Fotokita.net - Berikut bentuk-bentuk interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari, simak penjelasan proses asosiatif dan disosiatif.
Ada beberapa bentuk interaksi sosial yang perlu diketahui. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang tentu berinteraksi satu sama lain.
Hal itu dikarenakan manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan orang lain untuk bisa terus bertahan hidup.
Baca Juga: Berikut Contoh-contoh Hewan yang Alami Metamorfosis Sempurna, Yuk Kita Cari Tahu
Secara umum, pengertian interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu maupun kelompok, atau kelompok dengan kelompok.
Interaksi sosial bisa terjadi di mana saja, termasuk di lingkungan sekitar kita dalam kehidupan sehari-hari.
Jenis interaksi sosial dibedakan menjadi dua, yakni interaksi sosial asosiatif dan disosiatif.
Baca Juga: Berikut Contoh Gerakan Lokomotor, Non Lokomotor dan Manipulatif dalam Permainan Rounders
Interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial positif, yang mengarah pada kesatuan dan kerja sama.
Interaksi sosial disosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang lebih mengarah kepada konflik dan perpecahan, baik individu maupun kelompok.
Setiap jenis interaksi sosial tersebut mempunyai bentuknya sendiri. Apa saja bentuk-bentuk interaksi sosial, baik asosiatif maupun disosiatif?
Berikut ini rangkuman mengenai bentuk-bentuk interaksi sosial, seperti dilansir dari laman StudioBelajar dan ZonaReferensi, Rabu (21/10/2020).
Baca Juga: Kenali Fungsi dan Bagian Telinga, Ini Cara Merawatnya Agar Tetap Sehat
Sebelum mengetahui bentuk-bentuk interaksi sosial, perlu diketahui juga beberapa ciri-cirinya.
Berikut ciri-ciri interaksi sosial.
Jumlah pelaku lebih dari satu orang, hal ini karena interaksi membutuhkan aksi dan reaksi.
Adanya komunikasi menggunakan simbol-simbol tertentu. Simbol yang paling umum digunakan untuk berkomunikasi adalah bahasa.
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah simbol yang disampaikan harus dipahami oleh pihak-pihak yang berkomunikasi agar komunikasi tersebut berjalan lancar.
Dalam interaksi sosial juga ada dimensi waktu, yaitu masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Hal ini berarti dalam setiap interaksi sosial ada konteks waktu yang menentukan batasan dari interaksi tersebut.
Adanya tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut dapat menentukan apakah interaksi akan mengarah kepada kerja sama atau mengarah kepada pertentangan.
Baca Juga: Inilah Kunci Jawaban Buku Tematik Kelas 6 SD Tema 4 Subtema 1 Globalisasi Halaman 1-7
Bentuk-bentuk Interaksi Sosial Asosiatif
Sama halnya yang sudah dijelaskan di atas, interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial positif yang mengarah pada kesatuan dan kerja sama.
1. Kerja sama
Kerja sama adalah suatu bentuk interaksi sosial di mana orang-orang atau kelompok-kelompok bekerja bersama-sama, saling tolong menolong untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Ada beberapa jenis-jenis kerja sama, antara lain adalah gotong royong, bargaining, kooptasi, koalisi, dan joint-venture.
Apa itu interaksi sosial?
Kerja sama adalah usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Kerja sama biasanya berawal dari kesamaan pandangan.
Kerja sama ada yang dilakukan secara spontan, langsung, kontrak, dan tradisional.
Baca Juga: Apa Itu Komponen-komponen Peta? Yuk Kita Simak Penjelasan Lengkapnya
2. Akomodasi
Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian diri individu atau kelompok manusia yang semula saling bertentangan, kemudian berupaya mengatasi ketegangan.
Tujuannya untuk mengurangi perbedaan pandangan dan pertentangan serta untuk mencegah terjadinya konflik.
Akomodasi memiliki beberapa jenis-jenis, yaitu koersi, mediasi, konsiliasi, kompromi, arbitrase, toleransi, stalemate.
Akomodasi adalah proses penyesuaian diri orang perorang atau kelompok-kelompok manusia yang semula saling bertentangan.
Baca Juga: Inilah Jawaban Soal Bentuk Tabel 5 Gerak Dasar Lokomotor dan 5 Gerak Dasar Non Lokomotor
Akomodasi ini dilakukan sebagai upaya mengatasi ketegangan antara pihak yang bertentangan, teman-teman.
Tujuan dari akomodasi ini adalah agar tercipta keseimbangan interaksi sosial terkait norma dan nilai dalam masyarakat.
Akomodasi ini ada delapan bentuknya, yaitu coercion (pemaksaan), kompromi, arbitrasi, mediasi, konsiliasi, toleransi, stalemate (kekuatan seimbang), dan ajudikasi.
Baca Juga: Contoh-contoh Gerak Lokomotor dan Non Lokomotor serta Manipulatif dalam Permainan Bola Basket
3. Akulturasi
Akulturasi adalah penerimaan unsur-unsur baru untuk menjadi suatu kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur-unsur yang lama. Akulturasi merupakan hasil dari perpaduan dua kebudayaan yang berbeda.
Akulturasi ini timbul bila kelompok manusia kebudayaan tertentu berhadapan dengan unsur kebudayaan asing.
Kemudian, unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima tanpa menyebabkan hilangnya kebudayaan itu sendiri.
Bentuk interaksi sosial di masyarakat.
4. Asimilasi
Asimilasi adalah usaha-usaha untuk meredakan perbedaan antarindividu atau antarkelompok guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.
Asimilasi adalah proses sosial yang ditandai usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan antara orang-perorangan atau kelompok manusia.
Proses asimilasi meliputi usaha untuk meningkatkan kesatuan tindakan, sikap, dan proses mental, dengan memperhatikan tujuan dan kepentingan bersama.
Faktor yang mempermudah asimilasi antara lain toleransi, kesempatan seimbang, saling menghargai, sikap terbuka dari golongan yang berkuasa, hingga persamaan unsur budaya.
Tapi ada juga faktor yang menghambat asimilasi, nih, misalnya hidup suatu golongan yang terisolasi, kurang pengetahuan tentang budaya,takut terhadap budaya yang dihadapi, perbedaan ciri tubuh, dan kelompok minortas mengalami gangguan dari yang berkuasa.
Bentuk-bentuk Interaksi Sosial Disosiatif
Seperti sudah disebutkan di atas, interaksi sosial disosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang lebih mengarah kepada konflik dan perpecahan, baik individu maupun kelompok.
1. Kompetisi
Kompetisi atau persaingan adalah bentuk interaksi sosial disosiatif, di mana orang-orang atau kelompok-kelompok berlomba meraih tujuan yang sama. Persaingan dilakukan secara sportif sesuai aturan tanpa adanya benturan fisik.
2. Kontravensi
Kontravensi adalah bentuk interaksi sosial disosiatif berupa sikap menentang dengan tersembunyi agar tidak adanya perselisihan atau konflik terbuka.
Kontravensi merupakan proses sosial dengan tanda ketidakpastian, keraguan, penolakan, dan penyangkalan yang tidak diungkapkan secara terbuka.
Ada beberapa macam-macam kontravensi, yaitu kontravensi umum, sederhana, intensif, rahasia dan taktis.
Kontravensi adalah proses sosial yang ditandai ketidakpastian, keraguan, penolakan, dan penyangkalan, yang tidak diugkapkan secara terbuka.
Penyebabnya karena ada perbedaan pendirian antara kalangan tertentu dengan kalangan lain dalam masyarakat, atau dengan pendirian masyarakat.
Kontravensi dibagi menjadi kontravensi umum, sederhana, intensif, rahasia, dan taktis.
3. Konflik sosial
Konflik sosial atau pertikaian, yakni bentuk interaksi sosial disosiatif yang terjadi karena perbedaan paham dan kepentingan antarindividu atau kelompok.
Adanya konflik ditandai dengan ancaman, kekerasan dan kontak fisik antar pihak-pihak yang bertentangan.
Baca Juga: Begini Contoh-contoh Gerakan Lokomotor, Non Lokomotor dan Manipulatif dalam Olahraga Bola Basket
Konflik secara umum sering terjadi dalam masyarakat.
Konflik ini adalah proses sosial di mana orang-perorangan atau kelompok manusia berusaha memenuhi tujuan dengan jalan menentang pihak lawan, yang disertai ancaman atau kekerasan.
Baca Juga: Contoh-contoh Gerakan Lokomotor dan Non Lokomotor serta Manipulatif dalam Olahraga Sepak Bola
4. Pertikaian
Pertikaian ini adalan bentuk lanjut konntravensi. Dalam pertikaian, perselisihan sudah bersifat terbuka.
Baca Juga: Arti dan Makna 5 Simbol dari Lambang Pancasila Sebagai Dasar Negara
Ini bisa terjadi karena perbedaan antara kalangan tertentu dalam masyarakat semakin tajam.