Aksi Terbaru Tembak Kepala 3 Pengojek, KKB Papua Selalu Bikin Onar dengan Hilangkan Nyawa Warga. Lantas, Dari Mana Mereka Dapat Senjata dan Amunisinya?

Minggu, 27 Oktober 2019 | 09:30
facebook/TPNPB

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) melalui akun Facebook Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TP

Fotokita.net-Lagi-lagi, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua bikin ulah. Setelah kerusuhan warga akibat isu rasialisme berhasil diredam pemerintah dan warga, KKB Papua seolah terus mencari perhatian.

Mereka kembali berbuat onar agar perhatian kita tertuju pada mereka. KKB Papua pun diketahui gemar pamer foto dengan senjata lengkap. Mereka seolah bangga setelah berbuat onar. Maklum, operasi kekacauan yang mereka buat itu bertujuan mengganggu stabilitas keamanan di Bumi Cendrawasih.

Tiga pengemudi ojek tewas ditembak anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Jumat (25/10/2019). Ketiga korban bernama Rizal (31), Herianto (31) dan La Soni (25).

"Ketiga korban adalah tukang ojek yang selama ini bekerja melayani transportasi masyarakat di wilayah Distrik Sugapa," ujar Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Cpl Eko Daryanto, melalui rilis, Sabtu (26/10/2019).

Ketiga pengemudi ojek ditemukan dalam kondisi luka tembak di kepala dan luka sayat disebabkan senjata tajam di sekujur tubuh Penemuan ketiga jenazah pertama kali dilaporkan oleh seorang caleg terpilih, Titus Kobogau, yang dihadang dan ditodong KKB saat akan menjemput seorang gembala Gereja Kingmi di Kampung Pugisiga, Distrik Hitadipa, sekitar pukul 11.00 waktu setempat.

Saat itu Titus melihat ketiga korban telah meninggal di tempat.

Baca Juga: Dulu Saat Tumpas OPM Papua Diduga Punya Agenda Terselubung, Akankah Prabowo Simpan Misi Lain dalam Kabinet Indonesia Maju?

"Diduga ketiga korban baru saja dieksekusi setengah jam sebelumnya. Oleh kelompok itu Titus diperbolehkan melanjutkan perjalanan dan menyampaikan kabar kepada Bupati Intan Jaya. Natalis Tabuni dan Deki Belau (tokoh pemuda) tiba di TKP dan segera mengevakuasi jenazah para korban menuju Puskesmas Sugapa," kata Eko.

Menurut dia, para pelaku penembakan merupakan kelompok separatis OPM pimpinan Lekagak Talenggen.

Kompas.com
Kompas.com

Amunisi yang berhasil diamankan dari KKB Papua.

Kelompok kriminal bersenjata ( KKB) yang berada di Kabupaten Puncak, Papua, dalam beberapa waktu terakhir terus berulah. Yang juga terjadi pada Rabu (16/10/2019).

KKB yang disebut polisi diduga dari kelompok Lekagak Talenggen menembaki sebuah helikopter milik PT Intan Angkas di Distrik Ilaga Utara.

Menyikapi aksi-aksi KKB di Puncak, pihak Kodam XVII/Cenderawasih meyakini kejadian tersebut dilakukan untuk menunjukan eksistensi mereka. Terutama dalam satu tahun terakhir, KKB yang ada di wilayah Kabupaten Nduga terus beraksi sehingga kelompok-kelompok yang berada di Puncak juga ingin menunjukkan keberadaannya.

Baca Juga: Tak Punya Jalur Komando yang Rapi dan Sering Bertindak Sendiri-sendiri, Lantas Kenapa KKB Papua Sulit Ditumpas TNI - Polri?

"Untuk operasional mereka antara yang Ndugama (Egianus Kogoya) dengan kelompok Ilaga itu tidak terkordinir dalam satu komando. Artinya, apa yang terjadi di Ilaga itu bukan bagian dari aksi yang di Ndugama," ujar Wakapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Dax Sianturi, Jumat (18/10/2019).

Antar-kelompok yang dulunya menamakan diri Organisasi Papua Merdeka ( OPM), menurut Dax, seperti saling bersaing.

Facebook TPNPB
Facebook TPNPB

Pimpinan KKB Papua, Egianus Kogoya (lingkaran merah).

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang berafiliasi dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Papua beberapa kali menunjukkan kelengkapan senjata mereka.

Terkait hal itu, Kepala Penerangan Kodam 17 Cenderawasih Kolonel Inf M Aidi punya komentar sendiri.

Menurutnya, senjata-senjata dan amunisi tersebut berasal dari berbagai sumber.

Baca Juga: KKB Papua Selalu Ajukan Sederet Tuntutan Ini Hingga Kacaukan Keamanan. Rupanya Mereka Senang Pamer Kekuatan Lewat Foto!

Beberapa bulan yang lalu, kata Aidi seperti dilaporkan Kompas.com pada Jumat (26/7), seorang warga Polandia berhasil ditangkap di Wamena.

Orang itu ditangkap ketika sedang bertransaksi amunisi dengan anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Barang bukti yang berhasil diamakan saat itu berupa ratusan amusi.

Meski begitu, diduga sudah banyak yang lolos, sebelum ditangkap.

"Kemungkinan sudah lolos ribuan butir yang lain sebelum tertangkap," kata Aidi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (26/7/2019).

FB TPNPB
FB TPNPB

Tak kuat kena nyinyir netizen Indonesia KKB Papua minta keadilan dan perdamaian

Tak hanya itu, garis perbatasan negara yang sangat luas dan garis pantai Papua yang demikian panjang dan tidak mungkin bisa dijaga selama 24 jam, dinilai memungkinkan menjadi peluang pasokan amunisi dari luar.

Menurut Aidi, pasca kerusuhan Ambon dan Poso juga menjadi salah satu faktor tersebarnya senjata dan amunisi ke kelompok separatis di Papua.

Sebab, dari tangan perusuh di lokasi tersebut, belum semuanya berhasil ditarik kembali ke negara. "Kemungkinan sebagian besar disusupkan masuk ke Papua," tutur Aidi.

Baca Juga: Berasal dari Jayawijaya Papua, Anak Suku Dani Ini Terpilih Sebagai Wakil Menteri yang Dapat Tugas Khusus dari Jokowi

Facebook/KOMNAS-TPNPB
Facebook/KOMNAS-TPNPB

Pimpinan KKB Goliath Tabuni (kiri) dan Lekagak Telenggeng

Sumber lain: terjadinya konflik di beberapa negara tetangga seperti Filipina juga menjadi peluang sumber pasokon amunisi dan senjata masuk ke Papua.

Selain itu, dalam beberapa kali penyerangan Pos TNI-Polri, anggota kelompok separatis berhasil merampas senjata dan amunisi dari tangan aparat keamanan.

Aidi juga menyebutkan, ada dugaan keterlibatan tokoh-tokoh Papua tertentu yang mendukung perjuangan KSB.

Baca Juga: Dulu Saat Tumpas OPM Papua Diduga Punya Agenda Terselubung, Akankah Prabowo Simpan Misi Lain dalam Kabinet Indonesia Maju?

Facebook/TPNPB
Facebook/TPNPB

Kombatan TPNPB anak buah Egianus Kogeya

Salah satu indikasinya, beberapa tokoh Papua diam dan tidak bereaksi ketika kelompok separatis melaksanakan serangkaian tindakan kekerasan, pembantaian, penyerangan, pemerkosaan dan lain-lain.

Sebaliknya, saat negara bertindak mengerahkan aparat keamanan TNI-Polri.

"Mereka ramai-ramai melancarkan protes, mengkritik, memaki, memfitnah bahkan meminta TNI-Polri ditarik dari Nduga," katanya.

Jadi, menurutnya, bukan tidak mungkin para tokoh Papua tertentu berada di balik pergerakan KSB di hutan. (Kompas.com)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya