Hati-hati! 4 Negara ASEAN Laporkan Infeksi Virus Corona yang 10 Kali Lebih Menular, Indonesia?

Sabtu, 22 Agustus 2020 | 07:11
Tribunnews Banyumas

Ilustrasi dokter menangani pasien. Ada 4 negara ASEAN yang laporkan adanya virus corona yang lebih menular.

Fotokita.net -Sebanyak 4 negara ASEAN melaporkan adanya mutasi virus corona baru yang lebih menulardari yang pertama kali muncul di Kota Wuhan, China.

Namanya virus corona yang bermutasi dan sangat menular itu: D614G. Juga disebut mutasi "G", D614G adalah variasi dari galur asli virus corona yang pertama kali terdeteksi di Wuhan pada Desember tahun lalu.

D614G. Kata ini belakangan wara-wiri di dunia maya, setelah Malaysia mendesak kewaspadaan penduduknya yang lebih besar setelah mendeteksi mutasi D614G dari virus corona baru-baru ini.

Baca Juga: Sepi Job Gegara Corona, Ustaz Muda Ini Syok Didatangi 10 Petugas PLN: Di Depan Tamu Saya, Mereka Bilang Listrik Akan Diputus

MengutipChannel News Asia, Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah mengatakan, D614G, strain baru dari virus corona yang terdeteksi di dua kluster di negeri jiran, 10 kali lebih menular.

Apa ituD614G?

Juga disebut mutasi "G", D614G adalah variasi dari galur asli virus corona yang pertama kali terdeteksi di Kota Wuhan, China, pada Desember tahun lalu.

Baca Juga: Survei Sebut 92 Persen Siswa Alami Masalah Saat Belajar Online, Menteri Nadiem Makarim Ambil Tindakan yang Bikin Guru dan Orangtua Murid Lega

Sejak itu, virus corona bermutasi beberapa kali. MengutipSouth China Morning Post(SCMP), sebuah studi bulan lalu oleh Universitas Bologna, Italia, menemukan, setidaknya ada enam jenis virus corona asli yang menyebabkan pandemi.

Mutasi pertamanya, galur S, muncul di awal tahun ini. Lalu, strain G muncul mulai pertengahan Januari.

Mutasi D614G sekarang menjadi bentuk dominan dalam pandemi Covid-19, membentuk sekitar 70% dari sekitar 50.000 genom virus corona.

Meskipun paling banyak ditemukan di Amerika Serikat (AS) dan Eropa, keberadaannya telah meningkat di Asia sejak Maret lalu.

Baca Juga: Belum Kelar Urusan Borong Alutsista Indonesia, Menhan Prabowo Subianto Ikut Masuk Daftar Menteri yang Kena Reshuffle, Kok Bisa?

Freepik/prostooleh

Ilustrasu virus corona.

Bagaimana penampakannya?

Profesor Gavin Smith dari Program Emerging Infectious Diseases Duke-NUS Singapura mengatakan, semua virus membuat salinan dirinya sendiri selama infeksi.

Virus, seperti virus corona atau yang menyebabkan influenza, menghasilkan kesalahan selama proses replikasi. Kesalahan ini muncul sebagai mutasi, menurut Smith, seperti dikutipSCMP.

Dalam kasus D614G, mutasi terjadi ketika asam amino pada posisi 614 berubah dari D (asam aspartat) menjadi G (glisin). Alhasil, varian awal D614 dari Wuhan menjadi D614G.

Baca Juga: Bikin Kaget, Kabar Jokowi Reshuffle 18 Jabatan Menteri, Pihak Istana Malah Komentar Begini

Apa yang membuatnya berbeda dari yang lain?

Penelitian menunjukkan, D614G lebih menular dibanding jenis lainnya.

Dalam studi Juli lalu yang diterbitkan dalam jurnal Cell, Dr Bette Korber, ahli biologi dari Laboratorium Nasional Los Alamos, AS, menguji sampel yang diambil dari pasien di seluruh Eropa dan AS.

Dia dan timnya menemukan, meskipun varian D614G langka di luar Eropa pada awal Maret, frekuensinya meningkat di seluruh dunia pada akhir bulan tersebut.

“Di seluruh dunia, bahkan ketika epidemi lokal memiliki banyak kasus dari bentuk aslinya yang beredar, segera setelah varian D614G diperkenalkan ke suatu wilayah, itu menjadi bentuk yang umum,” kata Dr Korber dalam sebuah laporan diScienceDailyseperti dilansirSCMP.

Baca Juga: Belum Beres Habiskan Anggaran Super Gede, Menhan Prabowo Subianto Malah Masuk Daftar Reshuffle Kabinet, Ada Apa?

Studi tersebut menemukan, mutasi terjadi pada protein lonjakan virus, bagian menonjol dari virus corona yang digunakan untuk memasuki sel manusia. Strain ditemukan lebih menular daripada D614 dalam kultur sel dalam kondisi laboratorium.

Tim juga menemukan, pasien yang terinfeksi virus D614G membawa lebih banyak salinan virus dibanding mereka yang terinfeksi jenis D614, mungkin menjelaskan mengapa virus lebih mudah ditularkan.

Jurnal Selangor

Warga Malaysia mengunduh aplikasi MySejahtera.

Sebuah studi terpisah pada Juni oleh para peneliti dari The Scripps Research Institute, AS, juga menemukan, strain itu 10 kali lebih menular ketimbang galur aslinya karena lonjakan proteinnya lebih jarang pecah.

Studi tersebut dipublikasikan di situs penelitian online bioRxiv dan belum mendapat tinjauan dari ilmuwan lainnya.

Namun, Profesor Smith mengingatkan, studi itu mungkin tidak selalu diterjemahkan ke dalam apa yang terjadi pada manusia. Peneliti lain juga menunjukkan, studi ini hanya memberi kesan tetapi tidak membuktikan D614G lebih menular.

Baca Juga: Air Ketubannya Sudah Pecah, Ibu Hamil Ini Alami Pendarahan Tapi Kata Petugas Harus Rapid Test, Ujungnya Berakhir Tragis

Apakahlebih mematikan?

Studi oleh Dr Korber juga menemukan, D614G tidak lebih mematikan dibandingkan dengan yang strain lain. Tingkat rawat inap pasien positif Covid-19 lebih bergantung pada faktor-faktor seperti usia dan jenis kelamin.

Profesor Smith mengatakan, tidak ada bukti yang menunjukkan D614G lebih mematikan. Strain tersebut menjadi dominan karena mereka yang terjangkit D614G telah memasuki negara-negara di mana penyebaran virus tidak terkontrol dengan baik.

Akankah vaksin tetap efektif?

Profesor Smith menegaskan, vaksin akan tetap efektif melawan D614G karena tidak menargetkan bagian dari genom yang terkena. Protein lonjakan memiliki "tangkai" dan "kepala".

Antibodi dari vaksin menempel di kepala untuk mencegah virus menginfeksi sel manusia. "Namun, karena mutasi D614G terjadi pada tangkai, hal ini tidak akan memengaruhi cara kerja vaksin," kata Profesor Smith.

"Karena varian ini telah beredar secara global, maka bisa ada di negara mana pun," kata Dr Sebastian Maurer-Stroh, Wakil Direktur Eksekutif Penelitian Agency for Science, Technology, and Research (A*STAR) Singapura.

"Dan, setiap negara dengan pengawasan aktif telah mendeteksinya, terutama terkait dengan kasus impor dari pelancong," ungkap dia kepadaChannel News Asia.

Berikut empat negara anggota ASEAN yang mendeteksi virus corona yang lebih menular:

Baca Juga: Miris, Sudah Tak Tahan Ingin Lahirkan Bayi dalam Kandungannya, Petugas Malah Minta Ibu Hamil Ini Rapid Test Dulu, Kisahnya Berakhir Tragis

Malaysia

Mutasi virus corona baru yang 10 kali lebih menular terdeteksi di Malaysia. Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah mengatakan, masyarakat harus lebih berhati-hati, setelah mutasi D614G terdeteksi.

"Ditemukan (virus corona) 10 kali lebih mudah untuk menginfeksi orang lain dan lebih mudah menyebar, jika disebarkan oleh individu penyebar super," kata Noor Hisham dalam sebuah pernyataan di halaman Facebook-nya, Minggu (16/8), seperti dikutipChannel News Asia.

Mutasi tersebut terdeteksi oleh Malaysian Institute for Medical Research, sebagai hasil dari uji isolasi dan kultur pada tiga kasus dari kluster Sivagangga dan satu kasus dari kluster Ulu Tiram.

"Sejauh ini, kedua kluster ini terkendali sebagai bagian dari tindakan kontrol kesehatan masyarakat yang cepat," ujar Noor Hisham. "Tes awal ini dan beberapa tes lanjutan sedang dilakukan untuk menguji beberapa kasus lain, termasuk kasus indeks untuk dua kluster".

AFP
114736+0000

Seorang pria mengenakan lembaran tisu yang diplester sebagai pengganti masker untuk pencegahan terhadap penyebaran virus corona (Covid-19), di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (25/3/2020).

Filipina

Sehari setelah Malaysia, Flipina melaporkan D614G terdeteksi di Kota Quezon, rumah bagi sekitar 2,9 juta orang. Kota ini memiliki lebih dari 8.000 kasus Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona.

Wakil Menteri Kesehatan Filipina Maria Rosario Vergeire mengatakan pada Senin (17/8), Philippine Genome Center dalam buletin Agustus mengungkapkan, D614G ditemukan dalam sembilan sampel yang dikumpulkan secara acak di Quezon.

“Kami masih membutuhkan banyak bukti. Studi ini dipusatkan dan difokuskan di Kota Quezon. Ini mungkin bukan sampel yang representatif untuk seluruh negara,” katanya seperti dilansirThe Strait Times.

Baca Juga: Masih Ingat Nelayan Padang yang Nikahi Bule Cantik Perancis? Inilah Foto-foto Terkini Kehidupan Mereka

AFP
130554+0000

Seorang pria menggunakan galon plastik sebagai pelindung wajah dalam upaya mencegah penularan virus corona (Covid-19) di Manila, Filipina, Minggu (5/4/2020).

Singapura

Pasca Malaysia dan Flipina, giliran Singapura yang melaporkan keberadaan mutasi D614G di negaranya.

Paul Tambyah, konsultan senior di National University of Singapore dan Presiden International Society of Infectious Diseases yang berbasis di Amerika Serikat (AS), mengatakan kepada Reuters, mutasi D614G juga terdeteksi di Singapura.

Bahkan, Dr Maurer-Stroh, Selasa (18/8), mengungkapkan, mutasi D614G telah terdeteksi sejak akhir Februari lalu. Namun, tindakan penahanan berhasil "mencegah penyebaran skala besar" dari mutasi virus corona tersebut di negeri Merlion.

"Saat wabah berkembang dari waktu ke waktu dan lebih banyak data tersedia, varian baru akan muncul. Ini adalah bagian dari evolusi alami virus yang biasanya tidak terkait dengan perbedaan dalam virulensi," sebut Dr Maurer-Stroh.

Myanmar

Setelah muncul wabah virus corona baru yang lebih menular dari yang sebelumnya terlihat di negaranya, Myanmar telah mengunci ibu kota Negara Bagian Rakhine.

Sebanyak 19 orang positif terkena virus corona di wilayah Barat Myanmar itu sejak Senin (17/8). Ini merupakan penularan lokal pertama di Myanmar dalam beberapa bulan terakhir, sehingga total kasus menjadi 409.

Baca Juga: Sudah Cek Saldo Rekening, Tapi Bantuan Rp 2,4 Juta Belum Masuk Rekening Kita, Cek Syarat dan Jadwal Pencairannya

Myat Htut Nyunt, Wakil Direktur Departemen Penelitian Medis Myanmar, mengatakan, jenis virus itu sama dengan mutasi yang terdeteksi awal pekan ini di Malaysia, yang telah ditemukan di Eropa, Amerika Utara, dan beberapa bagian Asia, serta lebih menular.

"Jadi, kami ingin memberi tahu orang-orang bahwa virus jenis ini memiliki tingkat penularan yang lebih cepat," kata Nyunt, Jumat (21/8), seperti dikutip Reuters.

Sebagian besar kasus baru-baru ini terjadi di Kota Sittwe. Pemerintah setempat telah mengeluarkan perintah tinggal di rumah dan memberlakukan jam malam. Maskapai domestik menangguhkan layanan antara Sittwe dan Yangon.

(SS. Kurniawan/Kontan.co.id)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma