Fotokita.net -Pandemi virus corona memang masih jauh dari kata akhir. Kurva kasus baru pasien positif Covid-19 masih naik turun, hingga membuat sejumlah pimpinan daerah memperpanjang masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Dengan adanya wabah virus corona, masyarakat Indonesia terpaksa merayakan lebaran di tengah suasana prihatin. Tak bisa mudik hingga melaksanakan ibadah di rumah saja.
Tapi, baru-baru ini, beredar foto praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) menggelar halalbihalal di tengah pandemi Covid-19.
Acara halal bihalaldi kampus IPDNdi Jatinangor yang dihadari ratusan orang, di tengah masa pandemi covid-19 mendapat sorotan dariKetua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane.
Neta S Pane sangat menyayangkan digelarnya acara tersebut.
Acara itu halal bihalaldi kampus IPDNitu sendiri dihadiri sejumlah pejabat Kemendagri yang bertugas di IPDN.
IPW berharap MendagriTito Karnavianmenindak tegas para pejabat IPDNyang mengizinkan acara tersebut.
"Sementara jajaran kepolisian membiarkan dan tidak membubarkan acara tersebut, yang jelas-jelas menimbulkan kerumunan dan melanggar protokol kesehatan di masa Pandemi covid-19 ini," kata Neta, kepada Wartakotalive.com, Selasa (26/5/2020).
Karenanya kata Neta, IPWberharapMendagri Tito Karnavianmenindak tegas para pejabat IPDNyang mengizinkan acara pengumpulan massa ini.
"Dari data dan foto yang diterima IPW, halal bihalalitu dilakukan bersamaan dengan Perayaan Idul Fitri 1 Syawal 1441 H pada 24 Mei 2020 siang hari, di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Jatinangor, Jabar. Acara yang melanggar PSBB ini sangat disesalkan," ujar Neta.
"Bagaimana mungkin, para calon birokrat itu bisa seenaknya melanggar ketentuan pemerintah dan melanggar PSBB," kata Neta.
Atas hal ini menurut Neta,IPWsudah melaporkan pelanggaran berat PSBB atas kegiatan itu, ke Mendagri, yang membawahi IPDN.
"Diharapkan ada tidakan tegas dariMendagriterhadap kasus ini," kata Neta.
Menurut Neta, sangat aneh di tengah kerja keras pemerintah memutus mata rantai penyebaran pandemi covid-19.
Kampus IPDNjustru membuat acara perayaan Hari Raya Idul Fitri di kampusnya yang dihadiri ratusan Praja dan para undangan di Balirung Rudini.
"Tentunya hal ini sangat tidak sesuai dengan Kebijakan Pemerintah yang justru tengah giat giatnya memberlakukan PSBB dalam rangka menekan penularan covid-19," katanya.
Anehnya lagi, tambah Neta, acara ini dilaksanakan atas perintah Rektor IPDN, dengan alasan untuk menghibur praja yang selama ini melakukan karantina di kampus.
"IPW berharap Mendagrisegera mencopot Rektor IPDN. Sebab apa pun alasannya, aksi pengumpulan massa di kampusIPDNini, selain ketentuan pemerintah pusat juga melanggar Peraturan Gubernur Jawa Barat nomor 36 tahun 2020 tentang pedoman pembatasan sosial berskala besar dalam penanggulangan coronavirus disease 2019 (covid-19) di wilayah provinsi jawa barat," paparnya.
Yang sangat disayangkan lagi, kata Neta, IPDNadalah kawah candra dimuka untuk melahirkan para calon pejabat pemerintahan di negeri ini, tapi mengapa mereka bisa seenaknya melanggar ketentuan pemerintah.
"IPW menyayangkan sikap para praja tersebut. Belum menjadi pejabat saja, mereka sudah seenaknya melanggar ketentuan pemeriNtah. IPWberharap Polda Jabar mengusut kasus ini, apakah acara keramaian di kampusIPDNitu memiliki ijin atau tidak," katanya.
Bagaimana pun kata Neta, acara di kampusIPDNitu merupakan pelecehan terhadap PSBB dan pelecehan terhadap upaya pemerintah yang sudah bekerja keras memutus mata rantai covid-19.
"Sebagai calon pemimpin mereka tidak memberikan contoh yang baik kepada masyarakat maupun kepada para kepala daerah, yang setiap saat menganjurkan agar semua orang mentaati aturan PSBB. Tapi justru para Praja IPDNitu sendiri yang melanggar PSBB tersebut," ujar Neta.
Selain itu menurut Neta, para petinggi Kemendagri di IPDNjuga tidak memberikan contoh yang baik pada masyarakat dan pemerintahan daerah.
"Karenanya IPWberharap Mendagri Tito Karnaviansegera memberi tindakan tegas kepada Rektor IPDNdan jajarannya," kata Neta.
Viral di media sosial dan grup WhatsApp foto praja IPDN menggelar halalbihalal di tengah pandemi Covid-19.
Dari foto yang beredar di media sosial, tampak sejumlah pria berbatik tengah duduk dengan latar belakang praja IPDN.
Dari foto lain yang beredar di grup WhatsApp, terlihat juga sejumla praja asyik berjoget bersama dua penyanyi.
Terkait hal itu, pihak IPDN menyebutfoto itu adalah kegiatan rutinitas makan siang praja IPDN di Kampus Jatinangor pada momen Idul Fitri 1441 Hijriah.
"Memang benar adanya foto itu, tapi dideskripsikan keliru sehingga menjadi opini liar," ujar Kepala Biro Kerjasama dan Hukum IPDN Baharuddin Pabba kepada Kompas.com di kampus IPDN Jatinangor, Selasa (26/5/2020).
Makan siang itu, kata Baharuddin, dikemas secara berbeda. Hal itu Bertujuan untuk menghibur para praja yang sudah 80 hari dikarantina selama Covid-19.
Mereka tidak diperkenankan keluar dari lingkungan kampus apalagi mudik.
Pejabat ikut hadiri halal bi halal dengan ribuan praja IPDN Jatinangor
Baharuddin menyebutkan, saat kegiatan itu berlangsung, pihaknya mengundang penceramah dan penyanyi.
Ini agar 3.747 praja yang dikarantina di lingkungan kampus tidak merasa jenuh dan kondisi psikologisnya tetap sehat.
"Penceramah dan penyanyi sengaja kami hadirkan saat itu. Kami sebagai orangtuanya di sini berkewajiban menjaga kondisi kesehatan fisik maupun psikis para praja.
Bisa dibayangkan, selama 80 hari mereka dikarantina dan tidak mudik," ujar Baharuddin. Selain praja, seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN), Tenaga Harian Lepas (THL) di kampus IPDN juga tidak mudik.
Secara protokol kesehatan, kegiatan makan siang tersebut juga sudah mengikuti protokol kesehatan Covid-19.
"Saat kegiatan juga kami semua menjaga jarak dan menggunakan masker," ujar Baharuddin.
Baharuddin menjelaskan, seluruh praja, ASN, dan THL di lingkungan IPDN kampus Jatinangor, juga sudah dites rapid dengan hasil non-reaktif.
Sedangkan praja yang hasil rapid tesnya reaktif, setelah dites swab hasilnya negatif Covid-19.
"Kegiatan itu benar-benar merupakan internal kampus, tidak melibatkan pihak lain. Hanya penyanyi saja yang dari luar, itu pun penyanyi yang dihadirkan sudah dipastikan negatif Covid-19," sebut Baharuddin.
Baharuddin juga membantah kabar terkait pihak IPDN melarang para praja menggelar shalat Idul Fitri.
"Tidak benar itu kami melarang para praja shalat Id berjemaah. Foto kegiatan shalat Id berjemaahnya kami punya. Hanya kegiatan shalat Id dilakukan berjemaah di tiap asrama, tidak dilakukan di lapangan terbuka," ujarBaharuddin.
"Karena jika dilaksanakan di lapangan terbuka, kami khawatir ada warga dari luar lingkungan kampus ikut."
"Jadi seluruh kegiatan benar-benar dilakukan secara internal di lingkungan kampus," kata Baharuddin menambahkan.
(Wartakolive.com/Kompas.com)