Bikin Kaget, Kabar Jokowi Reshuffle 18 Jabatan Menteri, Pihak Istana Malah Komentar Begini

Jumat, 21 Agustus 2020 | 18:46
Biro Pers Sekretariat Presiden

Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju tertangkap kamera tak menggunakan masker saat rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, Senin (3/8/2020).

Fotokita.net -Pihak Istana Kepresidenan berikan respon atas kabar yang dihembuskan Indonesia Police Watch (IPW) soal adanya kocok ulang ataureshuffle menteri Kabinet Indonesia Maju.

Tak main-main, akan ada 11 hingga 18 jabatan menteri yang akan mengalami perubahan. Tidak hanya diganti,reshuffletersebut juga akan menggeser sejumlah menteri.

Isu perombakan kabinet pemerintahan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin muncul ke permukaan sejak beberapa waktu lalu.

Hal itu dilatarbelakangi oleh teguran Presiden Jokowi kepada para pembantunya itu dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, 18 Juni 2020.

Meski, video itu baru diungkap ke publik melalui akun YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (28/6/2020). Publik pun menebak-nebak siapa menteri yang akan di- reshuffle oleh Presiden Jokowi.

Baca Juga: Meme Dialog Bu Tejo Mendadak Heboh, Siti Fauziah yang Sukses Bikin Penonton Film Tilik Geregetan Malah Kebingungan: Deg-degan Banget!

Mulai dari Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Agama Fachrul Razi hingga Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.

Ada pula yang memprediksi nama-nama menteri yang kemungkinan akan dipertahankan oleh Presiden Jokowi.

Baca Juga: Seorang Muslim Jadi Kepala Desa Mayoritas Katolik, Warganya Malah Komentar Begini: Kami Pilih Pemimpin Desa, Bukan Pemimpin Agama

Pendiri Lembaga Survei Kedai Kopi Hendri Satrio memprediksi, setidaknya ada beberapa menteri yang akan bertahan.

Mereka adalah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

"Kalau yang bertahan, paling Prabowo, Erick Thohir, Basuki dan Retno," ujar Hendri kepada Kompas.com, Minggu (5/7/2020).

Baca Juga: Masih Ingat Nelayan Padang yang Nikahi Bule Cantik Perancis? Inilah Foto-foto Terkini Kehidupan Mereka

Hendri pun mengungkapkan alasan mengapa menteri-menteri tersebut akan bertahan.

Prabowo, kata Hendri, selama menjadi Menteri Pertahanan banyak melakukan terobosan dan perbaikan yang baik di kementerian itu.

Hal itu menjadi salah satu alasan mengapa Prabowo tidak akan diganti.

Baca Juga: Sudah Cek Saldo Rekening, Tapi Bantuan Rp 2,4 Juta Belum Masuk Rekening Kita, Cek Syarat dan Jadwal Pencairannya

ANTARA FOTO
ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY

Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) dalam pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10/2019).

"Prabowo sebenarnya sahabat Jokowi. Selama jadi Menhan, beliau lakukan terobosan dan pembenahan yang bagus," kata dia.

Kemudian Basuki Hadimuljono. Ia mengatakan, Basuki merupakan menteri andalan Presiden Jokowi untuk mewujudkan pembangunan infrastruktur di negeri ini.

Hal tersebutlah yang menjadi alasan posisi Basuki tak akan diganti.

Baca Juga: Sebelum Namanya Viral, Adhisty Zara Ternyata Ketahuan Sering Lakukan Hal Ini Bareng Sang Kekasih, Fansnya Jadi Heboh

"Basuki memang andalan Jokowi untuk mewujudkan monumen-monumen infrastruktur Jokowi sehingga dia tidak mungkin diganggu," kata Hendri.

Sementara itu, Erick Thohir dinilai melakukan banyak hal baik dalam memperbaiki Kementerian BUMN, termasuk dalam penanganan Covid-19.

Termasuk Retno Marsudi yang dinilai telah melaksanakan tugasnya dengan baik sebagai Menteri Luar Negeri.

(Dokumentasi Kementerian BUMN via Kompas.com)
(Dokumentasi Kementerian BUMN via Kompas.com)

Menteri Luar Negari Retno Marsudi (kiri) dan Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir (kedua dari kiri) menyaksikan Penandatanganan kerja sama antara Bio Farma dan Sinovac terkait vaksin Covid-19 di Sanya, Hainan, Kamis (20/8/2020).

Selain keempat menteri tersebut, Hendri juga memprediksi, Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro masuk jajaran menteri yang tidak akan di-reshuffle.

"Bambang Brodjonegoro juga menteri andalan Jokowi yang termasuk ke jajaran menteri paling loyal," kata dia.

Diketahui, kejengkelan Presiden Jokowi yang disampaikan dalam sidang kabinet tersebut terkait kinerja para menteri yang masih bekerja secara biasa dalam masa krisis seperti ini.

Baca Juga: Bantuan Rp 600 Ribu Pasti Cair 25 Agustus, Berikut Cara Cek Nama Peserta BPJS Ketenagakerjaan, Cicilan Hape Kamera Jadi Aman!

Padahal, ia meminta ada kebijakan luar biasa untuk menangani krisis, baik itu pandemi Covid-19 maupun dampaknya terhadap perokonomian.

"Langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan, dan saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah pemerintahan," kata Presiden Jokowi.

"Akan saya buka. Langkah apa pun yang extraordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara," ucap Presiden.

Indonesia Police Watch (IPW) menghembuskan kabar akan adanya kocok ulang atau reshuffle menteri Kabinet Indonesia Maju.

Tak main-main, akan ada 11 hingga 18 jabatan menteri yang akan mengalami perubahan. Tidak hanya diganti, reshuffle menteri juga akan menggeser sejumlah menteri.

"Dari info yang diperoleh IPW, sedikitnya ada 11 menteri Jokowi yang akan di-reshuffle dan paling banyak 18," ujar Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Jumat (21/8).

Baca Juga: Tangan Terkepal dalam Foto Hingga Sesumbar Berani Satu Penjara, Sosok Ini Sindir Telak Kelakuan Jerinx SID di Tahanan: Baru Disel, Cengeng Ternyata

Neta menjelaskan reshuffle tersebut salah satunya adalah kemungkinan bergesernya Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Mengingat adanya program ketahanan pangan yang disebut food estate, membuat kabar bergesernya Prabowo menjadi Menteri Pertanian menjadi kencang.

Belum lagi akan digantinya Panglima TNI Tjahjono dengan Kepala Staf Angkatan Darat Andhika Prakasa.

Panglima TNI juga nantinya akan didampingi oleh Wakil Panglima TNI sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

Tidak hanya di sektor pertahanan, sektor ekonomi pun akantersentuh oleh reshuffle pertama di periode kedua Jokowi sebagai presiden. Menteri yang akan terkena reshuffle disebutkan oleh Neta.

Baca Juga: Kabar Gembira Datang Lagi, THR dan Gaji Ke-13 PNS Tahun Depan Dipastikan Dibayar Penuh, Kini Pemerintah Beri ASN Libur 11 Hari di Akhir 2020

"Di antaranya Menteri Perhubungan, Menteri Koperasi, Menkumham, Menpora, Mendikbud, Menteri Pariwisata, Menteri Perdagangan, Menaker, Mensos, Menteri Kominfo, Menkes, Menteri Perindustrian, Meneg BUMN, Menteri Agama, Kepala Bulog, dan lain lain," terang Neta.

Neta menyampaikan bahwa jumlah menteri yang berasal dari anggota Polri akan bertambah setelah reshuffle. Begitu pula menteri dari PDI Perjuangan juga akan bertambah.

Meski begitu nama baru wajah lama disebut akan muncul dalam reshuffle. Nama-nama yang sebelumnya pernah muncul untuk mengisi posisi menteri menguat kembali.

"Seperti AHY putra mantan Presiden SBY dan mantan Cawapres Prabowo, Sandiaga Uno," jelas Neta.

Baca Juga: Sepi Job Gegara Corona, Ustaz Muda Ini Syok Didatangi 10 Petugas PLN: Di Depan Tamu Saya, Mereka Bilang Listrik Akan Diputus

Pasca pandemi Covid-19 dan new normal akan dijadikan momentum bagi Jokowi untuk mengevaluasi semua kinerja jajaran pemerintahannya. Sehingga diharapkan setelah Desember 2020 kinerja pemerintah Jokowi jauh lebih baik.

Terutama dalam menata perekonomian maupun keamanan bangsa Indonesia setelah Covid-19.

Neta menambahkan reshuffle akan dilakukan pada akhir bulan Agustus 2020 ini.

Meski begitu, pihak Istana Kepresidenan membantah isu acak ulang ataureshufflejajaran menteri Kabinet Indonesia Maju. Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman. Fadjroel memastikan tidak adareshufflementeri hingga saat ini.

"Tidak adareshuffle. Semua menteri fokus dan bekerja keras menghadapi Covid-19 serta pemulihan dan transformasi ekonomi nasional," ujar Fadjroel saat dikonfirmasi Kontan.co.id, Jumat (21/8).

(Kompas.com/Kontan.co.id)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma