Tinggalkan Malaysia dan Singapura, Indonesia Diprediksi Sebagai Negara dengan Pemuilihan Ekonomi Tercepat Setelah China, Begini Penjelasannya

Minggu, 28 Juni 2020 | 07:11
Kompas.com

Ilustrasi uang rupiah

Fotokita.net -Wabah virus corona memang sudah membuat ekonomi Indonesia luluh lantak.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun mencapai 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Namun, menurutnya dalam kondisi pandemi virus corona (Covid-19), tidak ada satupun orang yang dapat memperkirakan.

Oleh sebab itu, dia masih mengamati kondisi aktivitas ekonomi hingga 6 pekan ke depan.

Baca Juga: Kembali Kritik Kebijakan Jokowi yang Bikin Rugi Negara, Susi Pudjiastuti Ternyata Pernah Diledek Mantan Bosnya di Banyak Orang Gegara Dikit-dikit Nyebur ke Laut

"Namun demikian, perlambatan pertumbuhan ini akibat pandemi Covid-19. Ekonomi Indonesia akhir tahun diproyeksikan 2-3 persen. Walaupun hal ini masih bisa saja berubah di sana sini," ujarnya dalam launching virtual Gerakan Nasional Belanja Pengadaan Pemerintah untuk Usaha Mikro dan Usaha Kecil, Jumat (26/6/2020).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal mengalami kontraksi yang cukup dalam pada kuartal II dan bakal mengalami pemulihan di kisaran 0 persen pada kuartal III.

Baca Juga: Jokowi Tak Sabar Lagi Hingga Minta Turunkan Kasus Covid-19 di Jatim dalam 2 Minggu, Begini Respons Risma...

Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memproyeksi pertumbuhan ekonomi akan mengalami kontraksi baik pada kuartal II dan kuartal III tahun ini.

Kepala Departemen Industri dan Riset Regional Dendi Ramdani mengatakan, pertumbuhan ekonomi di kuartal II diramal minus 3,44 persen.

Baru pada kuartal III, ekonomi Indonesia bisa mulai bangkit meski angkanya diprediksi masih minus 0,95 persen.

Baca Juga: Baru Saja Pasukan TNI Dapat Pujian Dunia Gegara Aksi Berani di Israel, Tiba-tiba Menlu Retno Ucapkan Belasungkawa untuk Personel TNI yang Bertugas di Kongo, Ada Apa?

"Kuartal II sangat logis untuk bisa diprediksi ekspektasi memang negatif cukup dalam, mungkin di kuartal III kami bisa ekspektasi ada recovery, artinya mungkin negatifnya bisa mengecil seperti proyeksi kami dari minus 3 persen (3,4 persen) turun ke minus 0,95 persen," ujarnya dalam video conference, Rabu (17/6/2020).

Adapun pada kuartal IV-2020, pertumbuhan ekonomi akan tumbuh positif yaitu sebesar 1,62 persen.

Baca Juga: Setelah Grab Umumkan Kabar Tak Sedap, Gojek Akui PHK 430 Karyawan Gegara Wabah Corona, Inilah Jumlah Pesangon yang Diterima Pegawai Terdampak

Secara tahunan, Bank Mandiri memprediksi pertumbuhan ekonomi RI bakal di kisaran 0,02 persen di tahun 2020.

Angka itu berada di kisaran proyeksi pemerintah yang memperkirakan kinerja perekonomian RI bakal tumbuh antara -0,4 persen hingga 2,3 persen di akhir tahun.

Dendi pun menjelaskan pemulihan pertumbuhan ekonomi akan ditopang oleh pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah.

Baca Juga: Sembunyikan Uang Bulanan di Tempat Tak Terduga, Seorang Laki-laki Bikin Syok Istrinya Saat Tahu Jumlah Tabungan Sang Suami 3 Tahun Kemudian

Pelonggaran itu akan mendorong aktivitas masyarakat sehingga harapannya menggerakkan ekonomi.

Namun, ia menekankan pelonggaran tersebut harus sejalan dengan pemberlakuan protokol kesehatan yang ketat, sehingga potensi penularan akibat pelonggaran bisa diantisipasi.

"Karena biar bagaimanapun kalau penularan kasus positif tambah lagi, saya pikir skenarionya bisa jadi beda. Kalau nambah kasus lagi orang khawatir jadi ada PSBB kedua dan ekonomi turun lagi," imbuhnya.

Baca Juga: Aksi Beraninya Gagalkan Perang Jadi Sorotan Dunia, Inilah Foto Detik-detik Pasukan TNI Hadang Tank Merkava Israel di Perbatasan Lebanon

Freepik.com

Melindungi diri dari Covid-19 di era new normal.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menyatakan kuartal II 2020 menjadi periode pelemahan ekonomi paling dalam sepanjang tahun ini.

Sebab, pada periode ini pemerintah mulai memberlakukan pembatasan aktivitas untuk mencegah penularan pandemi.

"Kuartal II ini perlambatan itu turun diakibatkan ekonomi itu langsung disetop, dibatasi karena dibatasi aktivitas jadi relatif turun drastis," katanya.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Gaji ke-13 PNS Sudah Masuk Anggaran, Kemenkeu Akhirnya Beri Jawaban Soal Uang Tambahan yang Amat Ditunggu-tunggu Itu

Lebih lanjut, ia memprediksi ekonomi mulai pulih pada kuartal III 2020 sejalan dengan pelonggaran pembatasan mulai Juni.

Dengan catatan, pemulihaan ekonomi disertai dengan penerapan protokol kesehatan ketata, maka ekonomi bisa membaik. Namun demikian, menurut dia proses pemulihan tidak serta merta bisa terjadi.

"Tapi persoalannya ekonomi recovery tidak bisa dalam 1-2 bulan, itu yang jadi alasan kami kenapa cycle-nya (siklus) tidak serta merta kuartal II negatif kemudian kuartal II langsung positif tinggi," ucapnya.

Baca Juga: Kapal Perangnya Sudah Saling Todong dengan Armada Laut China, Kini Amerika Siagakan 3 Kapal Induk di Mulut Laut China Selatan, Perang di Ujung Senjata?

Morgan Stanley memasukkan Indonesia ke dalam kategori grup negara Asia di luar Jepang (AxJ) yang berpotensi mengalami pemulihan ekonomi tercepat kedua. Selain Indonesia, ada juga negara Filipina, Korea, Taiwan, dan India.

"Negara-negara tersebut bisa kembali berdaya perekonomiannya seperti sebelum Covid-19 pada kuartal IV-2020 dan pada kuartal I-2021," ujar Morgan Stanley dalam riset yang berjudul "Asia Economic Mid-Year Outlook", seperti dilansir Kontan.co.id, Senin (22/6/2020).

Sementara itu, negara yang menduduki peringkat pertama pemulihan ekonomi tercepat adalah China.

Baca Juga: Jokowi Ulang Tahun, Sama-sama Lahir di Bulan Juni Tokoh Kontroversial yang Berani Tolak Pinggang di Depan Sang Presiden Ternyata Kepergok Tulis Begini di Akun Medsosnya

"Negara Tirai Bambu" memang merupakan negara yang pertama yang terkena Covid-19, tetapi juga akan menjadi negara pertama yang bisa keluar dari belenggu Covid-19.

Perekonomian China diprediksi bisa kembali ke sebelum Covid-19 pada kuartal III-2020. Sementara negara-negara yang ada di grup peringkat ketiga adalah Thailand, Malaysia, Singapura, serta Hongkong.

Baca Juga: Awalnya Bahagia Gelar Pesta Pernikahan di Tengah Pandemi, Kini Keluarga Pengantin Berduka Setelah Satu Per Satu Kerabatnya Positif Covid-19, Bahkan Ada yang Meninggal

Negara-negara ini diprediksi akan kembali ke perekonomiannya sebelum Covid-19 pada kuartal II-2021. Morgan Stanley membeberkan tiga hal yang bisa memengaruhi kecepatan pemulihan perekonomian negara-negara.

Pertama, seberapa besar dampak dinamika pertumbuhan ekonomi global terhadap struktur pertumbuhan ekonomi negara itu.

Kedua, efektivitas respons yang dikeluarkan oleh lembaga untuk menahan efek negatif Covid-19 yang lebih dalam.

Baca Juga: Terang Saja Ahli UI Langsung Tepok Jidat, Ternyata Pemerintah Lebih Memilih Cara Ini Buat Melawan Covid-19 Ketimbang Medis: 'Pantesan Ambyar'

"Termasuk di dalamnya, bagaimana efektivitas respons negara dalam menjaga permintaan domestik," tambah Morgan Stanley.

Terakhir, pelonggaran atau ketersediaan ruang bagi kebijakan yang sewaktu-waktu akan dibutuhkan dalam menghadapi tantangan Covid-19.

(Kompas.com/Mutia Fauzia/Kontan.co.id/Bidara Pink)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma