Fotokita.net-Tak ada istilah kawan dan lawan sejati di dalam dunia yang selalu bergerak dinamis.Bila hari ini menjadi kawan seperjalanan, boleh jadi keadaan bisa berubah drastis menjadi lawan yang saling serang. Semuanya berdasarkan kepentingan belaka.
Indonesia telah mengalami dinamika politik yang begitu panas saat kampanye pemilihan presiden 2019. Terlebih lagi kedua kubu yang saling berkompetisi memiliki pendukung yang juga aktif lewat media sosial.
Keadaan ini juga terjadi di negara tetangga Indonesia, Malaysia. Negeri jiran itu telah mengalami pergolakan politik yang juga dipicu oleh kepentingan.
Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, mengaku bahwa dia tidak lagi percaya terhadap mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad.
Ucapan Anwar merujuk kepada klaim serangkaian janji yang sudah dibuat oleh tokoh politik itu, namun berujung kepada kegagalan.
Dalam wawancaranya dengan CNBC Jumat (20/3/2020), Anwar Ibrahim ditanya apakah dia masih menaruh kepercayaan terhadap Mahathir Mohamad.
"Tidak untuk saat ini." Demikian ucapan Presiden Parti Keadilan Rakyat (PKR) itu, seperti diberitakan Bloomberg via The Straits Times Minggu (22/3/2020).
Dia menuturkan, dia selalu meyakini bahwa seiring dengan bertambahnya usia, maka seseorang bakal berubah dan menjadi lebih bijaksana.
"Namun, saya tidak selamanya benar, dan dalam hal ini, saya minta maaf sebelumnya, saya salah. Mohon jangan tersinggung," ucap Anwar.
Dia berkaca pada penantiannya selama dua tahun terakhir menunggu Mahathir akan menyerahkan jabatannya seiring kemenangan di Pemilu Malaysia 2018.
Saat itu, mantan PM berjuluk Dr M tersebut berjanji menyerahkan tampuk orang nomor satu Negeri "Jiran" kepada politisi 72 tahun itu.
Saat berkunjung ke penjara tempat Anwar dikurung, Mahathir menawarkan untuk bekerja sama guna menggulingkan Najib Razak dan koalisi Barisan Nasional.
"Dia tampak meyakinkan saat itu," kata Anwar. Untuk membuktikan ucapannya, Mahathir kemudian berjanji secara privat dan menandatangani dokumen.
Tak hanya itu. Partai yang dipimpinnya, Pribumi Bersatu, menggabungkan diri ke koalisi Pakatan Harapan dengan PKR sebagai motornya.
Tetapi setelah kembali menjadi PM Malaysia, politisi 94 tahun tersebut selalu berkelit saat ditanya kapankah dia menyerahkan kekuasaan.
Puncaknya adalah pada 24 Februari, Mahathir Mohamad mengundurkan diri buntut kekisruhan yang terjadi sehari sebelumnya (23/2/2020).
Anwar Ibrahim dan Mahathir
Partai Bersatu yang didirikan oleh Mahathir kemudian diambil alih oleh Muhyiddin Yassin, yang dilantik sebagai PM kedelapan pada 1 Maret.
Saat ditanya bagaimana dia mengatasi rasa kecewa dan marahnya, Anwar mengungkapkan keluarga dekat, agama, dan istrinya membuatnya move on, dikutip Free Malaysia Today.
Lebih lanjut, Pakatan Harapan yang kini kembali menjadi oposisi bakal mendukung setiap pemerintahan Muhyiddin selama wabah virus corona.
Anwar Ibrahim percaya, pemerintahan yang digawaing oleh Muhyiddin Yassin saat ini tidak mempunyai rencana matang dalam mengatasi penyebaran.
Anwar Ibrahim (kiri) dan Mahathir (kanan)
Tapi, kini dua politisi senior Malaysia, Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim kembali bersatu melalui pernyataan gabungan yang dirilis.
Pernyataan itu muncul setelah ketua parlemen setempat menerima permintaan mosi tak percaya yang dialamatkan kepada Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.
Dua tokoh kawakan itu merilis pernyataan untuk merayakan dua tahun kemenangan koalisi Pakatan Harapan dalam pemilu Malaysia Mei 2018 lalu.
Namun dalam rilis keterangan ini, keduanya berstatus pemimpin oposisi karena Muhyiddin yang berhasil naik bersama koalisi Perikatan Nasional.
Mahathir dan Anwar Ibrahim berpandangan, kepemimpinan Muhyiddin Yassin sebagai PM Malaysia tidak mendapatkan mandat dari rakyat.
Pakatan jatuh dari kekuasaan pada Februari, buntut kisruh politik yang terjadi di antara partai anggotanya, dengan puncaknya Mahathir Mohamad mengundurkan diri.
Selama sekitar satu pekan, baik partai politik dan politisi berada dalam kesimpangsiuran antara mendukung Mahathir ataukah Anwar.
Namun pada 1 Maret, publik Negeri "Jiran" terkejut karena bukan keduanya, melainkan Muhyiddin Yassin yang naik sebagai PM Malaysia.
Muhyiddin yang adalah Presiden Bersatu, partai yang didirikan Mahathir, langsung meloncat mengungguli keduanya berkat dukungan dari oposisi.
Dr M, julukan sang mantan PM, tidak bersedia bekerja sama dengan oposisi dari Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dan koalisi Barisan Nasional yang dianggapnya "korup".
Pada akhirnya, Raja Malaysia Abdullah dari Pahang mengukuhkan Muhyiddin, karena dia dianggap mendapat dukungan mayoritas dari anggota parlemen.
"Kami tak mengakui pemerintahan ini. Kami tak ingin mempertaruhkan moral dan etika kami untuk mendukung pemerintahan saat ini," kata keduanya dikutip SCMP Sabtu (9/5/2020).
Dua politisi gaek yang pernah berkolaborasi memimpin Negeri "Jiran" pada 1993-1998 itu mengungkapkan waktu mereka tinggal sedikit karena didera usia.
Tetapi, mereka mengklaim masih mendapat dukungan dari generasi muda, terutama mereka yang menginginkan adanya perubahan di negara tetangga Indonesia itu.
"Jadi, waktunya bagi kami untuk bangkit lagi dan berusaha memulihkan mandat dari rakyat kepada mereka yang berhak," ujar Anwar Ibrahim dan Mahathir Mohamad.
Hubungan keduanya selama bertahun-tahun diwarnai kegetiran dan saling serang di muka umum, sejak Anwar dipecat sebagai wakil Dr M.
Ketika mengalahkan Barisan Nasional pada Mei 2018, Mahathir sempat berjanji bakal menyerahkan kekuasaan kepada Anwar setelah dua tahun menjabat.
Namun selama dua tahun terakhir, politisi berusia 94 tahun tersebut selalu mengubah tanggal kapan dia akan memberikan kursi PM Malaysia.
Janji terakhir adalah Mahathir akan menyerahkan tampuk kursi orang nomor satu kepada Anwar selepas pertemuan forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) November nanti.
Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhammad mengaku tidak terinfeksi virus Corona walaupun pandemi itu sudah menghantam Malaysia.
Bahkan, ia juga katakan dirinya lebih bugar dari biasanya meski harus hidup dalam kondisi lockdown.
Apa rahasia sosok yang selalu terlihat sehat ini?
Melansir South China Morning Post, Mahathir bagikan rahasianya.
Mahathir Mohamad saat masih menjabat menjadi Perdana Menteri Malaysia adalah pemimpin negara tertua di dunia.
Usianya yang sudah menginjak 94 tahun justru bukan halangan baginya untuk tetap produktif.
Dalam hari-hari karantina di tengah lockdown, Mahathir rupanya tetap berolahraga dengan treadmill dan bersepeda.
Ia juga mulai menggunakan platform video seperti Zoom.
Aazief khalid bersama Mahathir Mohamad
Meski ia mengakui ia memerlukan bantuan dari cucunya karena ia "sangat primitif" jika terkait dengan teknologi.
Mahathir pertama kali menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia dari tahun 1981 sampai 2003 silam.
Setelahnya, ia kembali menjabat dua tahun lalu saat berumur 92 tahun.
Ia berbicara dengan AFP melalui konferensi video dari kantornya di Putrajaya, ibukota administratif Malaysia.
Saat ditanya apa kegiatan favoritnya untuk habiskan waktu selama pandemi, ia menjawab ia lakukan treadmill dan bersepeda.
Sehari ia lakukan treadmill, esok harinya ia akan lakukan olahraga bersepeda.
"Aku memang bertemu orang-orang jika mereka ingin datang dan temui diriku, sembari ingatkan mereka untuk ikuti aturan yang ada.
Ilustrasi Zoom.
"Mereka harus menggunakan masker, mencuci tangan dan juga harus menjaga jarak dariku."
Otoritas Malaysia telah berlakukan lockdown ketat mulai pertengahan Maret tetapi ledakan wabah di negara tersebut masih terbilang kecil.
Saat ini Malaysia masih mencatat sekitar 7000 kasus dan 100 kematian.
Lockdown pun sedikit dilonggarkan pada awal bulan Mei.
Selanjutnya untuk tetap berhubungan dengan orang-orang, Mahathir menyebutkan ia menggunakan platform online seperti Zoom.
Namun ia mengakui: "aku tidak begitu pintar, aku tidak tahu bagaimana menggunakan hal-hal ini, aku sangat primitif masalah ini.
"Tentu saja, anakku, cucuku, mereka pintar menggunakannya. Jika aku ada masalah, aku tanya kepada mereka."
Namun ia ingatkan jika teknologi baru dapat berbahaya di tangan yang salah.
"Pisau adalah sebuah senjata. Anda bisa gunakan pisau untuk memahat benda yang indah, tetapi Anda bisa juga menggunakannya untuk membunuh orang."
Bagi Mahathir, pelajaran yang bisa diambil dari krisis ini adalah semua umat manusia harus lebih siap dalam menghadapi virus.
Semua harus belajar mempersiapkan yang terburuk, tidak hanya mencoba untuk memproduksi vaksin tetapi lakukan upaya apapun seperti yang dilakukan sekarang, seperti lockdown.
"Situasi ini akan memakan waktu cukup lama...Bahkan jika ada vaksin yang ditemukan sekarang, masih perlu enam bulan untuk diuji."
Ia juga menyebutkan bahkan walaupun vaksin sudah siap, memproduksinya dalam jumlah yang cukup bagi mereka yang memerlukan akan memerlukan waktu yang cukup lama.
Mahathir pernah menjadi dokter medis sebelum akhirnya terjun ke politik.
Ia juga sebutkan seharusnya negara-negara berhenti habiskan "triliunan dolar" untuk mengembangkan senjata.
"Jika uang itu digunakan dalam riset dan pengobatan, kita akan hidup di dunia yang jauh lebih aman."
Kemudian ia menilai pandemi ini telah mengubah dunia.
Pasalnya menurut pengamatannya, negara miskin lakukan hal yang jauh lebih baik daripada negara kaya.
"Mereka kira jika pandemi ini akan melumpuhkan negara miskin atau negara berkembang. Namun mereka sekarang ketahui jika pandemi ini terpusat di negara-negara maju."
Pemerintahan Mahathir jatuh setelah ia mengundurkan diri pada Februari lalu di tengah pertarungan yang intens.
Ia memprediksi waktu yang sulit ke depannya karena Malaysia juga masih harus membayar hutang besar sebelum virus menyerang mereka.
"Bahkan walaupun kita berurusan dengan pandemi, kita masih harus membayar hutang kita.
"Kita tidak bisa melarikan diri dari itu, kita meminjam miliaran dolar.
"Kita punya sedikit uang tapi saat inilah kita harus habiskan lebih banyak uang untuk membantu orang-orang yang kesulitan.
"Ada orang-orang yang bahkan tidak memiliki penghasilan sepeserpun."