Fotokita.net- Kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah Sumatera dan Kalimantan memang sudah jadi berita di mana-mana.Api yang melalap hutan dan lahan di sejumlah wilayah Sumatera dan Kalimantan tak hanya membuat kesehatan warga terganggu akibat menghirup kabut asap.
Api juga membuat para penghuni alami hutan tunggang langgang. Bahkan, yang tak sempat menyelamatkan diri harus terima risiko, mati terpanggang.
Pada 2019 kebakaran hutan dan lahan (karhutla) memang bikin geram sejumlah pihak, termasuk negara tetangga. Maklum, pemerintah pusat dan daerah terlambat untuk mencegah dan mengantisipasinya. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun mengakui atas kelalaian pihaknya dalam menghadapi situasi karhutla.
Kebakaran hutan dan lahan membuat banyak satwa liar mati terjebak api.Melansir Kompas.com, Rabu (18/9/2019), beberapa waktu lalu dilaporkan dua ekor beruang mati terbakar di Desa Banyas, Kecamatan Kempas, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau.
Kemudian ditemukan pula ular berukuran besar yang mati terpanggang di hutan Kalimantan, seperti dilansir dari Tribunnews.com.
Kebakaran hutan tak hanya membuat para petugas kebakaran harus kerja keras memadamkan api.

:quality(100)/photo/2019/09/21/3380571903.jpg)
Orangutan diselamatkan dari hutan yang terbakar
Kebakaran hutan ini juga membuat pegiat konservasi kelimpungan menyelamatkan satwa-satwa liar, apalagi satwa yang hampir punah.
Melansir Mirror, Jumat (20/9/2019), dua ekor orang utan berhasil diselamatkan dari kebakaran hutan di Kalimantan.
Namun ada hal yang menyedihkan dibalik keberhasilan penyelamatan tersebut.
Salah satu orangutan yang diselamatkan dari kebakaran hutanditemukan dengan sebuah peluru bersarang di wajahnya.
Salah satu orang utan yang diselamatkan memiliki sebutir peluru di wajahnya
Kedua orangutan yang diselamatkan itu sudah dalam kondisi dehidrasi.
Masing-masing orangutan yang berjenis jantan dan betina, menempel pada pohon-pohon yang tersisa di area hutan hujan yang terbakar.
Beruntung mamalia asli Indonesia tersebut diselamatkan oleh tim dari International Animal Rescue (IAR).
Kedua orangutan itudinamakan Bara dan Arang.
Mereka diperkirakan berumur sekitar 20 tahun.
Tantyo Bangun, Ketua IAR Indonesia, memperingatkan bahwa penyelamatan hanyalah awal dari waktu yang berbahaya bagi spesies yang terancam punah.
Dia mengatakan, "Berdasarkan pengalaman kami tentang konsekuensi yang merusak dari kebakaran hutan pada tahun 2015, kemungkinan efek dari kebakaran ini akan terasa lama setelahapi dipadamkan.
"Banyak orangutan akan terdampar setelah rumah mereka (hutan) terbakar, memicu gelombang penyelamatan orangutan yang mendesak."
Bara dan Arang dibawa ke pusat perawatan amal, dan diharapkan akan dilepaskan kembali ke alam liar.
Orangutan di Kalimantan mengalami krisis
Karmele Llano Sanchez, direktur IAR Indonesia, menambahkan, kebakaran hutan menjadi masalah serius.
Bukan hanya bagi manusia tapi juga bagi satwa.
"Inilah saatnya bagi kita untuk mengatasi masalah kebakaran, yang tidak hanya mengancam manusia dengan menyebabkan penyakit dan mengganggu kegiatan anak-anak yang tidak dapat pergi ke sekolah karena bahaya asap, tetapi juga untuk orangutan dan rumah hutan mereka.
"Jika kita tidak melakukan upaya untuk mengatasi masalah ini, populasi orangutan akan semakin terancam."
Dan, juga masih jadi misteri siapa pelaku penembakan orangutan itu? (Nieko Octavi Septiana/Intisari Online)