Fotokita.net - Keraton Agung Sejagat ramai diberitakan berbagai media dan membuat warga resah.
Raja dan ratu Keraton Agung Sejagat (KAS) diamankan oleh pihak kepolisian saat dalam perjalanan ke markas Keraton Agung Sejagat di Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Penangkapan ini dikonfirmasi Dandim 07/08 Purworejo Letkol Muchlis Gasim.
"Memang benar, raja dan istri Keraton Agung Sejagat sudah diamankan di Polres," ujar Gasim.
Keduanya saat ini sudah dibawa dan diamankan ke Mapolres Purworejo untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Rencananya, keduanya akan diperiksa di Sejagat.
Selain pimpinan Keraton Agung Sejagat, polisi juga melakukan penggeledahan istana dan menangkap sejumlah punggawa keraton.
Dilansir dari Kompas.com, polisi pun masih mendalami motif berdirinya Keraton Agung Sejagat.
"Kami ingin mengetahui motif apa di balik deklarasi keraton tersebut," kata Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel di Semarang, pada Selasa (14/1/2020).
Jajaran intelijen dan reserse kriminal umum telah diterjunkan untuk mengumpulkan data-data berkaitan dengan keraton pimpinan Toto Santosa tersebut.
Pengumpulan data berkaitan dengan profil sekaligus aspek legalitasnya.
"Negara kita adalah negara hukum. Pertama-tama kita akan mempelajari aspek legalitas," ucap Rycko.
Kemudian, kata dia, aspek sosial kultural, termasuk kesejarahan.
Toto Santosa merupakan warga Kampung Bandan, Ancol, Jakarta Utara. Menurut Lurah Ancol Rusmin, kehidupan Toto berbanding terbalik dengan statusnya sebagai Raja Keraton Agung Sejagat.
Dulu, dia hanya tinggal di rumah bedeng di pinggir rel kereta api Stasiun Kampung Bandan. "Dia tinggal di bedeng kayu semipermanen ukuran 2x3 di bantaran rel," kata Lurah Ancol Rusmin di Kampung Bandan, Ancol, Rabu (15/1/2020) malam.
Sementara itu, Ketua RT 012 RW 005 Kelurahan Ancol Abdul Manaf mengatakan, Toto tinggal di sana sejak 2011.
Dia pindah dari Kampung Bandan sejak rumahnya terbakar pada tahun 2016. Walaupun jarang berinteraksi, masyarakat sekitar mengetahui Toto berprofesi sebagai wiraswasta.
"Namun demikian, yang bersangkutan hanya singgah sebentar biar mempunyai KTP Kelurahan Ancol. Dia termasuk numpang alamat doang," ujar Abdul.
Tak hanya itu, polisi juga mengungkapkan fakta bahwa Toto pernah meminjam uang senilai Rp 1,3 miliar saat tinggal di Kampung Bandan. Dia menjadikan rukonya di kawasan Angke, Jakarta Barat, sebagai jaminan.
"(Kepemilikan ruko) ini sedang kami telusuri karena kami sendiri baru tahu dan baru melakukan penyelidikan setelah kejadian ini ramai," tutur Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Budhi Herdi Susianto, Kamis (16/1/2020). Berdasarkan perilaku Toto yang mengaku sebagai raja, dia diduga menderita gejala gangguan waham, skizofrenia paranoid, gangguan kepribadian skizotipal, atau bipolar.
Psikolog Alexandra Gabriella mengatakan, perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk mendiagnosis alasan perilaku Toto jika dilihat dari sisi psikologis.
Baca Juga: Tiba-tiba Muncul dengan Foto Kirab Budaya Hingga Bikin Resah Warga, Kerajaan yang Mengaku Titisan Majapahit Ini Malah Cuma Dapat Tanggapan Begini dari Ganjar Pranowo: 'Baik Juga Buat Diskusi' "Memang perlu ada pemeriksaan lebih lanjut, tidak bisa ada diagnosa sebelum diperiksa dan diobservasi," kata Alexandara saat dihubungi, Jumat (17/1/2020).
Alexandra menjelaskan, seseorang menderita gangguan awam jika dia memiliki keyakinan yang tidak realistis atau irasional bahwa dirinya mempunyai sebuah peran tertentu.
Sementara, skizofrenia paranoid adalah gejala yang menunjukkan seseorang berhalusinasi sampai orang tersebut benar-benar terpengaruh atas apa yang mereka alami. Toto juga diduga menderita gangguan kepribadian skizotipal.
Alasannya, dia sering mengaitkan sesuatu dengan hal mistis. Bahkan, terkadang pengidap gangguan kepribadian skizotipal juga memiliki keyakinan tertentu bahwa mereka adalah titisan atau utusan dari kekuatan yang lebih besar.
Adapun gangguan bipolar sering terjadi pada seseorang yang mengalami waham kebesaran karena mereka merasa sangat hebat, kuat, dan bersemangat. Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat mengantongi dana sebesar Rp 1 miliar dari 10 tabungan.
Walaupun keraton tersebut didirikan oleh Toto Santoso, sistem keuangan keraton tersebut dipegang langsung oleh Sang Ratu, Fanni Aminadia.
Saat ini polisi masing menghitung jumlah dana yang masuk di buku tabungan tersebut. Polisi menyebut dari hasil pemeriksaan diketahui ada pengikut Keraton Agung Sejagat yang menyerahkan dana sebesar Rp 110 juta kepada Toto Santoso dan Fanni Aminadia.
Para anggota dijanjikan jabatan tinggi sesuai dengan biaya yang disetorkan pada raja dan ratu.
"Apabila nominal tiket masuknya semakin besar atau tinggi, maka anggota tersebut akan diberikan jabatan yang tinggi dalam KAS," kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutisna, Kamis (16/1/2020).
Kepada penyidik, Toto bercerita sedang mencari 13 menteri dari ratusan anggotanya. "Nanti itu, dia ingin menunjuk Resi (menteri) bagian politik, ekonomi, militer, sosial, dan budaya. Bawahan resi, ada bhre (gubernur). Lalu bawahnya lagi bekel (Lurah)," jelas Kabid HumasPolda Jateng, Kombes Pol Iskandar Fitriana.
Melalui organisasi Jogja Development Comiittee (Jogja DEC), Toto pernah menjanjikan uang sebesar 100 hingga 200 dollar AS per bulan kepada setiap anggotanya.
Uang itu diklaim berasal dari sebuah bank di Swiss yang menyimpan Esa Monetary Fund yang jumlahnya tidak terbatas.
Dilansir dari Tribunnews.com, Fanny Aminadia, sang ratu Keraton Agung Sejagat disebut memiliki salon kecantikan di kawasan Jatinegara.
Di media sosialnya, Fanny mengatakan bahwa salon kecantikannya mengusung tema organik yang baik untuk kesehatannya. Selain itu, Fanny juga disebut memiliki usaha restoran di Kota Yogyakarta.
Awalnya Fanny disebut sebagai istri dan permaisuri dari Toto Santoso.
Namun ternyata dari hasil penyelidikan diketahui bahwa Fanny dan Toto bukan suami istri. Mereka ber-KTP Jakarta dan kontrak rumah di wilayah Sleman.
"Sementara Fanni Aminadia yang diakui sebagai permaisuri ternyata bukan istrinya, tetapi hanya teman wanitanya," kata Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Rycko Amelza Dahnie.
Sebagai pemegang keuangan kerajaan, Fanny bertugas merancang segala pernak-pernik kerajaan seperti seragam kerajaan, topi, umbul-umbul, tombak, dan bendera.
"Yang merancangnya Fanni. Ini kami dirikan sejak tahun lalu," kata Toto, Rabu (15/1/2020). Mereka berdua fokus mendirikan Keraton Agung Sejagat tanpa pekerjaan sampingan.
Untuk merancang segalanya, mereka menggunakan uang hasil iuran pendaftaran dari para calon pengikut. Bersama pengikutnya, Toto mengaku telah tiga kali melakukan kirab.
Yang pertama pada 8 Desember 2018 lalu dan kirab kedua pada 10 Januari 2020. Puncaknya adalah pada 12 Januari 2020. Foto dan video kegiatan mereka kemudian viral di media sosial. (Kompas.com/Tribunnews)