Gempa Rangkasbitung Terasa Hingga Jakarta dan Sekitarnya, Banyak Warga Laporkan Rasanya Bergoyang Naik Turun, Begini Kata Ahli

Rabu, 08 Juli 2020 | 08:14
Ilustrasi gempa bumi. (AFP) via KOMPAS.com

Ilustrasi gempa bumi

Fotokita.net -Pada Selasa (7/7/2020) pukul 11.44 WIB, gempa berkekuatan M 5,4 mengguncang wilayah Rangkasbitung, Banten.

Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG), parameter update gempa itu terpantau dengan magnitudo 5,1.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, ST, Dipl Seis, MSc menyebutkan bahwa episenter gempa bumi terletak pada koordinat 6,70 LS dan 106,15 BT.

Baca Juga: Guncangannya Terasa Kencang Hingga Bikin Panik Warga Jakarta dan Sekitarnya, BMKG Ungkap Penyebab Gempa Rangkasbitung

Lokasi tepatnya berada di darat pada jarak 18 km arah barat daya Rangkasbitung, Banten, pada kedalaman 87 km. Gempa ini pun dirasakan di sejumlah wilayah, termasuk Jakarta.

Diwartakan sebelumnya, beberapa orang yang merasakan gempa ini mengaku seperti tertarik ke bawah.

Baca Juga: Jangan Pernah Minum Teh Berbarengan dengan Obat, Jika Tak Ingin Hal Mengerikan Mengintip Tubuh Kita, Begini Penjelasan Ahli

"Rasanya kayak nyungsep masuk," kata Palupi yang berada di Rawa Kolong, Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, merasakan gempa itu.

"Iya, gede ini. Berasa di Depok," kata Kristianto Purnomo.

Gempa kali ini terasa berbeda, bukan bergoyang, tetapi seperti naik turun. Hal ini dirasakan oleh Shinta yang tinggal di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, lantai 7.

Baca Juga: Dipecat dari Akademi Militer Hingga Luntang-lantung ke Jakarta, Edhy Prabowo Jadi Sorotan Sehabis Obrak-abrik Kebijakan Susi Pudjiastuti, Inilah Daftar Kekayaan Sang Menteri KKP

"Iya, ini gempanya enggak biasa, bukan goyang," kata dia.

Lantas, kenapa gempa yang terasa sampai Jakarta pada Selasa (7/7/2020 siang seperti naik turun?

Dijelaskan sebelumnya, dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa Rangkasbitung merupakan gempa menengah akibat subduksi lempeng Indo-Australia yang menunjang di bawah lempeng Eurasia.

Baca Juga: Ekspor Benih Lobster Jalan Terus, Edhy Prabowo Beberkan Alasan Ilmiah Soal Komoditas Laut Itu, Susi Pudjiastuti Makin Mencak-mencak Hingga Tantang Sang Menteri: 'Siapa Mereka?? Apa??'

Hasil analisis mekanisme sumber gempa menunjukkan bahwa gempa itu memiliki pergerakan naik atau thrust fault.

Gayatri Indah Marliyani, Dosen Departemen Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menjelaskan, gempa dengan pergerakan naik artinya memiliki pola gelombang vertikal.

"Yang gempa Banten itu mekanisme sesarnya naik, jadi memang ada pergerakan gelombang vertikal," kata Gayatri dihubungi, Selasa (7/7/2020).

"Nah ini seolah-olah yang dirasakan masyarakat seperti naik turun," imbuh dia.

Baca Juga: Sudah Mulai Masuk Musim Kemarau, Tapi Suhu Sejumlah Daerah di Indonesia Malah Lebih Dingin Beberapa Hari Terakhir, Begini Penjelasan Ahli

Gayatri menjelaskan, gempa yang dirasakan masyarakat - entah naik turun atau bergoyang kanan kiri - sebenarnya mengikuti pola getaran gempa.

Twiter BMKG

Info gempa yang siang tadi terasa Di Jakarta dan sekitarnya

"Jadi sebenarnya bukan seperti yang dibayangkan masyarakat, seperti ditarik ke bawah, itu enggak.

Namun sebenarnya terjadi ayunan naik turun karena amplitudonya juga besar, jadi seolah-olah ditarik," jelasnya.

Gayatri mengatakan, gempa yang terjadi tadi siang pukul 11.44 WIB memiliki hiposenter cukup dalam, mencapai 87 kilometer.

Baca Juga: Konten Selebriti di YouTube Makin Laris Manis, Inilah 6 Drama Artis yang Dituding Jadi Drama Tak Berujung, Salah Satunya Cerita Istana Cinere Milik Anang dan Ashanty

Nah, ketika kedalamannya besar, rambatan atau amplitudonya besar tapi frekuensinya kecil.

"Sehingga getaran yang sampai di Jakarta, terasanya seperti ada ayunan," ujar dia.

(Gloria Setyvani Putri)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gempa Rangkasbitung Terasa hingga Jakarta, Kenapa Rasanya Bergoyang Naik Turun?"

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma