Aksi Heroik Legenda Persipura Ini Selamatkan Pom Bensin di Jayapura dari Amukan Massa Anarkis. Simak Kisah Lengkapnya

Senin, 02 September 2019 | 07:51
ANTARA FOTO

Asap masih mengepul dari sebuah bangunan yang terbakar di Jayapura, Papua, Jumat (30/8/2019). Sejumlah bangunan dan kendaraan terbakar saat aksi unjuk rasa yang berakhir rusuh di Jayapura, Kamis kemarin, masih terkait memprotes dugaan tindak rasisme kepada mahasiswa Papua di Jawa Timur beberapa wakt

Fotokita.net - PadaKamis (29/8/2019) demonstrasianti-rasisme di Jayapura, Papua dilaporkan diwarnai aksi pembakaran dan penjarahan fasilitas umum, pertokoan, serta kendaraan pribadi.

Keterangan saksi mata dari lokasi kejadian, Kota Jayapura sempat mencekam usai aksi unjuk rasa yang berujung anarkis itu. Kegiatan eknomi di kota terbesar di Papua itu pun lumpuh.

Enggel Woly, wartawan di Kota Jayapura melaporkan aksi unjuk rasa berujung pembakaran pertokoan, rumah warga, kendaraan, hingga gedung seperti kantor pos dan Telkom.

Baca Juga: Tokoh Senior Papua Ini Bilang Bintang Kejora Adalah Bendera Budaya. Katanya, 'Mana Ada Belanda Mau Bikin Papua Merdeka. Itu Mimpi!'

ANTARA FOTO
ANTARA FOTO/INDRAYADI TH

Seorang warga membersihkan sampah seusai berlangsungnya aksi unjuk rasa di Jayapura, Papua, Jumat (30/8/2019). Sejumlah bangunan dan kendaraan terbakar saat aksi unjuk rasa yang berakhir rusuh di Jayapura, Kamis kemarin, masih terkait memprotes dugaan tindak rasisme kepada mahasiswa Papua di Jawa Ti

"Di terminal itu saya hitung ada sekitar 10 mobil plat hitam, lalu angkot itu tiga, dan motor itu sudah puluhan," katanya melalui sambungan telepon, kepada BBC News Indonesia, Kamis (29/8/2019).

"Kios-kios kecil itu barangnya juga dijarah. Jadi mereka lempar hancur, pintunya dibongkar, barang-barangnya diambil," tambah Enggel.

Tentu, kerusuhan yang terjadi di Jayapura itu meninggalkan duka bagi para korban yang kehilangan harta benda.

Baca Juga: Foto-foto Bendera Bintang Kejora Saat Demo Papua, Sejak Masa Presiden Ini Diakui Sebagai Bendera Budaya

Namun, peristiwa yang terjadi pada 29 Agustus itu menyimpan sebuah kisah heroik dari manajer SPBU Nagoya dan seorang legenda hidup Persipura yang berhasil menyelamatkan SPBU Nagoya dari aksi pembakaran massa.

Antara/Indrayadi TH

petugas kepolisian menembakan gas air mata untuk mengahalau massa saat berlangsungnya unjuk rasa di Jayapura, Papua, Kamis (29/8/2019)

Yafet Sibi, legenda hidup Persipura yang aktif bermain pada era 70-an, menceritakan saat kejadian ia berdiri di Tugu Marthen Indey. Jaraknya sekitar 50 meter dari SPBU Nagoya dan merupakan persimpangan menuju Jalan irian dan Jalan Koti.

Saat itu massa yang masih berada beberapa ratus meter di depannya tampak melakukan perusakan dengan melempari setiap bangunan yang dilewati. Ketika itu juga ia berpikir untuk melakukan sesuatu guna mengalihkan rute massa.

Caranya, ia menggunakan pakaian masyarakat pegunungan dan mengucapkan yel-yel yang biasa massa lontarkan.

Baca Juga: Menunggu Dialog di Papua, Damai atau Referendum? Foto-Foto Ini Tunjukan Jayapura Papua Masih Tegang

ANTARA FOTO
ANTARA FOTO/GUSTI TANATI

Warga melintasi bangunan dan kendaraan yang rusak, di Jayapura, Papua, Jumat (30/8/2019). Sejumlah bangunan dan kendaraan terbakar saat aksi unjuk rasa yang berakhir rusuh di Jayapura, Kamis kemarin, masih terkait memprotes dugaan tindak rasisme kepada mahasiswa Papua di Jawa Timur beberapa waktu la

"Dari tiga grup yang datang, saya sudah di Tugu Marthen Indey, Saya pakai atribut masyarakat pegunungan untuk saya mengarahkan massa tidak boleh lewat sini (Jalan Irian). Jadi ketiga rombongan massa itu saya arahkan ke sana (Jalan Koti) semua," ujarnya, Minggu (1/9/2019).

Baca Juga: Yuk Kenalan dengan Mahasiswa Papua yang Juara Lomba Fisika Dunia. Mimpinya, Ingin Buat Sekolah dan Makan Siang Gratis di Tanah Kelahirannya

Karena sosoknya sudah cukup dikenal, Yafet mengaku ada beberapa mahasiswa di dalam rombongan massa memanggilnya. Mahasiswa yang memanggilnya dengan sebutan "pak ondo (kepala suku)" kemudian ia manfaatkan untuk ikut menjaga SPBU dan menghalau massa.

Namun, upaya yang dilakukan Yafet Sibi tidak sepenuhnya berhasil karena masih ada belasan orang yang lewat di Jalan Irian dan melakukan pembakaran bangunan sebelum SPBU Nagoya.

Baca Juga: Jayapura Ricuh Soal Diskriminasi, Gedung Majelis Rakyat Papua Diamuk Massa. Apakah Papua Merdeka Makin Menguat?

KOMPAS.com/Dhias Suwandi

Yafet Sibi, Legenda Persipura, sedang menceritakan saat-saat kerusuhan di Kota Jayapura terjadi pada 29 Agustus 2019, Minggu (1/9/2019)

Di momen inilah Yohan Sombuk, Pengawas dan Manager Operasional SPBU Nagoya berperan. Ia yang saat kejadian berdiri di depan SPBU dengan kondisi pagar sudah ditutup, telah menyiapkan langkah antisipasi.

Ia mengaku telah menyiapkan air mineral agar massa tidak berbuat anarkistis di tempat kerjanya.

"Saya taruh minuman karena orang jalan itu haus. Lalu saya sebagai kapasitas orang Papua dan saya kerja di sini, jadi saya taruh badan untuk SPBU saya," tuturnya.

Baca Juga: Terkuak Kisah Pilu Rasisme Mahasiswa Papua, 'Ih, Kalian Bau dan Suka Makan Babi Mentah!'

ANTARA FOTO
ANTARA FOTO/GUSTI TANATI

Bangkai mobil yang terbakar masih tergeletak di pinggir jalan, di Jayapura, Papua, Jumat (30/8/2019). Sejumlah bangunan dan kendaraan terbakar saat aksi unjuk rasa yang berakhir rusuh di Jayapura, Kamis kemarin, masih terkait memprotes dugaan tindak rasisme kepada mahasiswa Papua di Jawa Timur beber

Meski ada massa yang tetap melakukan pelemparan batu ke arah SPBU, tapi akhirnya SPBU Nagoya hanya mengalami kerusakan sangat minim, yaitu kaca di bagian kantor lantai dua pecah.

Meski massa sudah lewat, suasana mencekam belum berhenti karena bangunan di sekitar SPBU dalam kondisi terbakar dan api sudah mulai membesar.

Baik Yafet Sibi dan Yohan Sombuk beserta para pekerja SPBU berinisiatif mengalurkan alat pemadam api yang ada di SPBU. Untungnya api pun tidak sampai menjalar ke SPBU meski bangunan di sekitarnya hangus terbakar.

Baca Juga: Fakta Lengkap Penangkapan Mahasiswa Papua, Cekcok Soal Pasang Bendera, Tiang Bendera Jatuh ke Tanah Hingga Makian Rasisme dari Oknum Berseragam Tentara

Kini SPBU Nagoya yang terletak di pusat kota Jayapura pun telah kembali melayani masyarakat untuk mengisi BBM sejak 31 Agustus. (Dhias Suwandi/Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Legenda Persipura dan Manajer Saat Halau Massa yang Hendak Bakar SPBU di Jayapura"

KOMPAS.com/DHIAS SUWANDI

Situasi di Jl. Ahmad Yani, Kota Jayapura, Papua, pada Jumat (23/08/2019) siang.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya