Baru Saja Pasukan TNI Dapat Pujian Dunia Gegara Aksi Berani di Israel, Tiba-tiba Menlu Retno Ucapkan Belasungkawa untuk Personel TNI yang Bertugas di Kongo, Ada Apa?

Rabu, 24 Juni 2020 | 08:44
Dok. Puspen TNI

Prajurit TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda XXIII-N/United Nations Interim Forces in Lebanon (UNIFIL)

Fotokita.net -Belakanganini muncul kabar pasukan perdamaian TNI di Lebanon sedang menghadang salah satu tank milik pasukan Israel di wilayah perbatasan dengan Lebanon. Beritanya segera jadi viral.

Pusat Penerangan (Puspen) TNI menjelaskan kronologi Pasukan Tentara Nasional (TNI) yang tergabung di misi perdamaian Kontingen Garuda Indobatt XXIII-N/Unifil berhasil mencegah pertikaian senjata Israel Defence Force (IDF) dengan Lebanon Armed Force (LAF).

Kejadiannya di perbatasan antara Lebanonn dan Israel yang merupakan Area of Responsibility (AoR) Indobatt, wilayah TP 35 dan TP 36 Kompi Alpha. Peristiwa menegangkan ini terjadi pada hari Selasa tanggal 2 Juni 2020 lalu.

Baca Juga: Aksi Gagah Berani Pasukan TNI Hadang Tank Israel Dapat Pujian Dunia, Ternyata Begini Rincian Gaji Prajurit dari Tamtam Hingga Jenderal

Kronologinya menurut Puspen TNI, peristiwa tersebut berawal dari adanya indikasi potensi pertikaian yang akan terjadi dari kedua belah pihak.

Puspen TNI mengungkapkan kronologi ini dengan beberapa foto di akun media sosial resmi milik TNI instagram dan facebook akhir pekan lalu.

Baca Juga: Dulu Jadi Pejabat dengan Sederet Prestasi Hingga Bikin Jokowi Jatuh Hati, Kini Mantan Menteri Ini Pilih Jadi Petani Sayur di Antara Hutan Beton Jakarta, Tak Sengaja Dia Pun Bongkar Besarnya Uang Pensiun

Dok. Puspen TNI

Prajurit TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda XXIII-N/United Nations Interim Forces in Lebanon (UNIFIL)

Pada saat itu terlihat tentara Lebanon bersenjatakan peluncur granat anti-tank sedang berhadapan dengan dua tank Markava milik Israel di selatan kota Al Adaysseh, Lebanon Selatan.

Menghadapi kondisi tersebut, Komandan Kompi (Danki) Alpha Mayor Inf Handi Wibowo segera melaksanakan prosedur tetap sebagai pasukan misi perdamaian PBB.

Selanjutnya Danki Alpa melaporkan kejadian tersebut kepada Dansatgas dan menyiapkan Quick Reserve Team (QRT) yang berjumlah 23 personel untuk menghadang tank Markava milik Israel guna mencegah terjadinya pertikaan dengan tentara Lebanon.

Baca Juga: Cuma Ahmad Dhani yang Bisa Begini, Blak-blakan Puji Setinggi Langit Maia Gegara Hal Ini, Suami Mulan Jameela Kepergok Bersikap Angkuh Saat Foto Bareng Jenderal TNI: 'Dunia Tidak Sempurna'

Dalam kesempatan yang sama Komandan Satgas Indobatt XXIII-N Letkol Inf Prasetyo Ari Wibowo menyiapkan pasukan Battalion Mobile Reserve (BMR) terdiri dari 32 prajurit Kompi Delta.

Pesenjataan yang mereka pergunakan adalah empat Panser Anoa buatan PT. Pindad, satu Armored Personnel Carrier (APC), satu Military Police (MP) dan dua Wanita TNI sebagai pasukan yang sewaktu-waktu siap digerakan untuk membantu ke tempat kejadian.

Sementara itu informasi yang disampaikan oleh Liaison Branch bahwa tank Markava dan pasukan Israel sedang melakukan latihan militer diperbatasan Blue Line informasi dari Liaison Branch.

Baca Juga: Aksi Beraninya Gagalkan Perang Jadi Sorotan Dunia, Inilah Foto Detik-detik Pasukan TNI Hadang Tank Merkava Israel di Perbatasan Lebanon

Dok. Puspen TNI

Prajurit TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda XXIII-N/United Nations Interim Forces in Lebanon (UNIFIL)

Namun dalam pantauan langsung di lapangan terlihat tank Markava Israel telah menyeberang ke wilayah Lebanon dan melintasi pagar teknis itu sendiri.

Seiring dengan itu pasukan Lebanon melakukan pergerakan untuk menghalau perbatasan dari tank Markava dan pasukan Israel.

Menyikapi situasi tersebut, prajurit Satgas TNI berusaha melakukan negosiasi.

Baca Juga: Amerika Selalu Mengaku Adidaya, Tapi Ternyata Langsung Lumpuh Karena Digempur Bencana Ini, Deretan Foto Hitam Putih Jadi Saksi Tragis Peristiwa Mengenaskan Itu

Dok. Puspen TNI

Prajurit TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda XXIII-N/United Nations Interim Forces in Lebanon (UNIFIL)

Terlihat dengan tenangnya seorang prajurit TNI mengibarkan bendera PBB sebagai tanda perdamaian.

Sedangkan senjata yang mereka bawa digantungkan di belakang, bahkan beberapa orang tidak menunjukkan senjatanya.

Tindakan tersebut berhasil sehingga membuat ketegangan dan pertikaian yang terjadi dapat diselesaikan.

Baca Juga: Kapal Perangnya Sudah Saling Todong dengan Armada Laut China, Kini Amerika Siagakan 3 Kapal Induk di Mulut Laut China Selatan, Perang di Ujung Senjata?

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyampaikan bela sungkawa atas gugurnya anggota TNI, Serma Rama Wahyudi, dalam misi perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo (Monusco).

Serma Wahyudi diketahui gugur setelah rombongan patrolinya diserang oleh milisi di dekat Beni, kota di Provinsi Kivu Utara, pada Senin (22/6/2020) malam waktu setempat.

"Penghargaan setinggi-tingginya kepada almarhum Serma Rama Wahyudi atas pengabdiannya dalam menjaga perdamaian dunia. Semoga keluarga yang ditinggalkan selalu diberikan ketabahan," kata Retno dalam keterangan tertulis, Rabu (24/6/2020).

Baca Juga: Dulu Jadi Pejabat dengan Sederet Prestasi Hingga Bikin Jokowi Jatuh Hati, Kini Mantan Menteri Ini Pilih Jadi Petani Sayur di Antara Hutan Beton Jakarta, Tak Sengaja Dia Pun Bongkar Besarnya Uang Pensiun

Dari informasi yang diterima, terdapat dua personel TNI yang menjadi korban dalam serangan itu. Serma Wahyudi dinyatakan meninggal dunia.

Sedangkan korban lainnya, Prt M Syafii Makbul masih dalam perawatan intensif.

"Dewan Keamanan PBB telah mengutuk keras serangan kepada MONUSCO dan meminta otoritas Kongo untuk melakukan investigasi dan membawa pelakunya ke meja pengadilan," kata Retno.

Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya
Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi di kantor Kementerian Luar Negeri Selasa (18/2/2020)

Sebagai kontributor personel misi perdamaian PBB terbesar ke-8 di dunia, ia menambahkan, Indonesia selalu aktif dalam menyerukan pentingnya peningkatan keamanan dan keselamatan personel di misi perdamaian pada forum-forum PBB.

Monusco adalah salah satu misi pemelihara perdamaian PBB, dan merupakan misi PBB terbesar kedua di dunia.

Saat ini terdapat 1.047 orang personel dari Indonesia yang ditugaskan di sana.

Kabar meninggalnya Serma Wahyudi pertama kali disampaikan oleh perwira komunikasi Misi Stabilisasi PBB untuk RD Kongo (Monusco) Sy Koumbo.

"Satu anggota Helm Biru (pasukan perdamaian PBB) gugur dan satunya terluka namun tidak serius. Saat ini kondisinya stabil," kata Koumbo seperti dilaporkan AFP, Selasa (23/6/2020).

Baca Juga: Jokowi Ulang Tahun, Sama-sama Lahir di Bulan Juni Tokoh Kontroversial yang Berani Tolak Pinggang di Depan Sang Presiden Ternyata Kepergok Tulis Begini di Akun Medsosnya

Dalam rilis resminya, Kepala Monusco Leila Zerrougui mengecam serangan itu, dan menduga pelakunya adalah Pasukan Aliansi Demokratik (ADF).

Instagram @jokowi

Presiden Jokowi Rapat KTT G20 bersama Menlu Retno marsudi dan Menkeu Sri Mulyani

ADF merupakan kelompok bersenjata yang terkenal mempunyai reputasi buruk, dan beroperasi di kawasan timur negara yang dulunya bernama Zaire tersebut.

Zerrougui menerangkan, prajurit Indonesia itu bertugas dalam proyek untuk membangun jembatan yang berada di kawasan Hululu.

ADF merupakan pergerakan yang awalnya berasal dari Uganda pada 1990-an silam, dan menentang pemerintahan Presiden Yoweri Museveni.

Baca Juga: Kembali Bikin Terkejut, Erick Thohir Mendadak Tunjuk Milenial 34 Tahun Sebagai Direktur Telkom, Ternyata Begini Alasan Sang Menteri BUMN

Pada 1995, mereka pindah dan bermarkas di Kongo, meski diyakini mereka tidak melancarkan serangan ke Uganda selama bertahun-tahun.

Berdasarkan data dari PBB, 500 orang tewas karena aksi mereka sejak akhir Oktober 2019, ketika militer RD Kongo melaksanakan operasi.

Baca Juga: Siapa Fajrin Rasyid, Milenial yang Ditunjuk Erick Thohir Jadi Direktur Digital Telkom Ternyata Pernah Bangkrut Saat Jualan Mi Ayam, Begini Kiprahnya

ADF diketahui membunuh 15 pasukan perdamaian PBB dekat perbatasan Uganda pada Desember 2017, dan membunuh tujuh lainnya dalam penyergapan Desember 2018.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya