Sebut Tak Lagi Teruskan Tradisi Politik SBY, Rocky Gerung Berucap Santai Soal Pidato Jokowi: Ekonomi Meroket Diganti Lompatan Kodok

Senin, 17 Agustus 2020 | 20:47
ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY

Presiden Joko Widodo memilih menggunakan pakaian adat Sabu, Nusa Tenggara Timur, pada sidang tahunan yang digelar di tengah pandemi Covid-19 kali ini.

Fotokita.net -Pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo atau Jokowipada Sidang Tahunan MPR RI di kompleks Parlemen Gedung DPR/MPR, Jumat (14/8/2020) menjadi sorotan akademisi Rocky Gerung.

Seperti biasanya, Rocky Gerung juga mengkritisi secara tajam isi pidato resmi Presiden Jokowi dalam agenda tahunan itu dalam menyambut hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 2020.

Di sisi lain, akademisiRocky Gerungmenilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) kurang terlibat dalam dunia internasional.

DilansirTribunWow.com, hal itu ia sampaikan kepada Hersubeno Arief dalam kanalYouTubeRocky Gerung Official, diunggah Sabtu (15/8/2020).

Baca Juga: Cuma Dicetak 75 Juta Lembar, Inilah Cara Dapat Uang Baru Edisi Khusus Peringatan 75 Tahun Kemerdekaan Indonesia

Awalnya Hersubeno Arief menyinggung keterlibatan Indonesia dalam sidang Persatuan Bangsa-bangsa (PBB).

"Saya ingin menyoroti kecenderungan PresidenJokowiyang menghindari pertemuan forum internasional," kata Hersubeno Arief.

"TercatatJokowiselama lima tahun berturut-turut tidak pernah menghadiri sidang tahunan PBB dan sebagainya," paparnya.

Baca Juga: Terungkap, Alasan Soekarno Tak Jalani Puasa Ramadhan Saat Bacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Jurnalis itu menyinggung saat ini tidak mungkin Indonesia tidak terlibat dalam politik global.

"Postur kita bahkan di Asia Tenggara bahkan hilang. Dulu kita ditakuti di zaman ASEAN, dianggap secara ekonomi kita menentukan pasar ASEAN," kataRocky Gerungmenanggapi.

Ia menyebutkan dulu Indonesia sangat diperhitungkan di Asia Tenggara dalam hal geopolitik.

Hal itu ditunjukkan dengan Sekretariat Politik ASEAN ditempatkan di Jakarta, sementara Sekreariat Bisnis ditempatkan di Singapura.

Baca Juga: Naskah Ditulis Soekarno, Tapi Tan Malaka Menolak Bacakan Teks Proklamasi Gegara Alasan Kontroversial Ini

Rocky membenarkan ada kemungkinanJokowisengaja menghindari terlibat dalam kancah politik internasional.

"Penghindaran itu dibaca oleh Australia sebagai gagal menjadi tokoh," komentar akademisi tersebut.

"Apa problemnya? Mungkin karena kemampuan debatnya kurang, kemampuan untuk membaca kemampuan politiknya kurang," paparnya.

Via Sosok.id
Via Sosok.id

Rocky Gerung dan Presiden Joko Widodo (Jokowi)

Ia mengungkit seorang pemimpin negara akan semakin disorot jika terjun dalam politik dunia.

Selain itu, Rocky menyebutkan keterlibatan itu akan membuat seorang tokoh negara harus lebih banyak menjawab pertanyaan terkait sikapnya dalam urusan politik global.

"Mungkin beliau sendiri memilih tidak tampil di forum internasional karena hambatan-hambatan tadi," komentar Rocky.

Baca Juga: Tak Sabar Ingin Dapat Insentif, Inilah 2 Cara Mudah Buat Cek Lolos Kartu Prakerja Gelombang 4

Ia lalu membandingkan dengan era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Rocky menilai presiden keenam Indonesia itu lebih terlibat aktif di kancah internasional.

"Ketidaktampilannya di forum internasional tadi yang dibaca sebagai gagal atau tidak meneruskan tradisi SBY sebagai tokoh politik internasional," ungkit Rocky.

instagram @jokowi
instagram @jokowi

Presiden Jokowi saat lakukan rapat KTT Luar Biasa G20

Menurut Rocky, publik bertanya-tanya tentang sikapJokowiterhadap masalah di dunia internasional.

"Jawaban kita di dalam negeri, karena kapasitas beliau yang tidak mencukupi. Publik internasional enggak mau lihat kapasitasnya, cuma bilang gagal dalam politik regional," jelas dia.

Pengamat PolitikRocky Gerungmemberikan pandangannya terkait pernyataan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca Juga: Hore Kabar Gembira Buat Kita Semua, Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Rasakan Efek Positif Ini

DilansirTribunWow.com,Rocky Gerungmenyoroti ucapanJokowipada pidato pada Sidang Tahunan MPR RI di kompleks Parlemen Gedung DPR/MPR, Jumat (14/8/2020).

Dalam sidang tersebut, pidato Jokowi menyampaikan banyak hal, satu di antaranya adalah penanganan pandemi Virus Corona, termasuk menyikapi dampak krisis ekonomi yang terjadi.

Jokowi kemudian meminta persoalan Covid-19 menjadi sarana untuk melakukan lompatan besar, khususnya dalam bidang ekonomi.

Menanggapi hal itu,Rocky Gerunglantas menyingung soal targetnya beberapa tahun lalu, yang sempat optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan meroket.

Namun menurutnya, pandemi Covid-19 sebenarnya tidak bisa dijadikan satu alasan untuk tidak lagi menggaungkan target meroket tersebut dan justru merubahnya hanya dengan istilah lompatan.

"Mengucapkan sesuatu yang udah berkali-kali orang enggak percaya, kan dulu pernah Beliau mengatakan 'Mari kita rebut masa depan dan mengerahkan pertumbuhan ekonomi kita meroket," ujarRocky Gerung.

Baca Juga: Nekat Ikut Daftar Uji Klinis, Driver Ojol Rasakan Efek Ini Pada Tubuhnya Usai Disuntik Vaksin Covid-19

"Ketemu roket itu adalah bahasa 3-4 tahun lalu, sekarang mari kita lakukan lompatan besar," ungkapnya.

Rocky Gerung menilai ada kemunduran atas apa yang disampaikan olehJokowi.

Dirinya menambahkan bahwa nampaknya sudah terjadisebuahkefrustasian di dalam kabinet saat ini lantaran tidak bisa mewujudkan harapannya pada 3-4 tahun sebelumnya.

"Nanti orang asumsikan lagi bahwa Presiden mengutip pemimpin China lompatan besar ke depan, tapi saya enggak anggap itu," kata Rocky gerung.

"Saya lebih menganggap ada frustasi pada kabinet sehingga tidak bisa lagi menghasilkan narasi yang masuk akal," jelasnya.

Rocky Gerung bahkan mengibaratkan lompatan sejauh-jauhnya atau sebesar-besarnya hanya bisa dilakukan oleh seekor katak.

Sedangkan lompatan dari manusiasendiri bisa dikatakan tidak akan bisa sampai jauh.

Baca Juga: Ingin Terlihat Beda, Penampilan Jokowi dengan Baju Adat di Sidang Tahunan MPR Jadi Sorotan, Ahli: Kok Menakutkan...

Namun lepas dari konteks wacana tersebut,Rocky Gerungtetap menilai tidak ada perubahan sikap yang ditunjukkan oleh pemerintah.

Meskipun hanya untuk bisa menjangkau lompatan besar tersebut.

"Lompatan besar itu gimana, dari wacana meroket, sekarang diganti dengan lompatan kodok," ungkapnya.

"Kalau lompatan besar kan cuman kodok yang mampu," imbunya.

"Kira-kira begitu, wacana berubah tetapi mental tetap,"tutup Rocky Gerung.

(TribunWow/Elfan Nugroho/Brigita)

Artikel ini telah tayang diTribunwow.comdengan judul Rocky Gerung Kulik Ucapan Jokowi dari Meroket Jadi Lompatan Besar: Saya Menganggap Ada Frustasi,

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma