Santer Isu Baku Tembak Kedua Putranya Hingga Mengenai Ibu Tien Soeharto, Sosok Dekat dengan Soeharto Justru Beberkan Fakta Sebenarnya. Dia Pun Jadi Saksi Kepergian Sang Ibu Negara

Jumat, 15 November 2019 | 16:40
Tribun Timur (Repro)

Soeharto dan istrinya, Tien Soeharto

Fotokita.net- Keluarga Cendana selalu menarik perhatian publik. Gerak-gerik trah Presiden ke-2 Soeharto memang selalu mengundang penasaran lantaran mereka tak pernah berbicara blak-blakan. Kalaupun berikan konfirmasi, hal itu sesuai dengan dugaan sebelumnya.

Salah satu isu yang santer beredar di antara masyarakat Indonesia adalah penyebab kepergian Ibu Tien Soeharto. Entah siapa yang memulai, Ibu Negara yang murah senyum itu wafat lantaran pertikaian kedua putranya.

Sosok Ibu Tien Soeharto begitu melekat di dalam benak rakyat Indonesia, khususnya bagi mereka yang lahir sebelum tahun 90-an. Kiprah Ibu Tien yang selalu setia mendampingi Presiden RI kedua Soeharto seperti tak bisa dipisahkan dari sejarah bangsa.

Pada 28 April 1996, rakyat Indonesia mendapatkan kabar duka, Ibu Tien Soeharto yang memiliki nama lengkap Siti Hartinah itu meninggal dunia. Ketika itu publik tak ada yang menyangka dengan kabar duka tadi. Maklum, sebelumnya, anak kedua pasangan KPH Soemoharjomo dan Raden Ayu Hatmanti Hatmohoedojo itu masih beraktivitas sebagaimana biasanya.

Kontan saja publik berspekulasi atas penyebab kematian Bu Tien yang wafat padausia 72 tahun.

Baca Juga: Selamat Jalan Pak Habibie. Kisah Persahabatan Soeharto dan BJ Habibie, Berawal dari Momen Duka Ini Hingga Naik Moge Bareng...

Setelah simpang siur penyebab kematiannya dipertanyakan publik, akhirnya kini terungkap sudah.

Dikutip dari Tribun Jatim, penyebab sebenarnya Ibu Tien wafat diungkap oleh mantan Kapolri Jenderal Polisi Purnawirawan Sutanto.

Hal itu juga menjawab rumor yang beredar selama ini.

Saat itu, Jenderal Polisi Purnawirawan Sutanto rupanya menjadi saksi detik-detik wafatnya Tien Soeharto pada 1996 silam.

Hal itu seperti yang diceritakannya dalam buku berjudul 'Pak Harto, The Untold Stories'.

Sutanto mengaku, saat itu dia menyaksikan Soeharto terus mendampingi sang Ibu Negara.

Dok. Istimewa Intisari
Dok. Istimewa Intisari

Setelah simpang siur penyebab kematian Ibu Tien Soeharto, akhirnya mantan ajudan Soeharto ungkap faktanya

"Saya menyaksikan langsung bagaimana Pak Harto mengalami kesedihan yang amat mendalam," kata Sutanto dalam buku itu.

Menurutnya, bagaimanapun seseorang pasti akan sedih saat kehilangan pendamping hidupnya selama puluhan tahun.

"Ibu Tien telah banyak berkorban dan menemani Pak Harto dalam suka dan duka. Namun, dalam keadaan itu Pak Harto tetap nampak tegar, tenang, dan tabah," ujar Sutanto.

Baca Juga: Tahukah Kita, Persahabatan Soeharto dan BJ Habibie Bermula dari Momen Duka Ini. Simak Kisah Fotonya! Segera Pulih, Pak Habibie!

instagram/tututsoeharto

Ibu Tien Soeharto saat di Taman Buah Mekarsari

Beberapa hari setelah peristiwa itu, Sutanto melanjutkan, beredar isu mengenai penyebab meninggalnya Tien.

Isu itu menyebutkan, Tien meninggal dunia karena dua anak lelakinya, Tommy dan Bambang, saling berebut proyek mobil nasional.

Baca Juga: Jadi Cukong Pembangunan Masa Soekarno, Pengusaha Kaya Raya Asal Aceh Ini Berakhir Tragis Saat Soeharto Berkuasa. Inilah Cerita Penyebab Kejatuhannya...

Keduanya pun terlibat baku tembak hingga satu di antara tembakan kemudian mengenai Tien.

"Itu adalah rumor dan cerita yang sangat kejam dan tidak benar sama sekali."

"Saya saksi hidup yang menyaksikan Ibu Tien terkena serangan jantung mendadak, membawanya ke mobil, dan terus menunggu di luar ruangan saat tim dokter RSPAD melakukan upaya medis," jelasnya.

Oleh karena itu, Sutanto pun berharap agar masyarakat tidak termakan rumor tersebut.

"Saya harap jangan sampai rumor tidak benar itu tetap dipercaya oleh sebagian orang yang hingga kini terus menganggapnya benar," ujar Sutanto.

Sementara itu, Jenderal Polisi Purnawirawan Sutanto memiliki sejumlah kenangan dengan keluarga besar Soeharto.

Sutanto memang pernah menjadi ajudan Soeharto dari tahun 1995 hingga 1998.

Satu di antara kenangan yang masih diingat oleh Sutanto adalah saat dia menjadi saksi detik-detik wafatnya Tien Soeharto.

anton-djakarta.blogspot.com
anton-djakarta.blogspot.com

Ibu Tien Soeharto, Tommy kecil, dan Pak Harto

Saat itu, dia baru saja menemani Soeharto memancing di Anyer, pada Jumat, 26 April 1996.

Ketika Soeharto sedang memancing, rupanya Tien sedang berada di sentra pembibitan buah Mekarsari.

Menurut Sutanto, saat itu Tien terlalu asyik dan bergembira melihat sejumlah tanaman yang sedang berbuah di tempat itu.

Sehingga, dia pun kurang memperhatikan kesehatannya.

Padahal, sebenarnya Tien tidak boleh berjalan terlalu jauh dan lama.

Alasannya, Tien memang sedang mengidap penyakit gangguan jantung.

Saat Soeharto kembali ke rumah dan bertemu istri pada sore harinya, menurut Sutanto, suasana berlangsung seperti biasanya.

Baca Juga: Lagu Metallica Favorit Jokowi Diputar, Tim Pesawat Aktrobatik Kebanggaan TNI AU Ini Gelar Aksi Cantik di Depan Sang Presiden. Selamat Hari Jadi TNI!

@instagram.com/@cendana.archives

Halimah dan Ibu Tien Soeharto

Meski demikian, kala itu Tien tetap harus terus beristirahat karena kelelahan.

Namun, sesuatu tiba-tiba terjadi pada Minggu (28/4/1996) dini hari, tepatnya sekitar pukul 04.00 WIB.

"Baru pada Minggu dini hari sebelum subuh, sekitar pukul 04.00, Ibu Tien mendapat serangan janting mendadak," kata Sutanto, seperti dikutip dalam buku 'Pak Harto, The Untold Stories'.

Saat itu, sang Ibu Negara terlihat sulit bernapas sehingga dilarikan ke RSPAD Gatot Subroto.

"Saya melihat dokter Kepresidenan, Hari Sabardi, memberi bantuan awal pernapasan dengan tabung oksigen. Saya sendiri turut membawa Ibu Negara dari rumah ke mobil dan selanjutnya ke RSPAD. Saat itu, selain Pak Harto, Mas Tommy dan Mas Sigit ikut mendampingi," sambung Sutanto.

Sejumlah upaya medis untuk menyelamatkan Tien pun dilakukan oleh tim dokter, meski pada akhirnya Tien menghembuskan napas terakhirnya.

"Sekitar pukul 05.10, Ibu Tien menghembuskan napas terakhir dan meninggalkan berbagai kenangan kepada seluruh rakyat Indonesia," kata Sutanto.

Baca Juga: Diiringi Lagu Metal Favorit Jokowi, Lihat Foto-foto Aksi Cantik Tim Akrobatik di Hadapan Presiden Kita

12 tahun setelah Tien meninggal, Soeharto menyusul sang kekasih hati ke keabadian pada 27 Januari 2008.

Soeharto dan Tien dimakamkan di mausoleum bagi keluarga Presiden Republik Indonesia ke-2 bernama Astana Giribangun.

Dikutip dari Tribunnews.com, kompleks makam ini terletak di lereng Gunung Lawu pada ketinggian 660 meter di atas permukaan laut, tepatnya di di Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah, sekitar 35 km di sebelah timur kota Surakarta.

Baca Juga: Adu Nyali dengan Polisi, Veronica Koman Ngotot Akan Terus Ekspos Papua ke Dunia. Lewat Media Australia, Dia Beberkan Alasannya

TRIBUNSOLO.COM / LABIB ZAMANI
TRIBUNSOLO.COM / LABIB ZAMANI

Makam Soeharto dan Ibu Tien Soeharto di Astana Giribangun di Karanganyar, Jawa Tengah

Di atas komplek Astana Giribangun, terdapat Astana Mangadeg, yakni komplek pemakaman para penguasa Mangkunegaran, salah satu pecahan Kesultanan Mataram.

Astana Mangadeg berada di ketinggian 750 meter dpl, sedangkan Giribangun pada 660 meter dpl.

Di Astana Mangadeg dimakamkan Mangkunegara (MN) I alias Pangeran Sambernyawa, Mangkunegara II, dan Mangkunegara III.

Pemilihan posisi berada di bawah Mangadeg itu bukan tanpa alasan.

Yakni untuk tetap menghormati para penguasa Mangkunegaran, mengingat Ibu Tien Soeharto adalah keturunan Mangkunegara III. (Veronica Sri Wahyu Wardiningsih/GridPop.ID)

Artikel ini telah tayang di GridPop.ID dengan judulJenderal Polisi Bongkar Penyebab Kematian Ibu Tien Soeharto yang Selama Ini Jadi Tanda Tanya, Ini Fakta Sebenarnya

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya