Fotokita.net - Sejak berabad-abad silam, bangsa Eropa sudah menikmati kekayaan alam dari wilayah Asia, yang rupanya berasal dari kawasan Indonesia. Eropa menikmati rempah-rempahdari para pedagang Arab di wilayah Eropa Selatan.
Dalam kebudayaan Eropa, rempah-rempah dari Timur yang selama ini dihadirkan oleh para pedagang Arab itu udah sangat melekat jadi kebutuhan bangsa Eropa sebagai perpaduan jenis obat, pengawet makanan, bumbu masakan, dan juga simbol status sosial.
Rempah-rempah jadi simbol status sosial? Iya, betul. Makanan pesta yang kaya rasa akan rempah-rempah dari Timur (yang harganya selangititu) jadi salah satu indikator gengsi dan status sosial kaum ningrat Eropa.
Walaupun Bangsa Eropa udah menikmati kekayaan alam dari wilayah Asia, mereka belumpernah tau secara persis sumber asalnya dari mana, mereka juga gak pernah ambil pusing untuk pergi jauh-jauh dateng ke kawasan tersebutkarena jalur distribusi perdagangan jalan darat ke Eropa udah oke dengan “perpanjangan tangan” dari India sampai ke Arab.
Jadi pengetahuanBangsa Eropa tentang asal-usul rempah-rempah itu bisa dibilangcuma samar-samar.Mereka hanya tau rempah-rempah ituberasal dari kawasan kepulauan yang sangat jauh di wilayah Timur, tempat yang begitu asing bagi mereka, begitu misterius dan rahasia.
Dari situlah, mereka terdorong untuk menguasai jalur rempah-rempah hingga datang ke wilayah Nusantara, yang kini bernama Indonesia. Dari situlah, goresan sejarah yang mengatakan, bangsa Eropa menjajah Indonesia selama ratusan tahun muncul.
Kini, Eropa seperti ingin kembali menguasai jalur ekonomi Indonesia di wilayah mereka. Eropa bersiap menggugat Indonesia dalam hal dua komoditas penting: nikel dan kelapa sawit.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku tidak takut didugat Uni Eropa soal ekspor Nikel ke Word Trade Organization (WTO). Jokowi memastikan pemerintah siap menghadapi gugatan tersebut.
Demikian disampaikan Jokowi saat meresmikan ekspor perdana produk Isuzu Traga di PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), Kawasan Surya Cipta, Karawang, Kamis (12/12/2019). "Kalau ada yang gugat kita hadapi. Jangan kita digugat, grogi," kata Jokowi dalam sambutannya.