.

Apalagi, bagi penderita penyakit jantung, mengatur makanan adalah hal yang sangat penting dilakukan untuk tetap menjaga jantung sehat dan meminimalisasi atau menurunkan risiko terjadinya serangan jantung.

Makanan cepat saji merupakan makanan pertama yang harus dihindari penderita penyakit jantung. Ahli kardiologi dari Universitas Hofstra, Regina Druz mengatakan konsumsi relatif tinggi lemak jenuh yang berasal dari hewan dan karbohidrat berdampak buruk bagi kesehatan jantung.

Baca Juga: Dituding Terima Uang Ilegal Saat Tinggal di Arab Saudi, Rahasia Habib Rizieq Dibongkar Mahfud MD: 'Ada Intervensi Amerika?'

Memasak makanan sendiri bisa menjadi upaya untuk mengurangi kombinasi lemak jenuh dan karbohidrat.

Contoh makanan cepat saji ini adalah menu kentang goreng di restoran, yang tentu mengandung banyak garam dan lemak.

Selain itu, metode penggorengan konvensional yakni deep fry menghasilkan lemak trans yang terbukti meningkatkan jenis kolesterol jahat dan menurunkan jenis lemak yang baik.

Sebuah studi menyebut orang yang makan kentang goreng dua hingga tiga kali seminggu berpeluang meninggal lebih awal karena serangan jantung.

Baca Juga: Ayah Korban Tewas dalam Penembakan Rombongan Pengajian Habib Rizieq Gembira, Aa Gym Ingatkan Umat Islam untuk Lakukan Ini

Semakin banyak mengonsumsi garam, gula, dan lemak, maka semakin tinggi pula risiko terkena penyakit jantung.

Konsumsi gula tingkat tinggi berkontribusi memunculkan obesitas, peradangan, kolesterol tinggi, diabetes, yang semuanya merupakan faktor pemicu penyakit jantung.

Maka dari itu, mulailah untuk menguranginya dalam makanan. Makan sayur dan buah untuk mengimbangi nutrisi tubuh.

Baca Juga: Dibenci Seluruh Anggota DPRD Hingga Dimakzulkan, Bupati Jember Malah Disebut Bakal Sukses di Pilkada 2020 Karena Keputusan Terbaru Mahkamah Agung

Gaya hidup sehat, termasuk menghindari makanan-makanan yang berpotensi meningkatkan risiko serangan jantung yang disebabkan penumpukan plak pada arteri.

Dilansir dari Healthline, Minggu (4/10/2020) penumpukan plak pada arteri bisa mengganggu aliran darah ke jantung. Gejala yang timbul antara lain nyeri dada dan napas yang pendek.

Baca Juga: Gaji PNS Naik di Tahun 2021? Ini Besaran Lengkap Gaji Abdi Negara yang Dirombak Pemerintah

Jika dibiarkan, kondisi tersebut bisa memicu serangan jantung atau henti jantung mendadak.

Kedua kondisi tersebut bisa menyebabkan kematian. Untuk menghindari situasi tersebut, seorang penderita penyakit jantung perlu menghindari konsumsi makanan yang memiliki kadar lemak dan natrium tinggi, antara lain:

- Mentega Saus atau kaldu daging

- Krim non-susu

- Gorengan

- Daging olahan

- Kue kering

- Potongan daging tertentu, terutama yang berlemak

- Makanan cepat saji, seperti keripik kentang, kue, pai, dan es krim

Baca Juga: Asyik Nikmati Kopi Hingga Tidur Pulas di Rumah Warga, Pejabat Kalang Kabut Saat Terima Kabar Presiden RI Lagi Menyamar

Jenis makanan tersebut, juga memiliki kandungan natrium tinggi yang dapat memperburuk penyakit jantung koroner, dengan berkontribusi pada tekanan darah tinggi.

Makanan tinggi natrium lainnya yang harus dihindari, yaitu:

- Bumbu pelengkap, seperti mayones dan saus tomat

- Garam dapur

- Makanan kemasan

- Makanan di restoran cepat saji

Menerapkan pola makan sehat

Baca Juga: Sebut Juliari Batubara Jadi Menteri Terbaik dalam Survei Lembaganya, Sosok Ini Langsung Dicecar Warganet: 'Cuma Surveyor Bayaran?'

Selain menghindari makanan-makanan yang bisa memperburuk kondisi penyakit jantung, penderita penyakit itu juga disarankan untuk menerapkan pola makan yang sehat, antara lain:

- Sediakan buah dan sayuran. Siapkan buah dan sayuran segar untuk dikonsumsi di lemari es. Iris terlebih dahulu untuk camilan cepat di antara waktu makan.

- Kurangi porsi makanan. Mengurangi porsi makanan dapat mengurangi konsumsi kalori, lemak, dan natrium.

Baca Juga: Ikut Buru Ali Kalora dan MIT di Hutan Poso, Yonif Para Raider 502 Punya 2 Keahlian Khusus Ini

- Bereksperimen dengan bumbu. Alih-alih membumbui makanan Anda dengan garam dapur, ada berbagai jenis herbal, rempah-rempah, dan campuran bumbu bebas garam.

Saat membeli makanan dan bumbu instan, carilah yang kandungan garamnya rendah.

Baca Juga: Mohon Maaf, Cuma 4 Kelompok Ini yang Boleh Terima Suntikan Pertama Vaksin Covid-19 Buatan Sinovac China, Begini Penjelasannya

- Baca label makanan. Biasakan membaca label makanan secara rutin untuk menghindari konsumsi terlalu banyak lemak dan natrium.

Tidak ada obat untuk penyakit jantung koroner, tetapi mengubah pola makan dapat membantu menurunkan tekanan darah, kolesterol, dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Baca Juga: Tinggal Tunggu Lampu Hijau BPOM, Menkes Terawan Ungkap Vaksin Sinovac dari China Berbahan Baku Virus SARS-CoV-2

Hasilnya, penderita sakit jantung dapat mengurangi risiko komplikasi seperti serangan jantung, stroke, atau henti jantung mendadak. (*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya