Fotokita.net - Teror penyiraman air keras belakangan terjadi di wilayah Jakarta Barat. Korbannya adalah para perempuan.
Pertama, dua siswi SMPN 229 Jakarta Barat A dan PN diserang pelaku misterius dengan menggunakan air keras.
Aksi penyiraman itu terjadi saat kedua korban pulang sekolah, Selasa (5/11/2019).
Kedua, aksi serupa juga menimpa seorang penjual sayur keliling bernama Sakinah (60). Perempuan paruh baya itu disiram air keras pelaku misterius di kawasan Kembangan, Jakarta Barat, Jumat (8/11/2019) malam.
Ketiga, penyerangan yang menimpa enam siswi SMPN 207 Jakarta Barat. Mereka disiram air keras di Jalan Mawar, Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat, Jumat (15/11/2019).
Saat kejadian, enam orang yang menjadi korban baru saja pulang dari sekolah.
Para korban teror tersebut mengalami luka bakar yang membuat mereka harus mendapatkan perawatan intensif.
Air keras memang sangat berbahaya jika terkena kulit manusia.
Selain dapat menyebabkan luka bakar, efek siraman air keras juga menyebabkan nyeri yang hebat.

:quality(100)/photo/2019/11/08/305304429.jpg)
2 Siswi SMP di Jakarta Disiram Air Keras oleh Orang Tak Dikenal, Rekan Korban: Sering Ngeliat Orang Asing Tolah-toleh di Sekolah
Air keras merupakan larutan asam kuat yang pekat.
Air keras, terdiri dari beberapa jenis, misalnya asam sulfat atau H2SO4, asam klorida atau HCL, dan asam fosfat H3PO4.
Pada dasarnya, semua jenis air keras bisa menyebabkan luka bakar.
Saat kita tak sengaja menyentuh air keras, misalnya, kulit tangan kita tentu akan terbakar.
Bahkan saat kita tak sengaja menghirupnya, hal tersebut akan menyebabkan erosi gigi dan iritasi saluran pernapasan.
Meminum air keras juga dapat membakar mulut dan tenggorokan bahkan mengakibatkan lubang di perut.
Bila bagian mata yang terkena, efeknya adalah luka bakar, mata bengkak, nyeri, dan penglihatan kabur.
Kita juga bisa mengalami kebutaan saat mata kita terpapar larutan air keras yang cukup banyak.
Salah satu jenis air keras, yaitu asam klorida, sangat mudah ditemukan di toko-toko.
ilustrasi air keras
Berdasarkan investigasiKompas.comdi tahun 2017, asam klorida yang mudah ditemukan di toko tersebut berguna untuk membersihkan keramik yang kotor atau karat.
Padahal, Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat memasukkan asam klorida sebagai zat beracun.
Asam klorida bisa bersifat sangat korosif terhadap jaringan tubuh, dengan potensi kerusakan pada organ pernapasan, mata, kulit, dan usus.
Selain teror penyiraman air keras yang baru-baru ini terjadi, penyifik senior komisi pemberantasan korupsi (KPK) Novel Baswedan juga pernah mengalami penyiraman air keras jenis asam sulfat.
Akibat tragedi tersebut, Novel mengalami kerusakan permanen di kornea matanya.
Asam sulfat seringkali dipakai untuk keperluan terbatas, misalnya penelitian ilmiah atau industri.
Asam sulfat juga dijual bebas di pasaran, meski tidak bisa dipakai sembarangan.
Pertolongan pertama yang bisa ktia lakukan saat terkena air keras adalah dengan membasuh diri di bawah air mengalir untuk mengurangi bahan kimia yang masih ada di permukaan tubuh, sekaligus mengencerkan bahan kimianya.
Lalu, tutup bagian luka dengan plastik tipis untuk menghindari kontaminasi. Jika luka terdapat di bagian wajah, kita bisa mengoleskanVaseline petroleum jelly.
Setelah melakukan pertolongan pertama, korban harus segera dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
Ilustrasi penyiraman air keras yang dialamin Novel Baswedan.
Polisi telah memeriksa FY (29), tersangka pelaku penyiraman air keras di tiga lokasi wilayah Jakarta Barat, setelah ditangkap pada Jumat (15/11/2019) kemarin.
Dalam pemeriksaan, pelaku mengaku melakukan penyiraman air keras agar orang lain merasakan seperti penderitaan yang dialaminya.
"Jadi kalau mau sembuh (pelaku) katanya harus begitu (menyiram air keras). Jadi orang pengen merasakan apa yang dia (pelaku) rasakan," kata Panit 2 Jatanras Polda Metro Jaya, AKP Adhi saat di Polda Metro Jaya, Sabtu (16/11/2019).
Namun, kata Adhi, pihak kepolisian masih mendalami pengakuan pelaku tersebut. Sementara itu, Psikolog Klinis, Kasandra Putrantro yang dilibatkan kepolisian dalam pemeriksaan mengatakan, pelaku mengaku pernah mengalami kecelakaan jatuh dari lantai 3, beberapa tahun lalu.
Dalam insiden tersebut, pelaku kekurangan uang untuk membiayai pengobatan. Ia merasa kurang diperhatikan.
"Lalu mengalami kesulitan dalam pembiayaan pengobatan dan karena rasa marah itu dia lampiaskan kepada orang lain dengan harapan orang lain akan merasakan apa yang dia rasakan," kata Kasandra. (Kompas.com)