Pandai Bermain Intonasi dan Irama Suara, Siswi Blitar Ini Bikin Bulu Kuduk Merinding Saat Tirukan Pidato Soekarno di Atas Mimbar. Siapakah Dia?

Selasa, 26 November 2019 | 08:20
Dok.Hotel Indonesia

Ketika Soekarno Dilantik Presiden RI Pertama, Istrinya Malah Tidak Tahu Jika Suaminya Jadi Kepala Negara

Fotokita.net - Lomba Menghafal Biografi Bung Karno itu merupakan lomba reguler tiap tahun yang digelar oleh Perpustakaan Proklamator Bung Karno Blitar. Pesertanya tingkat SMP swasta dan negeri se Jawa Timur.

"Tiap tahun sejak tahun 2015," ujar Tanwir, Ketua Panitia Lomba Menghafal Biografi Bung Karno 2019.

Lomba itu untuk menanamkan kepada generasi muda agar mempunyai hormat kepada pahlawan dan nilai-nilai kepemimpinan, serta melestarikan nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme Indonesia.

Baca Juga: Setia Kawal Kepala Negara, Begini Lika-liku Paspampres Sejak Era Soekarno. Salah Satunya, Suasana Tegang Bareng Presiden Soeharto di Bosnia!

Penekanannya pada sejarah perjalanan hidup Sukarno selaku Presiden pertama sekaligus Proklamator Kemerdekaan Bangsa Indonesia, pemikirannya, hingga karya-karyanya.

Tokoh sekaliber mantan Presiden Soekarno tentu mempunyai jalan panjang lika-liku kehidupan selama hidupnya. Apalagi jika cerita itu dimulai dari Sang Proklamator dilahirkan, hingga akhir hayatnya.

Seorang siswi asal Blitar, Jawa Timur, membawakan biografi Soekarno dalam waktu 10 menit.

Meski dalam waktu yang cukup singkat, Aisya Cahyaning Saputri, pelajar MTs Negeri 2 Kota Blitar itu, menyuguhkannya lengkap tahun ke tahun kiprah Soekarno.

Tangkapan layar Facebook
Tangkapan layar Facebook

Tangkapan layar aksi Aisya Cahyaning Saputri saat hafalan Biografi Bung Karno

Cara dia membawakan juga cukup unik, yakni dengan hafalan. Naskah biografi yang jika ditulis akan menghabiskan berlembar-lembar kertas itu dia lantunkan cukup dengan hafalan.

Gaya dia dalam membawakan hafalannya itu juga sangat bagus. Malah kemungkinan besar akan membuat siapa saja yang mempunyai perhatian pada hal-hal nasionalisme dan patriotisme, akan merinding bulu kuduk dibuatnya.

Bagaimana tidak, Aisya membawakan hafalan 10 menit itu tidak hanya dengan kelantangan suara, tetapi juga pandai memainkan irama suara.

Baca Juga: Jadi Cukong Pembangunan Masa Soekarno, Pengusaha Kaya Raya Asal Aceh Ini Berakhir Tragis Saat Soeharto Berkuasa. Inilah Cerita Penyebab Kejatuhannya...

Dia tahu betul kapan suaranya harus landai dan kapan harus memekikkannya.

Mampu membakar semangat dengan penuh gelora. Selain kepiawaiannya melantunkan hafalan, cara berbusana dengan nuansa patriotisme mendukung isi hafalan, juga menguatkan penampilannya itu.

Penampilanya itu tergambar pada sebuah video di jejaring sosial Facebook pada akun yang bernama Perpustakaan Proklamator Bung Karno.

Video itu diunggah tanggal 25 Oktober 2019 lalu. Video itu sendiri merupakan dokumentasi lomba hafalan biografi Bung Karno tingkat Jawa Timur.

United States Information Service

Presiden Amerika Serikat Dwight Eisenhower menyambut kedatangan Presiden Soekarno dalam jamuan makan siang di Gedung Putih, Washington.

Lomba itu digelar oleh Perpustakaan Proklamator Bung Karno di Blitar untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda pada 23-24 Oktober 2019. Even itu menempatkan Aisya menjadi juara pertama.

Aisya sendiri mengaku sempat grogi saat membawakan hafalan itu di atas panggung.

Namun dia meyakini bahwa dia sudah mempersiapkannya dengan baik. "Tapi saya yakin dengan diri sendiri," ujar siswi usia 14 tahun ini dikonfirmasi pada 23 Nopember 2019.

Putri ke 3 pasangan guru Cahyo Husodo dan Puji Priastutin ini menambahkan, mempunyai waktu 2 minggu untuk mempersiapkan hafalan itu.

Baca Juga: Sempat Muncul Sentimen Anti Jawa, Soekarno Genjot Pembangunan Jakarta. Tapi, Mengapa Masalah Itu Tetap Sulit Dipecahkan?

Dia bekerja keras menghafal berlembar-lembar naskah berisi biografi Bung Karno itu selama seminggu pertama dan seminggu selanjutnya untuk pemantapan hafalan. Selain itu juga belajar dari video-video Bung Karno.

"Saya menghafal seusai belajar malam lalu melanjutkannya setelah shalat tahajud," ujar pelajar asal Desa Jiwut, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar itu. Siswi yang juga Ketua OSIS di MTSn 2 Kota Blitar ini mengaku cukup bangga dapat berpartisipasi dalam lomba itu.

Banyak pengalaman dan pembelajaran diri yang diambilnya dari kegiatan itu. Dari kegiatan itu dia memetik pembelajaran bahwa perjuangan bukanlah sebuah angan dan perjuangan butuh pengorbanan.

Dokumentasi Tribunnews via United States Information Service
Dokumentasi Tribunnews via United States Information Service

Pada bagian The Prince and The Showgirl dalam buku “Marilyn Monroe Unseen Archives” disebutkan Joshua Logan (tengah) memperkenalkan Marilyn Monroe kepada Presiden Soekarno. Dalam buku itu disebutkan bahwa Soekarno sempat meminta khusus untuk berjumpa dengan Marilyn.

Siapapun, demi bangsa dan negara, harus tetap semangat membela Pancasila. "Itu poin yang saya ambil dari sosok Bung Karno," ungkap Aisya.

Lalu, apa yang akan dilakukannya nanti demi kemajuan negara Indonesia ini?

Dia mengatakan, selayaknya sebagai generasi muda penerus bangsa, bercita-cita untuk bisa menjadi orang yang berguna bagi agama dan negara.

"Seperti yang tertuang dalam Soekarno quotes, saya ingin menjadi salah satu dari sepuluh pemuda impian Soekarno, "beri saya seribu orang tua, saya bersama mereka kiranya dapat mencabut Semeru dari akarnya, beri saya sepuluh pemuda niscaya akan kuguncangkan seluruh dunia," kata Aisya.

Baca Juga: Di Ende Soekarno Jatuh Cinta Pada Rakyat Jelata dan Lakukan Olahraga Ini Setiap Pagi

Pencapaian Aisya itu tentu tidak lepas dari campur tangan pembimbingnya, yaitu Binti Rofiah Asfi Hanik, seorang guru di sekolahnya.

Presiden Soekarno di Amerika Serikat

Presiden Soekarno bersama putra pertamanya, Goentoer Soekarno Putra yang berusia 12 tahun, berkunjung ke Lincloln Memorial, 1956.

Binti mengatakan, untuk lomba itu penggodokan dilakukan 2 minggu, yaitu setelah mendapat informasi adanya lomba. Selain pembelajaran pada hal-hal teknis, Binti juga memberikan penekanan pada sisi kisah tokoh obyek hafalan.

"Kita tanamkan ke Aisya kalau Bung Karno adalah orator ulung jadi kita latihan bagaimana jiwa dan semangat Bung Karno dapat disampaikan dan dirasakan oleh yang mendengarkan," ujar Binti. (M Agus Fauzul Hakim/Kompas.com)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya