Cuma Didukung 2 Partai Politik, Petahana Pilkada Medan Disebut Sukses Bikin Menantu Jokowi Pulang ke Solo, Ini Hitungannya

Rabu, 09 Desember 2020 | 07:30
Tribun Medan

Mantu Presiden Jokowi Bobby Nasution saat riding bareng naik Vespa

Fotokita.net - Cuma didukung 2 partai politik, petahana Pilkada Medan disebut sukses bikin menantu Jokowi pulang ke Solo, ini hitungannya.

Pilkada Kota Medan memang menyita perhatian karena beberapa kepala daerah menyatakan dukungannya kepada calon yang diusung PDIP.

Hal itu berkenaan dengan dugaan pelanggaran netralitas, sehingga pihak lawan melaporkan kepada Bawaslu.

Netralitas kepala daerah dan aparatur negara sebenarnya telah diatur dalam pasal 71 ayat (1) dan ayat (3) Undang-undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada.

Baca Juga: Sebut Jagoan PDIP di Pilkada Surabaya Bakal Kalah, Sosok Ini Juga Bilang Menantu Jokowi Akan Gigit Jari di Medan, Simak Penjelasannya

Pasal 71 ayat (3) UU Pilkada melarang kepala daerah untuk menggunakan kewenangan, program, dan kegiatan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon, baik di daerah sendiri maupun di daerah lain, dalam waktu 6 bulan sebelum tanggal penetapan pasangan calon sampai dengan penetapan pasangan calon terpilih.

Baca Juga: Bukan Hanya Acara Maulid Nabi dan Nikahan Putrinya, Ternyata Polisi Periksa Habib Rizieq Karena 2 Kasus Ini, Luka Lama Diungkit Lagi?

Namun, menurut catatan CNN Indonesia, perhelatan pilkada kerap diwarnai dengan kasus pelanggaran netralitas. Termasuk oleh kepala daerah.

Pilkada Medan

Di Pilkada Medan, ada dua kepala daerah di Sumatera Utara yang menyatakan dukungannya kepada menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution yang berpasangan dengan Aulia Rachman.

Kepala daerah yang mendukung adalah Wagub Sumatera Utara Musa Rajekshah dan Bupati Tapanuli Tengah Ahmad Sibarani.

Kasus Musa Rajekshah atau Ijeck pada acara HUT ke-75 PMI di Kantor PMI Medan Jalan Perintis Kemerdekaan Medan, Jumat (18/9).

Baca Juga: Ditetapkan Buat Vaksinasi di Indonesia, Berikut Penjelasan 6 Vaksin Covid-19, Siap Digunakan Bulan Ini?

Ijeck yang menjabat Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Sumut melantik Bobby sebagai relawan PMI Kota Medan.

"Bobby Nasution adalah keluarga besar PMI Medan, dan kita doakan Insyaallah menjadi Wali Kota Medan. Saya sejak lama kenal Bobby dengan almarhum ayahnya. Bobby hadir ini memang waktu yang tepat. Bukan hanya karena mau jadi wali kota," tutur Ijeck dalam acara tersebut.

Doa Ijeck pun jadi sorotan Bawaslu Sumatera Utara. Ucapan itu berpotensi melanggar aturan karena disampaikan saat hari kerja. Artinya, status wakil gubernur masih melekat, meski Ijeck hadir sebagai pimpinan PMI.

Baca Juga: Ditangkap KPK Hingga Jadi Tersangka, Tindakan Edhy Prabowo Malah Dipuji Tangan Kanan Jokowi: Dia Sebenarnya Orang Baik

dok. Kompas.com

Aksi konvoi pasangan Bobby Nasution -Aulia di Medan sempat membuat polisi kerepotan mengatur para pendukung.

Kubu lawan, yakni Akhyar Nasution-Salman Alfarisi lantas melaporkan dua kepala daerah tersebut ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Kasus Ijeck lalu dilimpahkan ke Sentra Penegakkan Hukum Terpadu (Gakkumdu) yang didalamnya terdiri dari Bawaslu, Kejaksaan dan kepolisian. Namun, Ijeck sudah dua kali mangkir dari pemeriksaan.

Kasus Ijeck bisa jadi bakal dihentikan jika rapat pleno Gakkumdu memutuskan demikian.

Baca Juga: Dituding Bekas Anak Buah Usai Heboh Kasus Habib Rizieq, SBY Buka Suara ke Publik, Mantan Presiden RI Singgung Main Api dalam Politik

Terbaru, seperti dikutip dari CNN Indonesia, Bupati Tapanuli Tengah Ahmad Sibarani menyatakan dukungannya secara blak-blakan kepada Bobby Nasution.

Kasus bermula ketika Ahmad Sibarani menghadiri acara deklarasi dukungan alim ulama, ustaz dan penyuluh agama se-Kota Medan kepada Bobby Afif Nasution - Aulia Rahman di Aula Quba Asrama Haji Medan pada 25 Oktober.

Dalam acara, Sibarani mendampingi Bobby saat ditepung tawari oleh para alim ulama, ustaz dan penyuluh agama. Agenda tepung tawar dilakukan agar Bobby Nasution terpilih menjadi Wali Kota Medan dalam Pilkada.

Baca Juga: Sok-sokan Larang Aparat Masuk Gang Rumah Habib Rizieq, Nyali Laskar FPI Langsung Ciut Usai Dibentak Dandim Jakpus: Ini Wilayah NKRI!

Kubu Akhyar Nasution-Salman Alfarisi kembali meradang. Mereka mempertanyakan kinerja Bawaslu yang seolah abai dengan pelanggaran netralitas kepala daerah di lapangan.

"Artinya ini sudah dua kali terjadi. Kita tidak suudzon dengan aparat dalam Pilkada. Tapi kita berharap tolonglah berdiri tegak melihat proses perjalanan Pilkada ini. Mereka (Bawaslu) kira kira pura-pura tidak tahu atau tidak menampak kegiatan itu," tutur Burhanuddin, politikus Partai Demokrat yang mengusung Akhyar-Salman.

Baca Juga: Tanpa Bermaksud Dahului Takdir, Paranormal Kejawen Ini Singgung Pergantian Presiden Hingga Bikin Rezeki Makin Susah di Tahun Depan, Politik Tambah Panas?

Di sisi lain, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai, pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 pada 9 Desember pekan depan akan berjalan aman dan lancar.

Sebab, pengamanan yang dilakukan Polri dan TNI cukup maksimal dan efektif.

"Potensi konflik dikhawatirkan hanya akan terjadi di beberapa wilayah di Papua."

Baca Juga: NIkmati Hidup Mewah Hingga Terancam Diusir dari Jerman, Raja Thailand Kembali Jadi Sorotan Usai Foto-foto Syur Sang Selir Cantik Bocor ke Publik

"Sementara jumlah golput dalam Pilkada 2020 ini diperkirakan mencapai 30 hingga 40 persen," kata Neta kepada Wartakotalive, Selasa (1/12/2020).

Dari pemantauan IPW, sebagian besar petahana, katanya, diprediksi akan memenangkan Pilkada 2020, dengan perolehan suara di atas 55 persen.

Baca Juga: Sengaja Sindir Habib Rizieq? Wapres Ma'ruf Amin Sebut Belum Ada Orang yang Mampu Jadi Imam Umat Islam Indonesia

"Sementara jagonya PDIP di Kota Medan dan Surabaya diprediksi akan menderita kekalahan, dengan perolehan suara hanya 30 hingga 40 persen," ulasnya.

ANTARA FOTO/SEPTIANDA PERDANA

Bobby Nasution (kiri), mantu Presiden Jokowi jadi Cawalkot Medan, cuma punya motor matic.

Satu hari menjelang Pilkada Kota Medan dua lembaga survei merilis hasil survei yang mereka lakukan di Kota Medan, yaitu Roda Tiga Konsultan dan Lembaga Survei Institute for Political Analysis and Strategy (InPAS).

Elektabilitas pasangan Bobby Nasution-Aulia 41,8 % unggul tipis dibandingkan pasangan Akhyar-Salman 36,3 % dari survei yang dilakukan Lembaga Survei Institute for Political Analysis and Strategy (InPAS).

Direktur Lembaga Survei InPAS, Alwi Dahlan Ritonga menyebutkan bahwa terdapat perbedaan suara sebanyak 5,5 persen.

Baca Juga: Dilarang Ambil Foto-foto, 6 Jenazah Pengawal Habib Rizieq Dishalatkan di Masjid Petamburan, Anak Yatim Itu Susul Kepergian Sang Ayah

Dimana ada 19,5 persen koresponden yang menjawab ragu-ragu atau tidak menjawab.

"Pasangan Bobby-Aulia unggul 41,8 persen dari pasangan Akhyar-Salman 36,3 persen. Selisih suara 5,5 persen. Terdapat sebanyak 19,5 persen tidak menjawab atau ragu-ragu," tutur Alwi saat konferensi pers di Kafe Keumalahayati, Jalan Sei Serayu, Medan, Selasa (8/12/2020).

Ia menjelaskan pelaksanaan survei dilakukan pada 1 hingga 4 Desember 2020 dengan menggunakan metode penarikan sampel multistage random sampling dengan margin of error 5 persen.

Baca Juga: Kondisi Jenazah Laskar Pengawalnya Masih Jadi Misteri, Imam Besar FPI Ternyata Sudah Beri Perintah Ini Pada Pengikutnya

Dimana dilakukan terhadap 400 orang warga dari 21 kecamatan yang ada di Kota Medan. "Survei dilakukan pada 1-4 Desember 2020 dengan metode multistage random sampling. Survei dilakukan terhadap 400 warga di 21 kecamatan," bebernya.

Data lainnya yang didapat, survei tersebut menunjukkan bahwa 95 persen warga mengetahui akan dilaksanakannya Pilwalkot Medan pada 9 Desember 2020.

"Hanya 5 persen yang mengaku tidak mengetahui pelaksanaan pilkada," beber Alwi.

Survei InPAS juga menyatakan 76,5 persen warga mengaku akan datang ke TPS.

Baca Juga: Tampak Kompak Pimpin Indonesia, Jusuf Kalla Blak-blakan Punya Pendapat Berbeda dengan Jokowi, Nama Ahok Ikut Disinggung

Sementara 17,8 persen koresponden mengatakan tergantung pada protokol kesehatan yang diterapkan dan ada 3 persen yang menyatakan tidak akan datang.

"Yang menyatakan akan tetap datang 76,5 persen, mereka yang masih lihat protokol kesehatan 17,8 persen, sementara yang tidak akan datang 3 persen," ucapnya.

Lebih lanjut, Alwi membeberkan alasan warga memilih para paslon, pasangan Bobby-Aulia dipilih warga karena anak muda dan pengusaha. Angka ini lebih besar daripada alasan warga memilih karena Bobby merupakan menantu Jokowi.

Baca Juga: CCTV di Sekitar TKP Rusak, Polisi Punya Bukti Pengawal Habib Rizieq Mau Serang Aparat, FPI Sebut Rombongan Dikuntit Orang Tak Berseragam

"Karena anak muda dan pengusaha 21,8 persen, karena menantu Jokowi 9 persen, karena partai pengusung 4,8 persen," paparnya.

Sementara, Akhyar-Salman paling banyak dipilih karena merupakan petahana dan berpengalaman. "Karena petahana 11,8 persen, karena berpengalaman 14 persen, karena partai pengusung 5,5 persen," jelasnya.

Baca Juga: Dituding Terima Uang Ilegal Saat Tinggal di Arab Saudi, Rahasia Habib Rizieq Dibongkar Mahfud MD: 'Ada Intervensi Amerika?'

Sementara itu Jaringan Roda Tiga Konsultan mengumumkan pasangan Akhyar-Salman unggul dari Bobby-Aulia.

Direktur Jaringan Roda Tiga Konsultan (RTK) dalam paparannya menyampaikan telah melaksanakan survei di masa kampanye Pilkada Medan di mulai 8 November hingga 11 November dan terakhir 30 November hingga 3 Desember 2020.

Endila menyebutkan, metode yang dilakukan oleh RTK adalah stratified systemic random sampling, dan responden yang diambil sebanyak 810 orang.

Hasil elektabilitas Akhyar-Salman antara 51,5 persen hingga 53,1 persen. Sedangkan Paslon Bobby-Aulia antara 37,3 persen hingga 38,8 persen. Untuk angka undesided voters antara sebanyak 9-9,8 persen.

Baca Juga: Sebut Juliari Batubara Jadi Menteri Terbaik dalam Survei Lembaganya, Sosok Ini Langsung Dicecar Warganet: 'Cuma Surveyor Bayaran?'

"Pada Pilkada Medan ini dari sampling yang kita ambil, sebanyak 95,3 persen akan menggunakan hak pilih dan yang masih ragu 4,7 persen," katanya.

Endila menyampaikan, nilai rata-rata kemungkinan pasangan Akhyar-Salman dipilih angkanya cukup baik, sedangkan untuk pasangan Bobby-Aulia sangat rawan untuk tidak dipilih.

Adapun angkanya, sebanyak 64,2 persen sangat mungkin memilih pasangan Akhyar-Salman dan 34,8 persen menyatakan masih belum memilih pasangan Akhyar-Salman.

Sementara untuk Bobby-Aulia, sebanyak 51,5 persen menyatakan tidak akan memilih Bobby-Aulia dan hanya 47,9 persen yang menyatakan mungkin akan memilih Bobby-Aulia.

Baca Juga: Dibubarkan Gus Dur Karena Alasan Ini, Lantas Kenapa Megawati Malah Hidupkan Lagi Kementerian Sosial?

"Angka tersebut menunjukkan tingginya antusias masyarakat Kota Medan untuk memilih Akhyar-Salman karena banyak pemilih lebih yakin Akhyar-Salman memimpin Kota Medan," ujarnya.

Pilkada Medan bakal digelar pada Rabu 9 Desember 2020, diikuti dua bakal pasangan calon yakni nomor urut 1 Akhyar Nasution - Salman yang hanya mengantongi dukungan Partai Demokrat dan PKS.

Baca Juga: Mohon Maaf, Cuma 4 Kelompok Ini yang Boleh Terima Suntikan Pertama Vaksin Covid-19 Buatan Sinovac China, Begini Penjelasannya

Sedangkan nomor urut 2 Bobby dan Aulia telah mengantongi dukungan dari delapan partai politik antara lain PDIP, Gerindra, Golkar, NasDem, PPP, PAN, Hanura, dan PSI. (*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya