Warga Rawabadak Berkelahi Gara-gara Rebutan Bansos, Tapi Emak-emak di Sulawesi Selatan Malah Kembalikan Sembako Lantaran Tak Tahan Lihat Kejadian Ini

Sabtu, 09 Mei 2020 | 15:37
Kolase TribunStyle

Viral, hanya karena tanya jatah sembako, wanita ini dihajar Bu RT hingga babak belur.

Fotokita.net - Bantuan sosial yang digulirkan oleh pemerintah di tengah pandemi Covid-19 sudah berjalan buat warga yang terdampak.

Tujuan dari pemberian bantuan sosial langsung ini adalah untuk meringankan warga yang terdampak secara sosial dan ekonomi dari pandemi Covid-19.

Baca Juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa Wilayah Surabaya dan Sekitarnya Minggu 26 April 2020 Serta Doa Berbuka Puasa

Perselisihan yang berujung pada perkelahian itu terjadi di wilayah DKI Jakarta, yang memiliki kasus virus corona paling tinggi di Indonesia.

Beredar informasi di media sosial terkait pemukulan dan pengeroyokan dari pihak kerabat RT terhadap warga di Jalan Rawabinangun III, RT 006/RW 008 Rawabadak Utara, Koja, Jakarta Utara.

Baca Juga: Menikah di Tengah Pandemi Covid-19, Perkawinan Pedangdut Cantik dan Pengusaha Tajir Ini Baru Diakui Secara Agama. Begini Penjelasan Pihak KUA

Kolase Tribun News
Kolase Tribun News

Viral, hanya karena tanya jatah sembako, wanita ini dihajar Bu RT hingga babak belur.

Berdasarkan tangkapan layar akun Facebook Rafaell Rafa yang beredar, disebutkan bahwa pemukulan itu terjadi saat saudarinya bertanya kepada RT terkait bantuan sosial.

"Ditanya baik-baik soal sembako kok jadi RT-nya ngotot dan bicara kasar kepada warganya, dan ngusir warganya juga," tulis akun tersebut.

Dalam postingan itu juga dilampirkan foto-foto saudarinya yang mengalami luka-luka seperti bekas cakaran.

Baca Juga: Girang Terpilih Jadi Staf Khusus Presiden Jokowi, Anak Milenial Ini Bikin Heboh Gara-gara Tulisan Ini di Akun LinkedIn: Gaji Rp 51 Juta dan Nggak Perlu Ngantor Tak Cukup?

Kolase Tribun News
Kolase Tribun News

Viral, hanya karena tanya jatah sembako, wanita ini dihajar Bu RT hingga babak belur.

Terkait informasi tersebut, saksi mata di lokasi kejadian menceritakan apa yang terjadi sebenarnya. Seorang warga, Rusli (65) mengatakan, insiden itu terjadi pada Kamis (23/4/2020) sore.

Kala itu, dua orang yang masih memiliki hubungan saudara dengan Rusli, Nurhayati dan Nur Ayni, menanyakan bantuan sosial dari pemerintah kepada ketua RT setempat, Imas.

Baca Juga: Dua Stafsus Telah Mundur Gara-gara Tersandung Kontroversi, Anak Milenial yang Dekat dengan Jokowi Ini Ketahuan Pernah Menulis Begini di Akun LinkedIn Miliknya

Facebook via Wartakotalive
Facebook via Wartakotalive

Tanya Soal Bantuan Sosial Selama PSBB, Oknum Ketua RT Justru Aniaya Warga Hingga Babak Belur, Begini Kronologinya!

Namun, jawaban dari pengurus RT dinilai tidak membuatnya puas.

Nur Ayni lantas mengucapkan kata-kata kasar yang membuat anak perempuan Imas, Prita, geram.

"Rupayanya Nung (Nur Ayni) ini ngomongnya agak kasar ke anak ibu RT, si Prita. Tapi saya bilang ke dia (Prita) supaya pulang, pulang dia," kata Rusli saat ditemui di kediamannya, Jumat (24/4/2020), seperti dikutip Tribun Jakarta.

Perkelahian pun tidak dapat terelakkan antara Nur Ayni dengan Prita. Rusli mengatakan, Nur Ayni yang tengah berada di motornya sampai turun dan menghampiri Prita hingga terjadi jambak-jambakan antar keduanya.

Rusli mengganggap tak terjadi pengeroyokan dalam insiden kemarin sore.

"Kalau pengeroyokan nggak ada hanya misahinnya waktu itu manusianya banyak," kata dia.

Baca Juga: Terus Ditemani Ibunda Mendiang Ashraf Sinclair dalam Jalani Ibadah Ramadhan, Tetap Saja Hati BCL Tak Kuasa Menahan Pedih: Puasa Kali Ini Jadi Berbeda

Facebook/Rafael Rafa
Facebook/Rafael Rafa

Nur, wanita yang dihajar ibu RT gara-gara bertanya soal sembako

Rusli menambahkan, Nur Ayni sendiri bukan merupakan warga setempat, melainkan warga Lagoa, Koja, Jakarta Utara.

Sementara Nurhayati sudah sejak lama tinggal di Bekasi, Jawa Barat meski masih terdaftar di Rawabadak Utara, Koja, Jakarta Utara.

Camat Koja Ade Himawan sebelumnya juga menceritakan hal senada berdasarkan keterangan yang dihimpun.

Baca Juga: Sumber Internal Amerika Bocorkan Kabar Kim Jong Un Kritis Sehabis Operasi, Donald Trump Malah Buru-buru Membantahnya: Itu Laporan Palsu!

Ade mengatakan, nama Nurhayati memang terdaftar sebagai penerima bantuan. Namun, yang bersangkutan sudah bertahun-tahun pindah ke Bekasi, sehingga RT memutuskan untuk mengembalikan bansos tersebut ke Dinas Sosial.

Dok.istimewa
Dok.istimewa

Cekcok soal Bansos yang berujung perkelahia di Rawa Badak Utara, Koja, Jakarta Utara

"Nurhayati tidak tinggal di situ lagi, jadi dia tidak berhak menerima bantuan, dikembalikan ke Dinas Sosial," ucap Ade.

Ade mengatakan, ia tak membenarkan keributan yang terjadi.

Namun, menurut Ade, apa yang dilakukan oleh Ibu Imas dengan mengembalikan bantuan sosial tersebut ke Dinsos sudah tepat karena sesuai dengan SOP yang berlaku.

Tak tahan menyaksikan tetangganya kelaparan di tengah pembatasan sosial berskala besar ( PSBB), seorang ibu rumah tangga (IRT) di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, mengembalikan bantuan sembako dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa, Jumat, (8/5/2020).

Ibu rumah tangga tersebut adalah Irma Daeng Simba (36), warga Dusun Bontocinde, Desa Bontoramba, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Ia mendatangi kantor desanya pada pukul 13.00 Wita, Jumat (8/5/2020).

Ia datang dengan menjinjing paket sembako berupa beras, gula, minyak goreng, telur, serta mi instan yang beberapa jam lalu diterimanya.

Baca Juga: Viral Video Disebut Meteor Jatuh Hingga Menimpa Surabaya Madura dan Papua, Begini Kejadian Sebenarnya Menurut Ahli

Paket sembako tersebut dikembalikan guna diberikan kepada warga lainnya yang lebih membutuhkan.

"Saya kembalikan ini sembako sebab saya merasa tidak berhak dan masih banyak warga yang membutuhkan," kata Irma.

KOMPAS.COM/ABDUL HAQ YAHYA MAULANA T.

Irma (36), ibu rumah tangga di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan saat mengembalikan paket sembako yang diterimanya lantaran tak tahan menyaksikan tetangganya kelaparan. Jumat, (8/5/2020).

Di hadapan petugas, Irma mengaku tak tega menyaksikan tetangganya kelaparan karena putusnya mata pencarian seiring dengan berjalannya PSBB.

Irma sebenarnya bukanlah warga yang berkecukupan, bahkan ia terdaftar sebagai pemegang kartu Program Keluarga Harapan ( PKH) yang setiap bulannya menerima Bantuan Non-Tunai Mandiri (BNTM).

"Saya sendiri adalah penerima PKH dan setiap bulan menerima bantuan dari pemerintah dan itu sudah cukup buat kami," kata Irma.

Meski demikian, pada masa PSBB, Irma juga mengeluh sulitnya mencari nafkah.

Baca Juga: Setelah Sempat Batal, Maskapai Ini Akhirnya Mulai Terbang Lagi Pada 10 Mei 2020. Calon Penumpang Pun Wajib Kantongi Surat Rekomendasi dari Sini

Suaminya, Samad Daeng Situru (38) yang sebelum PSBB berdagang buah mangga, kini harus menjadi penganggur akibat pandemi Covid-19.

Meski demikian, Irma tetap bersyukur lantaran tetap bisa membantu suami mencari nafkah dengan berjualan takjil menjelang buka puasa.

"Suami sudah tidak kerja karena tidak bisa keluar rumah. Untung masuk bulan puasa, jadi saya jualan takjil di depan rumah," kata ibu dua anak ini.

Pihak pemerintah setempat berterima kasih kepada Irma atas kejujurannya dalam hal penerimaan bantuan sosial.

Pasalnya, Pemkab Gowa memberlakukan kebijakan bahwa bagi warga masyarakat penerima Bansos berupa PKH ataupun pemegang Kartu Keluarga Sehat (KKS) tidak berhak lagi menerima bantuan Sembako Covid-19.

"Kami akui ada kesalahan data dalam penyaluran bantuan sembako Pemkab,"kata Sachrial, Pelaksana Tugas Harian (PLTH) Kepala Desa Bontoramba.

Baca Juga: Jokowi Izinkan Warga Beraktivitas Kembali, Foto Timeline Pasar dan Mal Buka Kembali Jadi Viral. Begini Faktanya

"Dan kami sangat berterima kasih atas kesadaran salah satu warga kami dan memang aturan yang berlaku demikian bahwa penerima PKH maupun KKS sudah tidak berhak menerima paket sembako dari Pemkab," lanjutnya.

Dari data yang dirilis Dinas Informasi dan Komunikasi (Infokom) Kabupaten Gowa hingga Sabtu (9/5/2020), jumlah warga yang positif terjangkit virus corona mengalami peningkatan meski dalam status PSBB.

"Yang positif bertambah menjadi 50 orang dan 205 PDP dan yang ODP sebanyak 415," kata Arifuddin Saeni, Kadis Infokom Kabupaten Gowa, melalui pesan singkat pada Sabtu (9/5/2020). (Kompas.com/Kontributor Bone, Abdul Haq)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya