Kabar Gembira Buat Guru, Mendikbud Nadiem Makarim Alihkan Dana Ini untuk Bantuan Pulsa Pengajar di Sekolah

Kamis, 27 Agustus 2020 | 13:59
Instagram | @makassar_iinfo

Nadiem Makarim saat menerima Keppres dari Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Rabu (23/10/2019).

Fotokita.net -Setelah diputuskan ditunda, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengalihkan danaProgram Organisasi Penggerak (POP) menjadi bantuan pulsa untuk guru di masa pandemi.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim memastikan bahwa Program Organisasi Penggerak (POP) ditunda.

Menurut Nadiem, ada beberapa faktor yang menjadi bahan evaluasi sebelum memutuskan akhirnya POP ditunda.

Baca Juga: Bantuan Rp 600 Ribu Resmi Diluncurkan, Begini Syarat dan Jadwal Transfer Subsidi Upah dari Pemerintah

Namun, ia memastikan bahwa program tersebut akan berjalan pada tahun 2021.

“Setelah kami evaluasi selama satu bulan, kami memutuskan, karena ada beberapa faktor, untuk menunda program POP untuk tahun 2020.

Jadinya program POP itu akan mulai di tahun 2021,” kata Nadiem saat rapat kerja dengan Komisi X di DPR RI, Kamis (27/8/2020).

Baca Juga: Survei Sebut 92 Persen Siswa Alami Masalah Saat Belajar Online, Menteri Nadiem Makarim Ambil Tindakan yang Bikin Guru dan Orangtua Murid Lega

“Jadi masih akan jalan, tetapi dengan memberikan kita waktu untuk melakukan berbagai macam penyempurnaan yang sebagian direkomendasikan oleh organisasi-organisasi masyarakat besar,” ucap dia.

Nadiem mengatakan, ada beberapa pertimbangan yang akhirnya membuat program POP diputuskan untuk ditunda, salah satunya untuk dapat merangkul kembali organisasi masyarakat di dunia pendidikan.

"Pertama, untuk memastikan kita bisa merangkul organisasi-organisasi masyarakat di dunia pendidikan yang luar biasa pentingnya untuk program kita dan untuk masyarakat Indonesia dengan ilmu mereka sudah berpuluh-puluh tahun," ujar Nadiem.

Baca Juga: Bikin Hati Guru dan Orangtua Siswa Tambah Lega, Mendikbud Nadiem Makarim Akhirnya Ubah Aturan Pembelajaran Jarak Jauh Secara Online

Kedua, memberi waktu kepada organisasi-organisasi masyarakat tersebut untuk merencanakan program pelatihan mereka, terutama mempersiapkan program di tengah pandemi Covid-19.

"Memberikan organisasi-organisasi tersebut waktu untuk merencanakan program pelatihannya, transformasi sekolahnya di masa Covid-19 ini dengan lebih detail," tutur Mendikbud.

Antara Foto
Antara Foto

Ilustrasi sekolah di masa pandemi

Selain itu, memastikan dan menjawab kecemasan masyarakat maupun ormas jika ada organisasi di dalamnya yang dianggap tak layak.

“Misalnya kita harus mengecek dan mereverifikasi apa rekam jejak organisasi-organisasi masing-masing sekecil apa pun, kalau dia lolos seleksi harus kita check dan recheck,” ucap Nadiem.

“Jadi harapan kami dalam waktu dekat bisa membawa kembali PGRI dan Muhammadiyah kembali ke program POP dan berbagai macam kolaborasi dengan pemerintah lainnya,” tutur dia.

Baca Juga: Bikin Orangtua Murid Makin Lega, Usai Ubah Aturan Sekolah Tatap Muka, Mendikbud Nadiem Makarim Revisi Belajar Jarak Jauh Secara Online

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, dana Program Organisasi Penggerak (POP) tahun 2020 akan direalokasikan untuk menunjang kebutuhan guru dalam pembelajaran jarak jauh.

Realokasi anggaran akan diberikan dalam bentuk pulsa. Menurut Nadiem, hal ini dilakukan karena POP tahun ini ditunda dan dilanjutkan kembali pada 2021.

Istimewa
Istimewa

(lustrasi) SMP Negeri 02 Jatibarang, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, nekat membuka sekolah untuk pembelajaran langsung atau tatap muka

"Dana ini digunakan untuk kebutuhan pandemi. Dana tahun ini kami umumkan akan direalokasi dalam bentuk pulsa di masa PJJ ini.

Jadi tahun ini anggaran program POP kita alokasikan untuk guru," kata Nadiem dalam rapat kerja Komisi X di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/8/2020).

Nadiem menjelaskan, ada tiga pertimbangan pihaknya menunda POP. Pertama, Kemendikbud ingin melakukan penyempurnaan terhadap program tersebut.

Kedua, Kemendikbud memberikan waktu kepada organisasi-organisasi dalam mempersiapkan program, terutama pada masa pandemi Covid-19.

Baca Juga: Persaingan Sangat Ketat, Inilah 10 Prodi Favorit dan Nilai UTBK Saintek dan Soshum SBMPTN 2020

"Dan ketiga, untuk bisa memastikan kecemasan masyarakat maupun organisasi, kalau ada yang lolos seleksi yang sebenarnya tidak layak, kalau dia lolos, kita cek dan ricek," ujarnya.

KOMPAS.com/TRI PURNA JAYA

Jonathan (13) pelajar SMP di Bandar Lampung sedang memahami soal dari pembelajaran daring kelasnya, Kamis (6/8/2020). Untuk memenuhi kebutuhan kuota internet, Jonathan berjualan pempek di sekitar kampung.

Lebih lanjut, Nadiem mengatakan, PBNU telah memutuskan kembali bergabung dalam POP.

Sedangkan PGRI dan Muhammadiyah tetap menyatakan mundur.

Nadiem menuturkan, pihaknya tengah melakukan diskusi intensif dengan Muhamadiyah dan PGRI agar mau kembali bergabung.

Baca Juga: Tak Lolos SBMPTN? Inilah 5 PTN yang Buka Pendaftaran Seleksi Mandiri

"Muhammadiyah dan PGRI pun kami tahap diskusi intensif untuk menyelesaikan beberapa isu mengenai struktur dan kriteria program organisasi penggerak," pungkasnya.

(Kompas.com/Irfan Kamil/Haryanti Puspa Sari)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma